Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi
Dengan Pengembangan Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Maward
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan juga dijadikan
sebagai tolak ukur dalam mengetahui kemajuan suatu bangsa.
Bangsa dengan tingkat pendidikan yang baik akan menjadi bangsa yang maju, dan
sebaliknya bangsa yang memiliki kualitas dan sistem pendidikan yang buruk maka akan
menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lainnya. Sehingga kemajuan
suatu bangsa bergantung pada tingkat kemajuan sistem pendidikan negara tersebut[1].
Kemajuan sistem
pendidikan di suatu negara dapat dipengaruhi baik dan buruknya kualitas
pembelajaran dari berbagai bidang ilmu, salah satunya yaitu pembelajaran matematika.
Pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran harus yang dipelajari oleh setiap siswa, karena ilmu matematika
dapat digunakan dalam bidang ilmu lainnya.
Dengan demikian,
pembelajaran matematika juga dapat berpengaruh terhadap baik buruknya suatu sistem pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang ilmu
yang mendasari ilmu lainnya. Sesuai dengan pernyataan Suherman dan Winaputra
yang menyatakan bahwa: “Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu yang berarti bahwa matematika adalah sumber
dari ilmu yang lain.
Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pembelajaran matematika salah
satunya yaitu mendesain pembelajaran matematika yang sesuai dan tepat dengan kondisi negara
tersebut. Mendesain pembelajaran yang baik dapat dilakukan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dan tepat,
karena tujuan pembelajaran dijadikan sebagai pedoman dalam membuat desain
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik. Dengan demikian kemampuan seorang guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran sangat diperlukan,
karena tugas seorang guru, tidak hanya mengajar dan membuat siswa memahami isi
dari materi yang disampaikan melainkan seorang guru juga harus mampu membuat desain
pembelajaran yang sesuai dan tepat sehingga guru dapat mengetahui proses pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik atau tidak.
Mengingat
begitu pentingnya tujuan
pembelajaran dalam pembelajaran matematika, maka diperlukan
panduan untuk merumuskan
tujuan pembelajaran yang tepat
bagi para guru.
Untuk keperluan tersebut beberapa pakar telah mengklasifikasikan
tujuan-tujuan pembelajaran dalam
suatu model yang
disebut taksonomi pendidikan. Taksonomi tersebut
digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah
kognitif, berkaitan dengan
tujuan belajar yang berorientasi pada
kemampuan berpikir; (2)
ranah afektif berhubungan
dengan perasaan, emosi, sistem
nilai, dan sikap
hati); dan (3)
ranah psikomotor (berorientasi
pada keterampilan motorik atau
penggunaan otot kerangka)[2].
Saat ini dikenal berbagai macam
taksonomi tujuan instruksional
yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya:
Bloom; Merill dan Gagne (kognitif); Krathwohl Martin &
Briggs, dan Gagne
(afektif); dan Dave,
Simpson dan Gagne (psikomotor), dan lain sebagainya4.
Taksonomi yang menjadi satu-satunya model taksonomi tujuan
pembelajaran yang digunakan sebagai acuan mengembangkan tujuan kurikulum dalam
sistem pendidikan di Indonesia adalah taksonomi Bloom[3].
Taksonomi Bloom membagi kembali ketiga ranah tersebut menjadi kategori dan
subkategori yang berurutan secara hierarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana
sampai tingkah laku yang paling kompleks [4].
Peradaban
Islam juga mempunyai pengaruh dalam
dunia pendidikan, karena banyak ulama yang berkonstribusi dalam dunia
pendidikan terutama dalam merumuskan tujuan pembelajaran, salah satunya yaitu
Al Mawardi. Beliau mengungkapkan bahwa terdapat sekurang-kurangnya empat indikator
keberhasilan siswa dalam belajar, antara lain: (1) menghafal,
(2) memahami, (3) mengetahui tujuan belajar, (4) mengamalkan ilmu. Keempat
indikator tersebut dikenal dengan nama teori Al Mawardi.[5]
Pada dasarnya
paradigma pendidikan yang ditawarkan Al Mawardi lebih mengacu kepada aspek
afektif (moraltransendental) meskipun
juga tidak mengabaikan aspek kognitif (sensual-logis)
dan psikomotorik (sensual-empiris).
Hal ini relevan
aspirasi pendidikan Islami, yakni aspirasi yang bernafaskan
moral dan agama, karena dalam taksonomi pendidikan Islami, dikenal adanya aspek
transendental yaitu domain iman disamping tiga domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dikembangkan oleh B.S Bloom dkk.[6][7]
Pada
penelitian-penelitian sebelumnya kebanyakan hanya membahas tentang konsep
pendidik, pendidikan akhlak, etika dan estetika. Peneliti belum banyak menemukan penelitian terdahulu
yang membahas tentang teori Al Mawardi, hal ini dapat dibenarkan dari ungkapan peneliti Nurhayati dan Syahrizal
yang mengatakan bahwa teori Al Mawardi tentang tujuan dan indikator keberhasilan belajar belum dikaji dan
dikembangkan dalam konteks pendidikan modern, dan menurutnya
pandangan dari teori ini sangat relevan untuk dipublikasikan dalam konteks
pendidikan modern untuk membangun pribadi muslim yang ikhlas karena Allah dalam menjalankan
segala aktifitasnya, dan memiliki keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi11. Oleh sebab itu,
perlu adanya peneliti-peneliti berikutnya yang mengkaji teori Al Mawardi
lebih dalam lagi.
Standar penilaian
pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar siswa yang digunakan sebagai dasar
dalam penilaian hasil belajar siswa pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah[8].
Penilaian aspek kognitif dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan
kompetensi yang dinilai, sedangkan penilaian aspek sikap dilakukan
melalui observasi atau pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan
pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis merasa perlu untuk membuat
makalah dengan judul “Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi Dengan Pengembangan
Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Mawardi”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
proses pengembangan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa
berdasarkan teori Al Mawardi?
2.
Bagaimana
kevalidan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori
Al Mawardi?
3.
Bagaimana
reliabilitas instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan
teori Al Mawardi?
C.
Tujuan Makalah
Sesuai dengan judul dan rumusan masalah di atas, tujuan makalah
yang ingin di capai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses pengembangan instrumen penilaian
hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi.
2. Untuk mendeskripsikan kevalidan hasil pengembangan instrumen
penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi.
3. Untuk mendeskripsikan reliabilitas hasil pengembangan instrumen
penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi.
D.
Defenisi Operasional
Penyusunan definisi operasional disusun berdasarkan aspek utama
yang menjadi inti kajian dalam penelitian ini yaitu instrumen
penilaian hasil belajar matematika siswa yang dibuat berdasarkan teori Al
Mawardi. Dengan demikian, peneliti mendefinisikan beberapa istilah berikut:
1.
Pengembangan
adalah suatu rangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
suatu penilaian berdasarkan teori yang telah ada.
2.
Hasil
belajar siswa adalah pencapaian belajar siswa yang diperoleh setelah melakukan
pembelajaran.
3.
Instrumen
penilaian hasil belajar adalah alat pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
4.
Teori
Al-Mawardi adalah teori yang dipelopori oleh seorang ulama Islam yaitu Abū
al-Hasan Ali bin
Muhammad bin
Habīb al-Bashriy al-Māwardiy. Dalam teori
ini, terdapat empat indikator keberhasilan belajar seorang siswa yang dapat
digunakan dalam peroses pembelajaran, antara lain: (1) menghafal (al-Hifz), (2) memahami (al-fahm),
(3) mengetahui tujuan belajar (al wuquf ‘ala gard al-ta’allum),
(4) mengamalkan ilmu (al-‘amal bi al-‘ilm).
1.
Pengembangan
instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi
adalah suatu
rangkaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menghasilkan suatu
penilaian dalam mengukur pencapaian hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
yang berpedoman pada teori belajar Al Mawardi.
2.
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya.
3.
Validitas
isi: validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang
harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang
hendak diukur.
4.
Validitas
konstruk: validitas ini terkait dengan kemampuan instrumen penilaian mengukur
cakupan materi atau aspek yang diukur.
5.
Reliabilitas
adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika
1.
Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar merupakan pencapaian belajar atau prestasi belajar.
Prestasi belajar menurut Haladya dalam Djemari Mardapi diperoleh dalam waktu
yang relatif singkat, sedangkan kecerdasan atau bakat diperoleh melalui waktu
yang lama.[9]
Secara
umum Muloyono Abdurrahman
menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar, menurutnya juga anak-anak yang
berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional.[10]
Sedangkan
menurut Dimyati dan Mudjiono hasil
belajar merupakan keberhasilan yang
dicapai seorang peserta
didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran yang ditandai
dengan bentuk angka,
huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak
penyelenggara pendidikan.[11]
Hasil
belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa
setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil
belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan,
pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan
lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.
Hasil
belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses
pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau
memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat
mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi
pelajaran tertentu.
Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih
baik[12].
Hasil
belajar matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah siswa
mampu memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Siswa juga diharapkan mampu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.[13]
2.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil
belajar siswa atau informasi tentang ketercapaian kompetensi siswa.8
Menurut Griffin dan Nix
dalam Mimin Haryati penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah
fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu [14].
Sedangkan menurut Kusaeri dan Suprananto penilaian adalah suatu
prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi
yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang
atau objek.[15]
Secara khusus untuk
dunia pendidikan, Gronlund & Linn dalam Kusaeri dan Suprananto mendefinisikan penilaian sebagai suatu
proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan
informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.11
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian
yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif,
dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar dan
acuan penilaian. Penilaian proses pembelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan
pengajaran.[16]
Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar matematika siswa
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
dengan kriteria tertentu yang diperoleh setelah mengkonstruksi atau membangun konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi sehingga konsep atau prinsip tersebut terbangun dengan
sendirinya.
3.
Instrumen Penilaian
Instrumen merupakan suatu
alat yang dipergunakan
sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur
atau mengumpulkan data dari suatu
variabel. Djaali dalam Zulkifli Matondang menyatakan
bahwa secara umum yang dimaksud
dengan instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi
persyaratan akademis maka
dapat dipergunakan sebagai alat
untuk mengukur suatu objek ukur
atau mengumpulkan data
mengenai suatu variabel.[17]
Instrumen penilaian
adalah alat yang
digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik,
misalnya: tes dan skala sikap[18].
Instrumen penilaian adalah suatu alat yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur, mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi
untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa atau
sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek
pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Instrumen penilaian dalam penelitian ini
menggunakan instrumen tes. Contoh instrumen tes adalah hasil belajar, tes
inteligensi, dan tes bakat.
a.
Kaidah
Penulisan Instrumen
Dalam penulisan soal instrumen tes,
penulis butir soal harus memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya, kaidahnya
adalah seperti berikut:
1)
Kaidah penulisan soal ganda[19]:
a)
Materi:
(1) Soal harus sesuai dengan indikator. (2) Pengecoh harus
berfungsi. (3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
b)
Kontruksi:
(1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. (2) Rumusan pokok soal
dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. (3) Pokok
soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. (4) Pokok soal jangan
mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. (5) Pilihan jawaban harus
homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (6) Panjang rumusan pilihan
jawaban harus relatif sama. (7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan
”semua pilihan jawaban di atas salah” atau “semua pilihan jawaban di atas
benar”. (8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis tersebut. (9) Gambar, grafik,
tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
(10) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna
tidak pasti, seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. (11) Butir soal jangan
bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c)
Bahasa:
(1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. (2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat. (3) Menggunakan
bahasa yang komunikatif. (4) Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata atau
frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
2)
Kaidah
penulisan soal uraian
a)
Materi:
(1) Soal harus seuai dengan indikator. (2) Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban
yang diharapkan. (3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan
pengukuran. (4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis
sekolah atau tingkat kelas.
b)
Kontruksi:
(1) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. (2) Ada
petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. (3) Setiap soal harus ada
pedoman penskorannya. (4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.
4.
Validitas
Validitas
menurut KBBI adalah sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir,
atau kekuatan hukum;
sifat valid; kesahihan[20]. Dengan
kata lain, valid berarti
mampu mengukur apa
yang semestinya diukur. Suatu
alat evaluasi dikatakan
valid (sahih) jika alat
evaluasi tersebut mampu mengevaluasi
apa yang seharusnya dievaluasi. Alat evaluasi yang
mempunyai ko[21]ndisi demikian dikatakan mempunyai validitas.
Menurut Azwar dalam Zulkifli Matondang validitas berasal dari kata validity
yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukur (tes) dalam melakukan fungsi
ukurnya18.
Menurut Gronlund
dan Linn dalam Jonathan Sarwono menyebutkan bahwa
validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau
evaluasi19.
Sedangkan Allen & Yen
berpendapat bahwa validitas instrumen tes adalah ketepatan mengukur apa yang seharusnya
diukur melalui item tes[22]. Berdasarkan
dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah
ketepatan dan kecermatan interpretasi instrumen pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Secara umum, validitas dibagi menjadi dua yaitu[23]:
a.
Validitas
Logis
validitas ideal, atau validitas teoritik. Validitas logis
untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada
kondisi instrumen evaluasi yang
memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran. Validitas logis ada dua
macam yaitu[24]:
1)
Validitas
isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian
dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau
variabel yang hendak diukur. Misalnya
tes hasil belajar bidang studi matematika, harus bisa mengungkap isi bidang
studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber
dari kurikulum bidang studi yang
hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga diperkaya
dengan melihat/mengkaji buku sumber. Tes
hasil belajar tidak mungkin dapat
mengungkap semua materi
yang ada dalam bidang studi
tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu harus diambil
sebagian dari materi dalam
bentuk sampel tes.
Sebagai sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung
dari seluruh materi bidang studi. Cara yang ditempuh dalam menetapkan
sampel tes adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di
dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah
konsep dari setiap pokok bahasan yang ada. Dari setiap konsep kembangkan
beberapa pertanyaan tes. Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat
untuk memenuhi validitas isi. Dalam hal tertentu tes yang telah disusun sesuai
dengan kurikulum (materi dan tujuannya)
agar memenuhi validitas isi, peneliti atau pemakai tes dapat
meminta bantuan ahli bidang
studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai
atau tidak, sebagai sampel tes.
2)
Validitas konstruk atau bangun pengertian berkenaan dengan
kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang terdapat pada materi yang diukur.
Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep kemampuan, minat,
sebagai variabel penelitian dalam berbagai bidang
kajian harus jelas
apa yang hendak diukurnya. Konsep-konsep tersebut
masih abstrak, memerlukan
penjabaran yang lebih spesifik, sehingga
mudah diukur. Ini
berarti setiap konsep
harus dikembangkan
indikator-indikatomya. Dengan adanya indikator dari setiap
konsep maka bangun
pengertian akan nampak
dan memudahkan dalam menetapkan
cara pengukuran. Untuk
variabel tertentu,
dimungkinkan penggunaan alat ukur
yang beraneka ragam
dengan cara mengukurnya yang
berlainan. Menetapkan indikator suatu
konsep dapat dilakukan dalam
dua cara, yakni (a) menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah
dan (b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa yang terjadi dalam kehidupan
nyata. Untuk melakukan validitas logis terhadap instrumen penilaian yang telah
dibuat yaitu dengan divalidasi oleh validator atau para ahli.
b. Validitas Empiris
Validitas empiris
memuat kata “empiris” yang artinya pengalaman. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki
validitas empiris apabila
sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya
dengan menyusun instrumen
berdasarkan ketentuan seperti
halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui
pengalaman. Validitas empiris ada dua yaitu: (1) validitas “ada
sekarang” juga dikenal validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas ini jika
hasilnya sesuai dengan
pengalaman; (2) validitas ramalan
(predictive validity), memprediksi
artinya meramal sesuatu yang akan
datang yang sekarang
belum terjadi. Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria
tertentu. Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya,
apakah alat ukur tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau
perilaku tertentu atau kriteria tertentu yang diinginkan. Misalnya alat ukur
motivasi belajar, apakah dapat digunakan untuk meramal prestasi belajar yang
validitas yang sangat
penting dalam situasi diagnostik.
Bila alat ukur dimaksudkan sebagai prediktor maka validitas konkuren tidak
cukup memuaskan dan validitas prediktif merupakan keharusan.[25]
5.
Reliabilitas
Reliabilitas alat
ukur adalah ketetapan atau keajegan
alat tersebut dalam mengukur apa yang
diukurnya. Artinya, kapan
pun alat ukur
tersebut digunakan akan memberikan
hasil ukur yang
sama.
Menurut Sudjana reliabilitas alat
penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai
apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama[26].
Reliabilitas mempunyai karakteristik
sebagai berikut[27]:
Pertama, reliabilitas merujuk pada
hasil yang didapat
melalui sebuah
instrumen tes, bukan merujuk
kepada instrumennya sendiri.
Kedua, reliabilitas merupakan syarat
perlu tetapi belum cukup untuk syarat validitas.
Ketiga, reliabilitas utamanya
berkaitan dengan statistik. Analisis logis
dari suatu tes
akan memberikan sedikit
bukti berkaitan dengan
reliabilitas skor tes. Tes harus diujikan satu kali atau lebsama sehingga
konsisten hasilnya dapat
ditentukan ih pada sekelompok anak.
Untuk mengetahui
apakah tanggapan terhadap
tes atau instrumen itu mantap dan
konsisten, dapat dilakukan dengan cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua
kali) kepada objek ukur
atau responden yang sama. Pengetesan
dua kali merupakan syarat minimal
untuk mengetahui apakah tanggapan objek ukur terhadap tes
tersebut konsisten atau tidak.
Dalam
pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat ditempuh berbagai cara yaitu
kita melakukan pengetesan
dua kali dengan
tes sama terhadap objek ukur yang
sama, atau dengan
melakukan pengetesan sekali dengan
menggunakan dua tes
yang butir-butirnya
setara. Jika kita menggunakan pengetesan sekali maka kesamaan atau
kesetaraan tes yang digunakan merupakan
syarat mutlak yang
harus dipenuhi, karena kemantapan
atau konsistensi tanggapan terhadap butir-butir yang akan diperiksa.
Pada teknik
belah dua ini
pengukuran dilakukan dengan
dua kelompok butir yang
setara pada saat
yang sama. Karena
setiap kelompok butir merupakan
separuh dari seluruh
tes, maka biasanya kelompok butir pertama diambil
dari butir-butir tes
yang bernomor ganjil, sedangkan
kelompok butir yang kedua diambil dari butir-butir tes yang
bernomor genap. Perlu
diketahui bahwa reliabilitas
dengan teknik ini sangat relatif, karena reliabilitas akan tergantung pada cara penomoran dan
pengelompokan butir yang
diambil. Di sini pengukuran dilakukan dengan menggunakan
dua tes yang dibuat setara
kemudian diberikan kepada
responden atau objek tes dalam waktu
yang bersamaan. Skor
dari kedua kelompok
butir tes tersebut dikorelasikan untuk mendapatkan
reliabilitas tes.
Cara
menentukan reliabilitas yaitu, yang pertama dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yang
kedua menggunakan software microsoft Excel, dan yang ketiga dengan menggunakan
aplikasi SPSS, dan yang keempat dengan menggunakan analisis faktor.
BAB III
ISI
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Matematika Siswa Berdasarkan Teori
Al Mawardi
No |
KD |
Indikator |
Teknik |
Instrumen |
1. |
M-1
Menghafal fakta, konsep, atau prosedur |
|||
3.3 Mendeskripsikan
dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.1
Menuliskan notasi fungsi. |
Tes |
Soal tes pilihan ganda |
|
3.3.2
Menyatakan relasi
dan fungsi |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.3
Menyatakan relasi dan fungsi dengan mengguna-kan berbagai representasi. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
2. |
M-2
Memahami fakta, konsep, atau prosedur |
|||
3.3 Mendeskripsikan
dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.4
Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi |
Tes |
Soal tes pilihan ganda |
|
3.3.5
Menentukan relasi dan fungsi dari suatu himpunan. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.6
Menentukan domain, kodomain, dan range dari suatu relasi
dan fungsi. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.7
Menentukan nilai suatu
fungsi. |
Soal tes pilihan |
No |
KD |
Indikator |
Teknik |
Instrumen |
1. |
M-1
Menghafal fakta, konsep, atau prosedur |
|||
3.3 Mendeskripsikan
dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.1
Menuliskan notasi fungsi. |
Tes |
Soal tes pilihan ganda |
|
3.3.2
Menyatakan relasi
dan fungsi |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.3
Menyatakan relasi dan fungsi dengan mengguna-kan berbagai representasi. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
2. |
M-2
Memahami fakta, konsep, atau prosedur |
|||
3.3 Mendeskripsikan
dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.4
Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi |
Tes |
Soal tes pilihan ganda |
|
3.3.5
Menentukan relasi dan fungsi dari suatu himpunan. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.6
Menentukan domain, kodomain, dan range dari suatu relasi
dan fungsi. |
Soal tes pilihan ganda |
|||
3.3.7
Menentukan nilai suatu
fungsi. |
Soal tes pilihan |
A.
Penyusunan Instrumen Penilaian
Penyusunan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika
berdasarkan teori Al Mawardi yang dikembangkan dilakukan setelah penyusunan
kisi-kisi instrumen penilaian. Pada penelitian ini ada 20 buah butir soal yang
terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian yang akan
dijadikan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika berdasarkan
teori Al Mawardi dengan rincian sebagai berikut:
1.
Butir
soal nomor 1 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 1 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.2
KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator Soal pada Butir Soal
nomor 1 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menuliskan notasi fungsi dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai
representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.1 Menuliskan notasi fungsi. |
M-1 (Menghafal) |
Instrumen Penilaian: Diketahui sebuah fungsi dari
yang dipetakan ke Notasi fungsinya adalah... a. b. c. ( ) d. ( ) |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 1 pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta,
konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 1 pilihan ganda ini lebih tepatnya
tentang menghafal fakta, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal
simbol-simbol yang digunakan dalam matematika terutama dalam materi fungsi.
2.
Butir
soal nomor 2 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 2 pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.3
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 2 Pilihan
Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyatakan relasi dari suatu himpunan pasangan
berurutan dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik,
diagram, dan
persamaan). |
3.3.2 Menyatakan relasi dan fungsi. |
M-1 (Menghafal) |
Instrumen Penilaian: Diketahui
himpunan * +
dihubungkan ke himpunan *
+. Dari beberapa himpunan pasangan berurutan
di bawah ini, yang merupakan relasi adalah... a. *( )
( )
( )
( )+ b. *(
) ( ) ( ) ( )+ c. *( )
( )
( )
( )+ d. *( )
( )
( )
( )+ |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 2 pilihan ganda sesuai
dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa
menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 2 pilihan ganda ini
lebih tepatnya tentang menghafal konsep, dimana siswa dapat mengetahui dan
menghafal definisi dari suatu relasi.
3. Butir soal nomor
3 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator
kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 3
pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.4
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 3 Pilihan
Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyatakan fungsi dari suatu himpunan pasangan berurutan
dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata- kata, tabel, grafik, diagram,
dan persamaan). |
3.3.2 Menyatakan relasi
dan fungsi. |
M-1 (Menghafal) |
Instrumen Penilaian: Diketahui
himpunan * + dihubungkan ke
himpunan * +.
Dari beberapa himpunan pasangan
berurutan di bawah ini, yang merupakan fungsi adalah... a. *(
) ( ) ( )+ b. *(
) ( ) ( )+ c. *(
) ( ) ( )+ d. *( ) ( ) ( )+ |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 3 pilihan ganda sesuai
dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa
menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 3 pilihan ganda ini
lebih tepatnya tentang menghafal konsep, dimana siswa dapat mengetahui dan
menghafal definisi dari suatu fungsi.
4. Butir soal nomor
4 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator
kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 4
pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.5
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 4 Pilihan
Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyatakan relasi “kelipatan dari” dengan
menggunaka n himpunan pasangan berurutan jika diketahui dua anggota himpunan dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.3 Menyatakan
relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi. |
M-1 (Menghafal) |
Instrumen Penilaian: Diketahui
* + dan * +. Jika dinyatakan hubungan
dari himpunan ke himpunan sebagai relasi adalah... a. *( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+ b. *( )
( )
( ) ( ) (( ) ( ) ( )+ c. *( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )+ d. *( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+ |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 4 pilihan ganda
sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa
menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 4 pilihan ganda ini
lebih tepatnya tentang menghafal prosedur, dimana siswa dapat mengetahui dan
menghafal cara menemukan sebuah relasi dari suatu himpunan pasangan berurutan.
5.
Butir
soal nomor 5 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 5 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.6
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 5 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi dengan
tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata- kata, tabel, grafik, diagram,
dan persamaan). |
3.3.4 Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi. |
M-2 (Memahami) |
Instrumen Penilaian: Diketahui
fungsi dengan daerah
asal , dimana adalah suatu himpunan.
Jika diubah kedalam bentuk persamaan fungsi adalah... a. ( ) , untuk
setiap b. ( ) , untuk setiap ( ) c. ( ) , untuk setiap ( ) d. ( ) , untuk
setiap |
Hasil telaah
menyatakan bahwa butir soal nomor 5 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2
yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep,
maupun prosedur. Butir soal nomor 5 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang
memahami fakta, dimana siswa dapat memahami simbol-simbol yang terdapat dalam
fungsi. Siswa dikatakan memahaminya, jika siswa sudah dapat mengubah notasi
fungsi menjadi sebuah persamaan fungsi maupun sebaliknya.
6.
Butir
soal nomor 6 bagian A merupakan tipe
pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang
sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 6 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.7
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 6 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan relasi dari himpunan ke himpunan
jika diketahui anggota kedua himpunan dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.5 Menentukan relasi
dan fungsi dari suatu himpunan. |
M-2 (Memahami) |
Instrumen Penilaian: Relasi
yang dapat dibuat dari himpunan * + ke
himpunan * + adalah... a.
“kurang dari” b.
“akar
dari” c.
“setengah dari” d.
“kuadrat dari” |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 6 pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep,
maupun prosedur. Butir soal nomor 6 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang
memahami konsep, dimana siswa dapat memahami definisi-definisi yang terdapat
dalam relasi.
7.
Butir
soal nomor 7 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 7 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.8
KD dan
Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal pada Butir
Soal nomor 7 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan |
3.3 |
3.3.6 |
M-2 |
kodomain |
Mendeskripsikan |
Menentukan |
(Memahami) |
suatu |
dan
menyatakan |
domain, |
|
himpunan |
relasi
dan fungsi |
kodomain, |
|
jika |
dengan |
dan
range dari |
|
diketahui |
menggunakan |
suatu
relasi |
|
himpunan |
berbagai |
dan
fungsi. |
|
pasangan |
representasi |
|
|
berurutan |
(kata-kata,
tabel, |
|
|
dengan |
grafik,
diagram, |
|
|
tepat. |
dan
persamaan). |
|
|
Instrumen Penilaian: |
|||
Kodomain
dari himpunan pasangan berurutan |
|||
*( ) ( ) ( ) ( )+ adalah... |
|||
a. * + |
|||
b. * + |
|||
c. * + |
|||
d. * + |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 7 pilihan ganda sesuai
dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami
fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 7 pilihan ganda ini lebih
tepatnya tentang memahami konsep, dimana siswa dapat memahami definisi dari
kodomain. Siswa dapat menjawab butir soal nomor 7 pilihan ganda jika sudah
memahami definisi dari kodomain tersebut.
8. Butir
soal nomor 8 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 8 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.9
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 8 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan nilai fungsi jika diketahui rumus
umum dan bayangannya dengan tepat |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.7 Menentuk an nilai suatu fungsi. |
M-2 (Memahami) |
Instrumen Penilaian: Suatu fungsi
didefinisikan dengan rumus
( ) Jika ( )
dan (– )
, maka
nilai (– ) adalah... a. b. c.
d. |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 8 pilihan ganda sesuai
dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami
fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 8 pilihan ganda ini lebih
tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah
atau cara-cara dalam menentukan nilai suatu fungsi.
9. Butir
soal nomor 9 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 9 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.10
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 9 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan nilai fungsi jika diketahui rumus fungsi
dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.7 Menentukan nilai suatu fungsi. |
M-2 (Memahami) |
Instrumen Penilaian: Diketahui rumus fungsi ( )
– . Nilai (– ) adalah... a. b. c.
d.
|
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 9 pilihan ganda sesuai
dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami
fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 9 pilihan ganda ini lebih
tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah
atau cara-cara dalam menentukan nilai suatu fungsi.
10. Butir
soal nomor 10 bagian A merupakan tipe
soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 10 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.11
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 10 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan rumus suku bilangan bulat positif
pada
barisan bilangan yang diketahui dengan tepat. |
3.1 Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek. |
3.1.1 Menentukan rumus suku . |
M-2 (Memahami) |
Instrumen Penilaian: Diketahui barisan bilangan Berdasarkan barisan bilangan
tersebut, rumus suku , dengan bilangan bulat positif adalah... a. b. c. d. |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 10 pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M- 2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep,
maupun prosedur. Butir soal nomor 10 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang
memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam menentukan rumus suku pada barisan bilangan.
11.
Butir
soal nomor 11 bagian A merupakan tipe
soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 11 pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.12
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 11
Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan kegunaan koreponden si satu-satu dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik,
diagram, dan persamaan). |
3.3.8 Menentukan kegunaan relasi dan fungsi dalam
kehidupan sehari-hari. |
M-3 (Mengetahui tujuan belajar) |
Instrumen Penilaian: Diketahui
kegunaan relasi dan fungsi: I.
Tombol power on-off pada televisi II.
Toilet laki-laki dan toilet toilet perempuan III.
Handphone IV. Absensi siswa di kelas Yang
merupakan kegunaan korespondensi satu satu adalah... a.
I dan II b.
II dan IV c.
II dan III d. III dan IV |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 11
pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M-3 yaitu mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M- 3, siswa harus bisa memahami kegunaan
dari materi yang dipelajarinya yaitu fungsi, dengan demikian siswa dapat
mengetahui tujuan mempelajari materi fungsi.
12.
Butir
soal nomor 12 bagian A merupakan tipe
soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 12 pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.13
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 12
Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan kegunaan relasi dalam kehidupan
sehari-hari dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.8 Menentukan kegunaan relasi dan fungsi dalam
kehidupan sehari-hari. |
M-3 (Mengetahui tujuan belajar) |
Instrumen Penilaian: Yang
merupakan kegunaan relasi adalah... a.
Tombol on-off laptop b.
Finger Print c.
Absensi siswa d.
Jas hujan |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 12 pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M- 3 yaitu mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M-3, siswa harus bisa
memahami kegunaan dari materi yang dipelajarinya yaitu relasi, dengan demikian
siswa dapat mengetahui tujuan mempelajari materi relasi.
13.
Butir
soal nomor 13 bagian A merupakan tipe
soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 13 pilihan ganda yaitu:
Tabel
3.14
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 13
Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari
mengenai pola barisan apabila
diketahui jam dan jumlah pengunjung di setiap jam dengan tepat. |
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. |
4.1.1 Menyelesai-kan
permasala-han nyata terkait pola pada barisan bilangan. |
M-4 (Mengamal-
kan ilmu) |
Instrumen Penilaian: Pada peringatan ulang tahun, toko Indah
memberikan diskon kepada orang pertama. Pada pukul sudah ada pembeli,
pukul bertambah orang pembeli, pada pukul bertambah
lagi menjadi orang. Jika pola seperti ini berlanjut
terus, orang pembeli akan memasuki toko pada pukul... a. b. c. d. |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 13 pilihan ganda
sesuai dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus
bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.
Butir soal nomor 13 pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan
permasalahan tentang pola pada barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya
siswa harus menguasai materi pola pada barisan
bilangan.
14.
Butir
soal nomor 14 bagian A merupakan
tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar
yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 14 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.15
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 14 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari
mengenai jumlah tabungan pada minggu ke- n jika diketahui pola barisan dengan
tepat. |
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek. |
4.1.1 Menyelesai- kan permasalahan nyata terkait pola pada barisan bilangan. |
M4 (Mengamal- kan ilmu) |
Instrumen Penilaian: Di sekolah, Indry menabung
setiap hari Senin. Awalnya, Indry
menabung sebesar Jika setiap minggu Indry menabung lebih banyak dari minggu sebelumnya, maka
jumlah tabungan Indry minggu ke-10 adalah... a. b. c. d. |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 14 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-4
yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan
materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 14
pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang pola pada
barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi pola
pada barisan bilangan.
15.
Butir
soal nomor 15 bagian A merupakan tipe
soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai
dengan indikator soal pada butir soal nomor 15 pilihan ganda yaitu:
Tabel 3.16
KD dan
Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal pada Butir
Soal nomor 15 Pilihan Ganda
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari
mengenai kesamaan kegemaran dan ketidak sukaan jika diketahui kegemaran dari
keempat orang dengan tepat. |
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi. |
4.3.1 Menyelesai- kan permasala- han nyata terkait relasi
dan fungsi. |
M-4 (Mengamal- kan ilmu) |
Instrumen Penilaian: Empat orang anak bernama Mifta, Fendy, Tamam, dan Zein mempunyai
kesukaan masing-masing. Kesukaan Mifta belajar kelompok dan menulis cerpen,
kesukaan Fendy bermain komputer dan renang, kesukaan Tamam menulis cerpen dan
renang, dan kesukaan Zein renang saja. Anak yang mempunyai kesukaan menulis
cerpen, tetapi tidak suka belajar kelompok adalah... a. Mifta b. Fendy c.
Tamam d. Zein |
Hasil
telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 15 pilihan ganda sesuai dengan tingkat
M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan
materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 15
pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang relasi,
sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi relasi.
16. Butir soal nomor 1 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi
dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada
butir soal nomor 1 yaitu:
Tabel
3.17
KD dan Indikator KD Sesuai dengan
Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 1 Uraian
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyatakan suatu fungsi dengan mengguna- kan
tabel dan persamaan fungsi apabila diketahui anggota dua himpunan dan
himpunan pasangan berurutan dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
(kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.3 Menyatakan relasi
dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi. |
M-1 (Menghafal) |
Instrumen Penilaian: Misalkan
fungsi adalah fungsi
dari himpunan *
+
ke himpunan * + yang didefinisikan dengan pasangan berurutan *( ) ( ) ( )+. Nyatakan
dengan cara tabel dan persamaan
fungsi! |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 1 uraian sesuai
dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa
menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 1 uraian ini lebih
tepatnya tentang menghafal prosedur, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal
cara menyatakan sebuah fungsi dalam bentuk tabel dan persaman fungsi dari suatu
himpunan pasangan berurutan.
17.
Butir
soal nomor 2 bagain B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 2 uraian yaitu:
Tabel 3.18
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 2 Uraian
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menentukan rumus suku bilangan
bulat positif pada barisan bilangan yang diketahui dengan tepat |
3.1 Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi
objek. |
3.1.1 Menentukan rumus suku . |
M-2 (Memahami) |
Instrumen
Penilaian: Diketahui barisan bilangan........................ Tentukan rumus, dengan bilangan bulat positif! |
Hasil telaah
menyatakan bahwa butir soal nomor 2 uraian sesuai dengan tingkat M-2 yaitu
memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun
prosedur. Butir soal nomor 2 uraian ini lebih tepatnya tentang memahami
prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam
menentukan rumus suku
pada barisan bilangan.
18.
Butir
soal nomor 3 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 3 uraian yaitu:
Tabel
3.19
KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 3 Uraian
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Mengidentifika- si kegunaan relasi dan
koresnpondesi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat. |
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). |
3.3.9 Mengidentifi-
kasi kegunaan relasi dan fungsi. |
M-3 (Mengetahui
tujuan belajar) |
Instrumen Penilaian: Diketahui golongan darah pada manusia sebagai
berikut: a. Golongan darah A b. Golongan darah B c. Golongan darah AB d. Golongan darah O Jika kita akan mendonorkan darah, uraikan mana yang
menerapkan konsep relasi dan mana yang menerapkan konsep fungsi dengan
disertai alasannya! |
Hasil telaah
menyatakan bahwa butir soal nomor 3 uraian sesuai dengan tingkat M-3 yaitu
mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M-3, siswa harus bisa memahami kegunaan
dari materi yang dipelajarinya yaitu relasi dan fungsi, dengan demikian siswa
dapat mengetahui tujuan mempelajari materi relasi dan fungsi.
19.
Butir
soal nomor 4 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan
indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal
nomor 4 uraian yaitu:
Tabel
3.20
KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal pada Butir Soal nomor 4 Uraian
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator
Kompetensi Dasar |
Tingkat |
|||||||||||||||||||||||||
Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari
yang berkaitan dengan menentukan banyaknya ubin
warna putih dan hijau
pada pola ke-n jika diketahui pola barisan dengan tepat. |
4.1 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek. |
4.1.1 Menyelesaikan permasalahan nyata terkait pola pada barisan
bilangan. |
M-4 (Mengamal- kan
ilmu) |
|||||||||||||||||||||||||
Instrumen Penilaian: Pak
Mifta membuat beberapa desain kolam berbentuk persegi. Tiap-tiap kolam
mempunyai bentuk persegi pada area penampang air dan diberi ubin warna putih.
Di sekitar kolam dikelilingi pembatas ubin warna hijau. Gambar berikut
menunjukkan 2 desain kolam :
Kolam
ke 1:
Kolam
ke 2: Tentukan
banyaknya ubin warna putih dan ubin warna hijau pada desain kolam ke 5! |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 4 uraian sesuai
dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa
mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir
soal nomor 4 uraian menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang
pola pada barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai
materi pola pada barisan bilangan
20. Butir soal nomor 5 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi
dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada
butir soal nomor 5 uraian yaitu:
Tabel 3.21
KD
dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator
Soal
pada Butir Soal nomor 5 Uraian
Indikator Soal |
Kompetensi Dasar |
Indikator Kompetensi Dasar |
Tingkat |
Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari
mengenai volume air dalam bak mandi jika diketahui rumus umumnya dengan tepat. |
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi. |
4.3.1 Menyelesaikan
permasalahan nyata terkait relasi dan fungsi. |
M-4 (Mengamal-
kan ilmu) |
Instrumen Penilaian: Rumah Indah mempunyai bak penampung air.
Melalui sebuah pipa, air dialirkan dari bak poenampung ke dalam bak mandi.
Volume air dalam bak mandi setelah
menit adalah liter dan setelah menit adalah liter. Volume air dalam bak mandi
setelah dialiri air selama menit
dinyatakan sebagai ( ) , dengan adalah volume air
dalam bak mandi sebelum air dialirkan dan adalah debit air yang dialirkan
setiap menit. a.
Tentukan
volume air dalam bak mandi sebelum air dialirkan! b.
Berapa
volume air dalam bak mandi setelah menit? |
Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 5 uraian sesuai dengan
tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan
materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 5
uraian menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang fungsi, sehingga
untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi fungsi.
DAFTAR
PUSAKA
Kholifatul
Soal Geometri Pokok Bahasan Segiempat
pada Siswa Kelas IX A SMPN 1 CERMEE Mufarrohah, Analisis Keterampilan Geometri Siswa Dalam Menyelesaikan Bondowoso,
Jember, Skripsi, 2015
Gunawan Iman
dan Palupi Anggraini Retno, Taksonomi
Bloom-Revisi Ranah kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran. Pengajaran
dan Penilaian, 2010
Taher M.,
Urgensi Taksonomi Bloom Domain Kognitif
Versi Baru dalam Kurikulum 2013, Widyaiswara Pertama, Balai Diklat
Keagamaan Medan, 2013
Nurhayati
dan Syahrizal, “Teori Al Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator
Keberhasilan Belajar”, Ulumuna Jurnal
Studi Keislaman, volume 18 nomor 1, Juni, 2014
Mardapi Djemari,
Pengukuran Penilaian dan evaluasi
Pendidikan, Yogyakarta: Nuha Litera,2012
Abdurrahman
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak
Berkesulitan Belajar , Jakarta: Rineka
Cipta, 1999
Dimyati
dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran
, Jakarta: Rineka Cipta, cet. 3, 2006
Purwanto,
Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta:Pustaka
Belajar, 2010
Damayanti
Taulia, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(Nht) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa
Sma”, Taulia’s Weblog, (Januari
2012), diakses dari http://taulia.wordpress.com/2012/01/21/numbered-heads-together, pada
tanggal 18 November 2107.
Kusaeri
dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian
Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Depdiknas,
Panduan Penulisan Butir Soal, (Jakarta:
Direktoral jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008
Tim Penyusun
Pusat Bahasa (Mendikbud),
Kamus Besar
Bahasa Indonesia , Jakarta:
Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007
Matondang
Zulkifli, Sarwono Jonathan, Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif, Yogjakarta:
Graha Ilmu,2006
M. J.Allen,,
& W. M. Yen, , Introduction to
Measurement Theory,
(California: Brooks/Cole Publishing Company, 1979
Amin Moh.,
Validitas Logis dan
Validitas Empiris, diakses
dari http://makalah pendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/validitas-logis-dan-empiris
Nana Sudjana,
Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
[1] Kholifatul Soal Geometri Pokok Bahasan Segiempat pada Siswa Kelas IX A SMPN 1 CERMEE
Mufarrohah, Analisis Keterampilan
Geometri Siswa Dalam Menyelesaikan Bondowoso, (Jember, Skripsi, 2015) hal.
13.
[2] Iman Gunawan dan Anggraini
Retno Palupi, Taksonomi Bloom-Revisi
Ranah kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran. Pengajaran dan Penilaian,
(2010), hal 99. Ibid, hal 100.
[3] M.Taher, Urgensi Taksonomi Bloom Domain Kognitif Versi Baru dalam Kurikulum 2013,
(Widyaiswara Pertama, Balai Diklat Keagamaan Medan, 2013), diakses di http://sumut.kemenag.go.id/07/11/2013 pada tanggal 12 Agustus
2017 hal
2.
[4] Ibid, hal 3.
[5] Nurhayati dan Syahrizal, “Teori
Al Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator Keberhasilan Belajar”, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, volume 18
nomor 1, (Juni, 2014), hal 49-51.
[6] Nurhayati dan Syahrizal, Op. Cit., hal 54.
[7] Ibid, hal Ibid, hal 5441. .
[8] Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan evaluasi
Pendidikan, (Yogyakarta: Nuha Litera,2012),12-13.
[9] Djemari Mardapi, Op. Cit., hal 2.
[10] Mulyono Abdurrahman,
Pendidikan Bagi
Anak Berkesulitan Belajar , (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hal 38.
[11] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta:
Rineka Cipta, cet. 3, 2006), hal 3.
[12] Purwanto, Evaluasi
Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), hal 42.
[13] Taulia Damayanti, “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Sma”, Taulia’s Weblog, (Januari 2012), diakses dari http://taulia.wordpress.com/2012/01/21/numbered-heads-together, pada
tanggal 18 November 2107.
[14] Ibid, hal 16.
[15] Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha
11 Ilmu, 2012), hal 8. Ibid, hal 9.
[16] Pengawas Sekolah Pendidikan
Dasar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal 4-5.
[17] Zulkifli Matondang, “Validitas dan
Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian”, Jurnal
[18] Permendikbud, Tabularasa PPS Unimed Vol.6 No.1Penilaian Hasil Belajar ,
(Juni 2009), hal 87.oleh Pendidik pada
Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, (Jakarta:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014), hal 3.
[19] Depdiknas, Panduan Penulisan Butir Soal, (Jakarta: Direktoral jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), hal 15-16.
[20] Tim Penyusun
Pusat Bahasa (Mendikbud),
Kamus Besar
Bahasa Indonesia , (Jakarta:
Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007), hal 835.
[21] Zulkifli Matondang, Op. Cit., hal 3. Jonathan Sarwono, Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogjakarta: Graha
Ilmu,2006), hal 45
[22] Allen, M.
J., & Yen,
W. M., Introduction to Measurement
Theory, (California: Brooks/Cole Publishing Company, 1979), hal 95
[23] Moh. Amin, Validitas
Logis dan Validitas
Empiris, diakses dari http://makalah pendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/validitas-logis-dan-empiris
[24] Djemari Mardapi, evaluasi.html?m=1, pada
tanggal 15 September 2017 Penyusunan Tes Hasil Belajar, (Yo gyakarta:
Pascasarjana Univarsitas Negeri Yogyakarta, 2004), hal 30
[25] Djemari Mardapi, Penyusunan Tes Hasil Belajar, Op. Cit., hal 40.
[26] Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal 16.
[27] Ibid, hal 57.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar