--> Teori Investasi | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

08/05/20

Teori Investasi

| 08/05/20

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

            Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi dan ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penyusun akan meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia. Demikian latar belakang yang bisa kami sajikan selanjutnya kami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

            Keputusan investasi merupakan keputusan rasional karena keputusan berdasarkan pertimbangan rasional. Dalam praktik, digunakan beberapa kriteria- kriteria tertentu untuk memutuskan diterimanya atau ditolaknya rencana investasi.

            Hubungan bilateral antara investasi dan pertumbuhan ekonomi: investasi yang memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan, di sisi lain, “sehat” pertumbuhan ekonomi dapat memberikan sumber daya yang diperlukan untuk membiayai investasi program baru. hubungan antara investasi saat ini dan pertumbuhan ekonomi di masa depan adalah model ekonomi. Mereka dapat digunakan untuk menentukan pembangunan ekonomi untuk volume investasi tertentu dan sebaliknya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Invsetasi dalam Ekonomi Makro

2.      Apa saja Kriteria Investasi

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian Invsetasi dalam Ekonomi Makro

2.      Mengetahui Apa saja Kriteria Investasi

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

            Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Banyak alasan yang membuat teori makro-ekonomi atau ekonomi makro menjadi subyek penting karena ada beberapa permasalahan sebagai berikut:

1.      Ekonomi makro merupakan pusat keberhasilan/ kegagalan suatu bangsa.

2.      Ekonomi makro menjadi topik utama karena suatu negara bisa menanggung akibat besar pada prestasi ekonomi yang dihasilkan dari berbagai kebijakan ekonominya.

A.    Definisi Ekonomi Makro[1]

            Ekonomi makro adalah suatu studi yang mempelajari perekonomian sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang prilaku perekonomian secara keseluruhan. Dalam ekonomi makro juga merinci tentang analisis mengenai pengeluaran agregat kepada 4 komponen yaitu :

1.      Pengeluaran rumah tangga ( komsumsi rumah tangga )

2.      Pengeluaran pemerintah

3.      Pengeluaran perusahaan ( investasi )

4.      Ekspor dan impor

            Ada tiga kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan pertumbuhan ekonomi atau kebijakan sisi penawaran. Tiga keprihatian utama ekonomi makro yaitu inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran.


 

B.     Definisi Investasi[2]

            Berdasarkan wikipedia, investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

            Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman mo-dal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/ perbelanjaan berikut ini:

1.      Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2.      Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

3.      Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.

            Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto.

C.    Definisi Investasi Dalam Ekonomi Makro[3]

            Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).

Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB(Produk Domestik Bruto) dengan rumus:

PDB = C + I + G + (X-M)

Dimana:

C = Consume/ Konsumsi

I = Investasi

G = Goverment/ Pemerintah

X = Export = Ekspor

M = Import = Impor

            Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

            Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal. Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat tertentu.

1.      Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan

                  Yang tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan, gedung atau bangunan yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah Pembentukan Modal Tetap Domestic Bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.

2.      Investasi Persediaan

                  Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/ keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.

D.     Fungsi Investasi

            Kurva investasi adalah hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi. Untuk mempertimbangkan investasi, perusahaan membandingkan pendapatan tahunan investasi dengan biaya modal tahunan. Selisih antara biaya modal tahunan dengan pendapatan tahunan disebut laba, bila laba positif investasi menguntungkan. Sebaliknya bila laba negatif, investasi rugi. Kurva yang menunjukkan keterkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii) bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makro-ekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi. Menurut Joseph Allois Schumpeter, investasi otonom (autonomous investment) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :


 

Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.

Tingkat bunga.

Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.

Kemajuan teknologi.

Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.

Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

E.     Kriteria Investasi[4]

            Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :

1.      Payback Period (PP)

      Adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha. Terdapat 2 Model perhitungan PP, yaitu:

F Apabila kas bersih setiap tahun sama

PP = Investasi X 12 bulan

Kas bersih / tahun

F Apabila kas bersih setiap tahun berbeda

PP = Sisa Investasi X 12 bulan

Kas bersih sesudahnya

      Untuk menilai usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :

PP sekarang lebih kecil dari umur investasi

Dengan membandingkan rata rata industri unit usaha sejenis

Sesuai dengan target perusahaan


 

Kelemahan metode ini :

Mengabaikan time value of money

Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa pengembalian

2.      Average Rate of Return (ARR)

      Mengukur ratarata pengembalian bunga dengan cara memban-dingkan antara ratarata laba setelah pajak atau EAT dengan ratarata investasi. Rumus menghitung ARR adalah sebagai berikut:

ARR % = Rata-rata EAT

Rata rata investasi

Ratarata EAT = Total EAT

Umur ekonomis (n)

Rata-rata investasi = Investasi

2

3.      Net Present Value (NPV)

`     Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed) denhgan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua PV tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV). Rumus :

NPV = Kas bersih 1 + Kas bersih 2 +…+ Kas bersih N - Investasi

(1+r) (1+r) (1+r)

Setelah memperoleh hasilnya,jika :

NPV positif, maka investasi diterima

NPV negatif, sebaiknya investasi ditolak


 

 

4.      Internal Rate of Return (IRR)

      Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.

Rumus = P1 C1 X P2 P1

C2 C1

Dimana: P1 tingkat bunga 1

P2 tingkat bunga 2

C1 NPV1

C2 NPV2

Apabila IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima

Apabila IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak


 

 

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

            Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I = (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :

1.      Payback Period (PP)

2.      Average Rate of Return (ARR)

3.      Net Present Value (NPV)

4.      Internal Rate of Return (IRR)


 

DAFTAR PUSAKA

            http://new-ekonomi-bisnis.blogspot.com/2016/09/teori-konsumsi-dan-investasi-teori.html

            http://ilmuekonomi123.blogspot.com/2017/05/investasi-dalam-konteks-ekonomi-makro.html

            https://athmospheresis.wordpress.com/2009/12/05/teori-investasi-makro-ekonomi/

            http://meyka.blogdetik.com/2013/06/02/investasi-dalam-konteks-ekonomi-makro

 



 




Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar