--> Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Dongeng | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

27/12/19

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Dongeng

| 27/12/19

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini

Melalui Dongeng


Hasil gambar untuk Dongeng anak

          Pendidikan anak usia  dini merupakan masa emas pada perkembagan anak. Pada masa ini terjadi perkembangan anak yang luar biasa, seperti berbahasa, berbicara, bercerita dan berdongeng. Berbicara merupakan alat komunikasi yang sangat penting dan mempunyai peran dalam perkembaganintelektual, sosial dan emosional pada anak. Pada masa kanak-kanak, anak akan berubah secara bertahap dan mulai melakukan komunikasih dengan suara  misalnya tertawa danmenangis, lalu berkomunikasi dengan gerakan misalnya  menganggukan kepala dan menggelengkan kepala, kemampuan berbicara adalah kemampuan anak untuk  untuk berkomunikasi. Secara lisan dengan orang  lain.[1]
          Kemampuan berbicara ini akan memberikan gambaran tentang kesanggupan anak dalam  menyusun bebagai kosa kata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan yang berstruktur pada anak. Berdongeng merupakan kegiatan yang  sangat bermanfaat bagi perkembangan berbicara pada anak, karena dengan berdongeng dapat mengasah daya pikir, imajinasi pada anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi,  membangun karakter anak, dapat menghangatkan hubunganorang  tua dan anak dan dapat  mendekatkan hubungan guru dan peserta  didiknya.[2]
          Tidak semua anak menyukai  dongeng karena dongeng kurang menarik, sifat anak yang tergolong lebih suka suasana melihat gambar bergerak dan gawai,  anak yang kurang gemar membaca dan mendengarkan dongeng,  masih banyak anak yang belum lancar berbicara dan anak yang  susah berinteraksi kepada teman-temannya.[3]
            Dengan berjalannya  waktu dan perkembangan teknologi  berdongeng mulai tidakdi sukai lagi oleh anak-bagi orang tua yang tidak memperhatikan pertumbuhan tumbuh kembang anak, sehingga anak lambat berbicara, tidak percaya diri dan susah berinteraksi dengan teman-temannya. Berdongeng sebenarnya bukansarana untuk menidurkan anak, melaikan untuk meningkatkan kedekatan hubungan orang tua dan anak, guru dan peserta didik, namun dunia anak merupakan dunia  yang aktif, pasti tidak akan mudah  membuat anak duduk tenang  dan fokus pada dongeng yang akan disampaikan. Akantetapi jangan biarkan hal  ini membuat orang tua dan guru
menyerah. Menurut pendongeng sekaligus pendiri kampong dongeng “AwanPrakoso” ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dongeng bisa menjadi kegiatan yang menarik dan mengasikkan bagi anak yaitu:[4]
1.      Posisi perlu di perhatikan.
      Jika anaksedang bermain,sebaiknya jangandulu di gangu karena bermainbagi anak-anak itu adalah keseriusan yang luar biasa. adi pililah posisi mendongeng yang pas sepeti sebelum tidur, atau menjelang makan, biasanya menemani anak agar mau di suapi.
2.      Upaya vokal danekspresi lucu dengancara membiasakan suara  yang lucu yang di sukai anak-anak. Seperti minsalnya menirukan suara binatang dandi kombinasi dengan bantuan gerakan tangan sehingga  anak  tidak merasa  bosan dengan dongeng yang sedang kita ceritakan.          
3.      Siapkan alat peraga agar anak-anak melihat  ekspresi dan gambaran cerita dengan nyata.
Awalilah sebelum berdongeng untukmengasah pikiran anak terlebih dahulu supaya  anak mengasah otaknya untuk berpikir dan berimajinasi. minsalnya  main tebak-tebakkan lagu dll.
4.      Tenang
Usahakan kondisi denganlagi keadaan santai.
5.      Melibatkan anak dalam  satu tempat dua adegan teknik ini sangat di anjurkan agar anak tidak merasa   bosan dengan suasana sehingga anak ikut dalam bercerita dan bisa meningkatkan kemampuan berbicaranya.
6.      Bijaksana dalam menyampaikan dongeng.
Menyampaikan dongeng tidak sama  dengan menyampaikan cerita umum, ada anak yang perlu penenang lebih lanjut minsalnya anak yang  pendiam, yang tidak suka berinteaksi dengan teman-temannya. Jadi banyak sekali manfaat berdongeng, bukanhanya mampu meningkatkan kemampuan berbicara anak saja  akan tetapi juga bisa meningkatkatkan berbahasa pada anak.
      Menurut Lilian Hole Well dalam A Book For Children Literature mencatat manfaat mendongeng paling sedikitnya enam manfaat:
1.       Membantu anak dalam mengembangkan daya imajinasi dan pengalaman emosional.
2.       Memuaskan kebutuhan ekspresi diri anak melalui proses identifikasi
3.       Memberikan pendidikan moral tanpa menggurui anak
4.       Memperluas cakrawala mental anak dan memberikan kesempatan pada anak untuk meresapi keindahan dari alur cerita yang didengarnya
5.       Menumbuhkan rasa humor dalam diri anak f. Memberikan persiapan apresiasi sastra dalam kehidupan anak setelah anak tumbuh dewasa.
  
   Peran seorang pendidik yang profisional dan keriatif merupakan pendidik yang memiliki wawasan dan pengetahuan sehingga mampu menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang menarik dengan menggunakan metode-metode yang dapat menggerakan anak untuk mengeksperisikan perasaan agar terjadi pembiasaan tingka laku ynag baik secara terus menerus dan tingka laku yang hanya dapat terjadi dalam suasana saling percaya. Dan juga guru mempunyai peran dapat mewujudkan aspek-aspek perkembangan anak terutama perkembangan sosial emosional yaitu mengembangkan pengembangan empati anak degan cara menjadi model dan contoh teladan dalam bersikap dan beperilaku agar anak dapat meniru perilaku baik dan berkembang empati anak. (Conny 2008:60).
  
   Hasil belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar tidak hanya mengetahui pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan diri pribadi individu yang belajar. Kemampuan empati adalah kemampuan untuk mengetahuai perasana orang lain. Empati merupakan akar kepedulian dan kasih sayang dalam setiap hubungan emosional anak dalam upayanya untuk menyesuaikan emosionalnya dengan emosional orang lain. Empati merupakan kunci untuk memahami perasaan orang lain sehingga anak mampu menunjukan sikap toleransinya dan dapat memberikan kasih sayang, memahami kebutuhan temanya, serta mau menolong teman yang sedang mengalami kesulitan. Anak yang belajar berempati akan memiliki kepedulian dan mampu mengendalikan emosinya dengan mampu memberi dan menerima maaf serta anak mau bermain bersama dan saling berbagi dengan temanya. Menurut Golemen (1997:136).

          Di tengah banyaknya kasus kekerasan, dongeng dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa cinta kasih, empati dan simpati pada sesama. Konstruksi cerita yang diinternalisasikan pada diri anak tentunya diorientasikan agar perkembangan jiwanya diwarnai oleh nuansa kedamaian dan toleransi namun tetap diwarnai kesadaran kritis. Lewat media dongeng hal itu dapat dilakukan, karena media ini memberi peluang untuk terjadinya dialog empati tanpa dominasi. Sehingga memungkinkan tersemaikannya kesadaran kritis pada mereka. Muaranya adalah akan menyebabkan jiwa anak terkonstruksi pada hal yang bersifat manusiawi.
          Selain metode dongeng, empati pada anak dapat dikembangkan melalui metode bermain peran. Metode bermain peran adalah suatu proses pembelajaran artinya anak dapat berperan langsung dengan apa yang telah dilihatnya serta dengan melaksanakan metode bermain peran anak dapat menyelami perasaan orang lain tanpa anak ikut larut di dalamnya. Sebagaimana di kemukakan Rachmawati (2007), bermain peran yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak yang akan mengembangkan imajinasi dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
               Kusumo Priyono dalam bukunya Terampil Mendongeng (2003) mengemukakan pengertian mendongeng yang terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu :
1.      Dongeng yang berhubungan dengan legenda, yaitu tentang kepercayaan masyarakat terkait asal mula terjadinya sesuatu. Misalnya Gunung Tangkuban perahu, dll.
2.      Fabel, yaitu dongeng yang berkaitan dengan dunia binatang yang digambar-kan dan bersifat seperti manusia. Cocok untuk menyindir, penanaman nilai, dan pembelajaran. Misalnya kancil, dll.
3.      Mite, yaitu dongeng tentang kepercayaan spiritual. Misalnya tentang dewa-dewa, dll. d. Dongeng pelipur lara yang berfungsi sebagai selingan saat istirahat.
4.      Cerita-cerita rakyat

          Jenis dongeng yang paling cocok disampaikan bagi anak usia dini, di antaranya sebagai berikut :[5]
1.      Dongeng Tradisional, merupakan dongeng yang berkaitan dengan dongeng rakyat dan biasanya turun termurun. Misalnya, Dongeng Legenda Banyuwangi dan Malin Kundang.
2.      Dongeng Futuristik (Modern) disebut juga dongeng fantasi. Dongeng ini biasanya berdongeng tentang sesuatu yang fantastik, misal tokohnya tiba-tiba menghilang. Misalnya, Dongeng Doraemon dan Superman yang bisa terbang.
3.      Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan suatu misi pendidikan bagi dunia anak-anak, misalnya Dongeng Monster Kuman Gigi agar anak rajin menggosok gigi.
4.      Fabel adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang digambarkan bisa berbicara seperti manusia, misalnya Dongeng Burung Merak yang Sombong dan Singa Berguru pada Kucing
5.      Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa sejarah. Dongeng ini banyak yang bertemakan kepahlawanan. Misalnya, Dongeng masa kecil RA. Kartini.
6.      Dongeng terapi adalah dongeng yang diperuntukkan bagi anak-anak korban bencana atau anak-anak yang sakit. Misalnya, Dongeng Abu Nawas yang cerdik dan Jenaka.
          Menurut Moeslichatoen (2004), terdapat beberapa macam teknik mendongeng yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut.
1.      Membaca langsung dari buku dongeng Teknik mendongeng dengan membacakan langsung sangat efektif apabila pendidik memiliki buku dongeng yang menarik dan cocok untuk dibacakan kepada anak. Indikator bahwa dongeng yang disajikan pendidik dapat dipahami serta sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak usia dini, antara lain pesanpesan yang disampaikan dapat ditangkap anak, anak dapat memahami perbuatan itu salah dan benar, serta kejadian yang didongengkan mengisahkan sesuatu lucu atau kejadian yang menarik.
2.      Mendongeng menggunakan ilustrasi gambar dari buku Teknik mendongeng ini akan efektif apabila dongeng yang disampaikan pada anak disuguhkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian anak. Menceritakan dongeng tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar dibandingkan apabila anak mendengarkan dongeng dari buku dongeng bergambar. Penggunaan ilustrasi gambar dalam berdongeng dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan serta mengikat perhatian anak pada jalan atau alur cerita yang didongengkan.
3.      Menceritakan dongeng secara langsung Menceritakan dongeng secara langsung merupakan salah cara tradisi penuturan suatu kisah lama dari mulut ke mulut dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4.      Mendongeng dengan menggunakan papan flanel Pendidik dapat membuat papan flanel dengan melapisi seluas papan dengan kain flanel yang berwarna netral, misalnya warna abu-abu. Gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan dalam dongeng digunting polanya pada kertas yang dibelakangnya dilapisi dengan kertas gosok yang paling halus untuk menempelkan pada papan flanel supaya dapat melekat.
5.      Mendongeng dengan menggunakan media boneka Pemilihan mendongeng dengan menggunakan boneka akan tergantung pada usia dan pengalaman anak. Biasanya boneka itu terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, nenek, kakek, dan bisa ditambahkan anggota keluarga yang lain. Boneka yang dibuat itu masing-masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu.
6.      Dramatisasi suatu dongeng Pendidik dalam mendongeng memainkan perwatakan tokoh- tokoh dalam suatu dongeng yang disukai anak dan merupakan daya tarik yang bersifat universal (Gordon dan Browne, 1985:325). Dongeng anak-anak yang disukai adalah Timun Emas dan Si Kancil Mencuri Ketimun.
7.      Mendongeng sambil memainkan jari-jari tangan Pendidik dapat menceritakan perilaku tokohtokoh dalam dongeng dengan memainkan jari-jari tangan yang didesain sedemikian rupa agar memikat perhatian anak. Namun, tentu saja teknik ini membutuhkan keterampilan pendidik dalam memainkan jari-jari tangan dan mengolah berbagai macam suara (intonasi, warna dan volume).


DAFTAR PUSTAKA

Https://  Sains Kompas.com /read/2012/05/15/14553591/   agardongeng lebih memikat si kecil.

Https://  Sains Kompas.com /read/2012/05/15/14553591/   agar dongeng lebih memikat si kecil.

Gustimarni. Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui bermain peran usia 5-6 tahun di TK Permataku merangin kabupaten kampar. Jurnal EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016


Nurmawahda Nila, Skripsi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Tarbiyah UIN Jakarta. “Implementasi Metode Mendongeng Kak Awam Prakoso Dalam Menyampaikan Pesan Moral Pada Anak Usia Dini”. Jakarta 2019

Kusmaidi Ade, dkk. Strategi Pembelajaran PAUD Melalui Metode Dongeng Bagi Pendidik PAUD. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF Vol. 3 No. 2, 2008




                [1] Diakses di : Https://  Sains Kompas.com /read/2012/05/15/14553591/   agardongeng lebih memikat si kecil. Pada 26 Desember 2019
                [2] Gustimarni. Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui bermain peran usia 5-6 tahun di TK Permataku merangin kabupaten kampar. Jurnal EDUCHILD Vol. 5 No. 1 Tahun 2016
                [4] Nila Nurmawahda, Skripsi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Tarbiyah UIN Jakarta. “Implementasi Metode Mendongeng Kak Awam Prakoso Dalam Menyampaikan Pesan Moral Pada Anak Usia Dini”. Jakarta 2019
                [5] Ade Kusmaidi, dkk. Strategi Pembelajaran PAUD Melalui Metode Dongeng Bagi Pendidik PAUD. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF Vol. 3 No. 2, 2008

Related Posts

1 komentar: