--> Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi Dengan Pengembangan (Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Mawardi) | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

11/05/20

Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi Dengan Pengembangan (Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Mawardi)

| 11/05/20

Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi 

Dengan Pengembangan Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Maward

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

             Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang  tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan juga dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengetahui kemajuan suatu  bangsa. Bangsa dengan tingkat pendidikan yang baik akan menjadi bangsa yang maju, dan sebaliknya bangsa yang  memiliki kualitas dan sistem pendidikan yang buruk maka akan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lainnya. Sehingga  kemajuan suatu bangsa bergantung pada tingkat kemajuan sistem pendidikan negara tersebut[1].

             Kemajuan sistem pendidikan di suatu negara dapat dipengaruhi baik dan buruknya kualitas pembelajaran dari  berbagai bidang ilmu, salah satunya yaitu pembelajaran matematika. Pelajaran matematika adalah salah satu mata  pelajaran harus yang dipelajari oleh setiap siswa, karena ilmu  matematika dapat digunakan dalam bidang ilmu lainnya.

             Dengan demikian, pembelajaran matematika juga dapat  berpengaruh terhadap baik buruknya suatu sistem pendidikan.  Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang mendasari ilmu lainnya. Sesuai dengan pernyataan Suherman dan Winaputra yang menyatakan bahwa: “Matematika sebagai  ratu atau ibunya ilmu yang berarti bahwa matematika adalah sumber dari ilmu yang lain.

             Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari pembelajaran matematika salah satunya yaitu mendesain  pembelajaran matematika yang sesuai dan tepat dengan kondisi negara tersebut. Mendesain pembelajaran yang baik dapat  dilakukan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dan tepat, karena tujuan pembelajaran dijadikan sebagai pedoman dalam membuat desain pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau  kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau  deskripsi yang spesifik. Dengan demikian kemampuan seorang guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran sangat  diperlukan, karena tugas seorang guru, tidak hanya mengajar dan membuat siswa memahami isi dari materi yang  disampaikan melainkan seorang guru juga harus mampu membuat desain pembelajaran yang sesuai dan tepat sehingga  guru dapat mengetahui proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik atau tidak.

             Mengingat begitu  pentingnya  tujuan  pembelajaran  dalam  pembelajaran matematika,  maka  diperlukan  panduan   untuk  merumuskan  tujuan pembelajaran  yang  tepat  bagi  para  guru.  Untuk  keperluan  tersebut beberapa pakar telah mengklasifikasikan tujuan-tujuan pembelajaran dalam  suatu  model  yang  disebut  taksonomi  pendidikan. Taksonomi  tersebut digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1)  ranah  kognitif,  berkaitan  dengan  tujuan   belajar  yang berorientasi  pada  kemampuan  berpikir;  (2)  ranah  afektif  berhubungan  dengan perasaan,  emosi,  sistem  nilai,  dan  sikap  hati);  dan  (3)  ranah  psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik  atau penggunaan otot  kerangka)[2]. Saat ini dikenal  berbagai  macam  taksonomi  tujuan  instruksional  yang  diberi  nama menurut penciptanya,  misalnya: Bloom;  Merill dan Gagne (kognitif);  Krathwohl Martin  &  Briggs,  dan  Gagne  (afektif);  dan  Dave,  Simpson   dan  Gagne (psikomotor), dan lain sebagainya4. Taksonomi yang menjadi satu-satunya model taksonomi  tujuan pembelajaran yang digunakan sebagai acuan mengembangkan tujuan kurikulum dalam sistem pendidikan di  Indonesia adalah taksonomi Bloom[3]. Taksonomi Bloom membagi kembali ketiga ranah tersebut menjadi kategori dan subkategori yang  berurutan secara  hierarkis  (bertingkat), mulai  dari  tingkah  laku  yang  sederhana  sampai tingkah laku yang paling kompleks [4].

             Peradaban Islam  juga mempunyai pengaruh dalam dunia pendidikan, karena banyak ulama yang berkonstribusi dalam  dunia pendidikan terutama dalam merumuskan tujuan pembelajaran, salah satunya yaitu Al Mawardi. Beliau  mengungkapkan bahwa terdapat sekurang-kurangnya empat indikator keberhasilan siswa dalam belajar, antara lain: (1)  menghafal, (2) memahami, (3) mengetahui tujuan belajar, (4) mengamalkan ilmu. Keempat indikator tersebut dikenal dengan nama teori Al Mawardi.[5]

             Pada dasarnya paradigma pendidikan yang ditawarkan Al Mawardi lebih mengacu kepada aspek afektif (moraltransendental) meskipun juga tidak mengabaikan aspek  kognitif (sensual-logis) dan psikomotorik (sensual-empiris).

             Hal ini relevan aspirasi pendidikan Islami, yakni aspirasi yang  bernafaskan moral dan agama, karena dalam taksonomi pendidikan Islami, dikenal adanya aspek transendental yaitu domain iman disamping tiga domain kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dikembangkan oleh B.S Bloom dkk.[6][7]

             Pada penelitian-penelitian sebelumnya kebanyakan hanya membahas tentang konsep pendidik, pendidikan akhlak, etika  dan estetika. Peneliti belum banyak menemukan penelitian terdahulu yang membahas tentang teori Al Mawardi, hal ini  dapat dibenarkan dari ungkapan peneliti Nurhayati dan Syahrizal yang mengatakan bahwa teori Al Mawardi tentang  tujuan dan indikator keberhasilan belajar belum dikaji dan dikembangkan dalam konteks pendidikan modern, dan  menurutnya pandangan dari teori ini sangat relevan untuk dipublikasikan dalam konteks pendidikan modern untuk  membangun pribadi muslim yang ikhlas karena Allah dalam menjalankan segala aktifitasnya, dan memiliki keseimbangan  antara tujuan duniawi dan ukhrawi11. Oleh sebab itu, perlu adanya peneliti-peneliti berikutnya yang mengkaji teori Al  Mawardi lebih dalam lagi.

             Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai  lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa yang digunakan sebagai  dasar dalam penilaian hasil belajar siswa pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah[8]. Penilaian aspek kognitif dilakukan  melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai, sedangkan penilaian aspek sikap  dilakukan melalui observasi atau pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis merasa perlu untuk membuat makalah dengan judul “Pemahaman Matematik Tingkat Tinggi Dengan Pengembangan Intrument Penilaian Hasil Belajar Matematik Siswa Berdasarkan Teori Al Mawardi”

B.     Rumusan Masalah

             Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana proses pengembangan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi?

2.      Bagaimana kevalidan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi?

3.      Bagaimana reliabilitas instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi?


 

C.    Tujuan Makalah

             Sesuai dengan judul dan rumusan masalah di atas, tujuan makalah yang ingin di capai adalah sebagai berikut:

1.     Untuk mendeskripsikan proses pengembangan instrumen  penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi.

2.     Untuk mendeskripsikan kevalidan hasil pengembangan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi.

3.     Untuk mendeskripsikan reliabilitas hasil pengembangan  instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi. 

D.    Defenisi Operasional

             Penyusunan definisi operasional disusun berdasarkan aspek utama yang menjadi inti kajian dalam penelitian ini yaitu  instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa yang dibuat berdasarkan teori Al Mawardi. Dengan demikian, peneliti mendefinisikan beberapa istilah berikut:

1.      Pengembangan adalah suatu rangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu penilaian berdasarkan teori yang telah ada.

2.      Hasil belajar siswa adalah pencapaian belajar siswa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. 

3.      Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian  hasil belajar siswa.

4.      Teori Al-Mawardi adalah teori yang dipelopori oleh  seorang ulama Islam yaitu Abū  al-Hasan Ali bin

             Muhammad  bin  Habīb  al-Bashriy  al-Māwardiy. Dalam  teori ini, terdapat empat indikator keberhasilan belajar seorang siswa yang dapat digunakan dalam peroses  pembelajaran, antara lain: (1) menghafal (al-Hifz), (2) memahami (al-fahm), (3) mengetahui tujuan belajar (al wuquf ‘ala gard al-ta’allum), (4) mengamalkan ilmu (al-‘amal bi al-‘ilm). 

1.      Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar matematika siswa berdasarkan teori Al Mawardi adalah  suatu rangkaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menghasilkan suatu penilaian dalam  mengukur pencapaian hasil belajar siswa pada pelajaran matematika yang berpedoman pada teori belajar Al Mawardi.

2.      Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh  mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. 

3.      Validitas isi: validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diukur. Artinya, alat  ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.

4.      Validitas konstruk: validitas ini terkait dengan kemampuan instrumen penilaian mengukur cakupan materi atau aspek  yang diukur.

5.      Reliabilitas adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut  dalam mengukur apa yang diukurnya. 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika

1.      Hasil Belajar Matematika

       Hasil belajar merupakan pencapaian belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Haladya dalam Djemari Mardapi diperoleh dalam waktu yang relatif  singkat, sedangkan kecerdasan atau bakat diperoleh melalui waktu yang lama.[9]

       Secara umum Muloyono Abdurrahman  menjelaskan  bahwa  hasil  belajar  adalah kemampuan  yang  diperoleh  anak  setelah  melalui   kegiatan  belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.[10]

       Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono hasil  belajar  merupakan  keberhasilan  yang  dicapai  seorang  peserta  didik   setelah  mengikuti  kegiatan pembelajaran  yang  ditandai  dengan  bentuk  angka,  huruf,  atau  simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.[11]

       Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses  belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan  tetapi dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.

       Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu  pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran  tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik[12].

       Hasil belajar matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah siswa mampu  memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,  secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Siswa juga diharapkan mampu memiliki sikap  menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari  matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.[13]

2.      Penilaian Hasil Belajar

       Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau informasi tentang ketercapaian kompetensi siswa.8

       Menurut Griffin dan Nix dalam Mimin Haryati penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu [14].

         Sedangkan menurut Kusaeri dan Suprananto penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan  mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek.[15]

       Secara khusus untuk dunia pendidikan, Gronlund & Linn  dalam Kusaeri dan Suprananto mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan mencakup  kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan  seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik  aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.11

         Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya  adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. 

       Tingkah laku sebagai hasil belajar  dalam  pengertian  yang  luas  mencakup  bidang  kognitif,  afektif,  dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan  dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses  pembelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.[16]

       Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar matematika siswa adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu yang diperoleh  setelah mengkonstruksi atau membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip tersebut terbangun dengan sendirinya.

3.      Instrumen Penilaian

       Instrumen  merupakan  suatu  alat  yang  dipergunakan  sebagai alat  untuk  mengukur  suatu  objek  ukur  atau  mengumpulkan data dari suatu variabel. Djaali  dalam Zulkifli Matondang menyatakan  bahwa  secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat  yang karena memenuhi  persyaratan  akademis  maka  dapat  dipergunakan  sebagai alat  untuk  mengukur  suatu   objek  ukur  atau  mengumpulkan data mengenai  suatu  variabel.[17]

       Instrumen  penilaian  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  menilai capaian pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap[18]. Instrumen penilaian adalah suatu alat yang digunakan sebagai alat untuk mengukur,  mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa  atau sekelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap  maupun keterampilan. 

       Instrumen             penilaian dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Contoh instrumen tes adalah hasil belajar, tes inteligensi, dan tes bakat.

a.       Kaidah Penulisan Instrumen

          Dalam penulisan soal instrumen tes, penulis butir soal harus memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya, kaidahnya adalah seperti berikut:

1)      Kaidah penulisan soal ganda[19]: 

a)      Materi: (1) Soal harus sesuai dengan indikator.  (2) Pengecoh harus  berfungsi. (3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

b)      Kontruksi: (1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. (2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. (3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. (4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. (5) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (6) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. (7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan ”semua pilihan jawaban di atas salah” atau “semua pilihan jawaban di atas benar”. (8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis tersebut. (9) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. (10) Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti, seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. (11) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c)      Bahasa: (1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. (2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat. (3) Menggunakan bahasa yang komunikatif. (4) Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

2)      Kaidah penulisan soal uraian

a)      Materi: (1) Soal harus seuai dengan indikator. (2) Setiap   pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan. (3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran. (4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.

b)      Kontruksi: (1) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. (2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. (3) Setiap soal harus ada pedoman penskorannya. (4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan  berfungsi.

4.      Validitas

            Validitas menurut KBBI adalah sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir, atau  kekuatan  hukum;  sifat  valid;  kesahihan[20].  Dengan  kata  lain, valid  berarti  mampu  mengukur  apa  yang  semestinya  diukur. Suatu  alat  evaluasi  dikatakan  valid  (sahih)  jika  alat  evaluasi tersebut  mampu  mengevaluasi  apa  yang  seharusnya dievaluasi. Alat evaluasi yang mempunyai ko[21]ndisi  demikian dikatakan mempunyai validitas. Menurut Azwar dalam Zulkifli Matondang validitas  berasal dari kata validity yang  mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu  instrumen pengukur (tes) dalam melakukan  fungsi ukurnya18.

            Menurut  Gronlund  dan  Linn  dalam Jonathan Sarwono menyebutkan bahwa validitas adalah ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi19.

            Sedangkan Allen & Yen berpendapat bahwa validitas instrumen tes adalah ketepatan mengukur apa yang  seharusnya diukur melalui item tes[22].         Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah ketepatan dan kecermatan interpretasi instrumen pengukur (tes) dalam  melakukan fungsi ukurnya. Secara umum, validitas dibagi menjadi dua yaitu[23]:

a.       Validitas Logis

      validitas ideal, atau validitas teoritik. Validitas logis untuk  sebuah  instrumen evaluasi menunjuk  pada  kondisi instrumen  evaluasi  yang  memenuhi  persyaratan  valid berdasarkan  hasil  penalaran.  Validitas  logis  ada  dua  macam yaitu[24]:

1)      Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian  dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut  mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang  hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi matematika, harus bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang  studi  yang  hendak  diukur.  Di samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan  melihat/mengkaji buku sumber. Tes hasil belajar tidak  mungkin  dapat  mengungkap  semua  materi  yang ada  dalam bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu harus diambil sebagian dari  materi  dalam  bentuk  sampel  tes.  Sebagai sampel  maka  harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari seluruh  materi bidang  studi. Cara yang ditempuh dalam menetapkan sampel tes adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah  konsep dari setiap pokok bahasan yang ada. Dari setiap konsep kembangkan beberapa pertanyaan tes. Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi. Dalam hal tertentu tes yang telah disusun sesuai dengan  kurikulum (materi dan tujuannya) agar memenuhi validitas isi, peneliti atau pemakai tes  dapat  meminta bantuan  ahli  bidang  studi untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak, sebagai sampel tes.

2)      Validitas  konstruk atau bangun  pengertian berkenaan  dengan  kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian  yang terdapat pada materi yang diukur. Pengertian-pengertian  yang  terkandung dalam konsep kemampuan, minat, sebagai variabel  penelitian  dalam berbagai  bidang  kajian  harus  jelas  apa yang  hendak  diukurnya. Konsep-konsep  tersebut  masih  abstrak,  memerlukan  penjabaran yang lebih  spesifik,  sehingga  mudah  diukur.  Ini  berarti  setiap  konsep  harus dikembangkan  indikator-indikatomya.  Dengan  adanya indikator  dari setiap  konsep  maka  bangun  pengertian  akan  nampak  dan  memudahkan dalam  menetapkan  cara  pengukuran.  Untuk  variabel  tertentu, dimungkinkan  penggunaan alat  ukur  yang  beraneka  ragam  dengan  cara mengukurnya yang berlainan.  Menetapkan indikator  suatu  konsep  dapat dilakukan  dalam  dua  cara, yakni (a)  menggunakan  pemahaman atau logika  berpikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah dan (b) menggunakan pengalaman empiris, yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Untuk melakukan validitas logis terhadap instrumen penilaian yang telah dibuat yaitu dengan divalidasi oleh validator atau para ahli.

b.      Validitas Empiris

          Validitas empiris memuat kata “empiris”  yang  artinya pengalaman.  Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas  empiris  apabila  sudah  diuji dari  pengalaman. Validitas  empiris tidak dapat diperoleh  hanya  dengan menyusun  instrumen berdasarkan  ketentuan  seperti  halnya validitas  logis,  tetapi  harus  dibuktikan  melalui  pengalaman. Validitas empiris ada dua yaitu: (1) validitas “ada sekarang” juga dikenal validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas  ini  jika  hasilnya  sesuai  dengan  pengalaman;  (2) validitas ramalan (predictive  validity),  memprediksi  artinya meramal sesuatu  yang  akan  datang  yang  sekarang  belum terjadi. Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat ukur tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku tertentu atau kriteria tertentu yang diinginkan. Misalnya alat ukur motivasi belajar, apakah dapat digunakan untuk meramal prestasi belajar yang validitas  yang  sangat  penting  dalam situasi diagnostik. Bila alat ukur dimaksudkan sebagai prediktor maka validitas konkuren tidak cukup memuaskan dan validitas prediktif merupakan keharusan.[25]

5.      Reliabilitas

            Reliabilitas  alat  ukur  adalah ketetapan  atau keajegan  alat  tersebut  dalam mengukur apa  yang  diukurnya.  Artinya,  kapan  pun  alat  ukur  tersebut digunakan  akan  memberikan  hasil  ukur  yang  sama.

                Menurut Sudjana reliabilitas alat  penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa  yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama[26].

Reliabilitas mempunyai  karakteristik  sebagai  berikut[27]: 

Pertama,  reliabilitas merujuk  pada  hasil  yang  didapat   melalui  sebuah  instrumen  tes, bukan  merujuk  kepada  instrumennya  sendiri. 

Kedua,  reliabilitas merupakan  syarat perlu tetapi belum cukup untuk syarat validitas.

Ketiga, reliabilitas utamanya berkaitan dengan statistik. Analisis logis  dari  suatu  tes  akan  memberikan  sedikit  bukti  berkaitan dengan reliabilitas skor tes. Tes harus diujikan satu kali atau lebsama  sehingga  konsisten  hasilnya dapat ditentukan ih pada sekelompok  anak.

            Untuk  mengetahui  apakah  tanggapan  terhadap  tes  atau instrumen itu mantap dan konsisten, dapat dilakukan  dengan cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada  objek  ukur  atau  responden  yang   sama.  Pengetesan  dua  kali merupakan syarat minimal untuk mengetahui apakah tanggapan objek ukur terhadap  tes tersebut konsisten atau tidak.   

            Dalam pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat  ditempuh berbagai  cara  yaitu  kita  melakukan  pengetesan  dua  kali  dengan  tes sama  terhadap  objek   ukur  yang  sama,  atau  dengan  melakukan pengetesan  sekali  dengan  menggunakan  dua  tes  yang   butir-butirnya setara. Jika kita menggunakan pengetesan sekali maka kesamaan atau kesetaraan  tes  yang   digunakan  merupakan  syarat  mutlak  yang  harus dipenuhi,  karena  kemantapan  atau  konsistensi tanggapan  terhadap butir-butir yang akan diperiksa. 

            Pada  teknik  belah  dua  ini  pengukuran  dilakukan  dengan  dua kelompok  butir  yang  setara  pada  saat  yang  sama.  Karena  setiap kelompok  butir  merupakan  separuh  dari  seluruh  tes,  maka  biasanya kelompok  butir   pertama  diambil  dari  butir-butir  tes  yang  bernomor ganjil, sedangkan kelompok butir yang kedua diambil dari butir-butir tes  yang  bernomor  genap.  Perlu  diketahui  bahwa  reliabilitas  dengan teknik ini sangat relatif, karena  reliabilitas akan tergantung pada cara penomoran  dan  pengelompokan  butir  yang  diambil.  Di  sini pengukuran   dilakukan  dengan  menggunakan  dua  tes  yang  dibuat setara  kemudian  diberikan  kepada  responden  atau   objek  tes  dalam waktu  yang  bersamaan.  Skor  dari  kedua  kelompok  butir  tes  tersebut dikorelasikan untuk  mendapatkan reliabilitas tes.

            Cara menentukan reliabilitas yaitu, yang pertama dengan menggunakan rumus korelasi product moment,  yang kedua menggunakan software microsoft Excel, dan yang ketiga dengan menggunakan aplikasi SPSS, dan yang keempat dengan menggunakan analisis faktor.


 

BAB III

ISI

 

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Matematika Siswa Berdasarkan Teori Al Mawardi

 

No

KD

Indikator

Teknik

Instrumen

1.

M-1 Menghafal fakta, konsep, atau prosedur

 

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.1 Menuliskan

notasi fungsi.

Tes

Soal tes

pilihan ganda

3.3.2 Menyatakan

relasi dan fungsi

Soal tes pilihan

ganda

3.3.3 Menyatakan

relasi dan fungsi dengan mengguna-kan

berbagai representasi.

Soal tes pilihan ganda

2.

M-2 Memahami fakta, konsep, atau prosedur

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.4 Mengubah notasi

fungsi menjadi suatu persamaan fungsi

Tes

Soal tes pilihan ganda

3.3.5 Menentukan

relasi dan fungsi dari suatu

himpunan.

Soal tes pilihan ganda

3.3.6 Menentukan

domain, kodomain, dan range dari suatu

relasi dan fungsi.

Soal tes pilihan ganda

3.3.7 Menentukan nilai

suatu fungsi.

Soal tes

pilihan

 

 

 

 

No

KD

Indikator

Teknik

Instrumen

1.

M-1 Menghafal fakta, konsep, atau prosedur

 

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.1 Menuliskan

notasi fungsi.

Tes

Soal tes

pilihan ganda

3.3.2 Menyatakan

relasi dan fungsi

Soal tes pilihan

ganda

3.3.3 Menyatakan

relasi dan fungsi dengan mengguna-kan

berbagai representasi.

Soal tes pilihan ganda

2.

M-2 Memahami fakta, konsep, atau prosedur

3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.4 Mengubah notasi

fungsi menjadi suatu persamaan fungsi

Tes

Soal tes pilihan ganda

3.3.5 Menentukan

relasi dan fungsi dari suatu

himpunan.

Soal tes pilihan ganda

3.3.6 Menentukan

domain, kodomain, dan range dari suatu

relasi dan fungsi.

Soal tes pilihan ganda

3.3.7 Menentukan nilai

suatu fungsi.

Soal tes

pilihan

 


 

A.    Penyusunan Instrumen Penilaian

             Penyusunan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika berdasarkan teori Al Mawardi yang dikembangkan dilakukan setelah penyusunan kisi-kisi instrumen penilaian. Pada penelitian ini ada 20 buah butir soal yang terdiri dari 15 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian yang akan dijadikan instrumen penilaian hasil belajar kognitif matematika berdasarkan teori Al Mawardi dengan rincian sebagai berikut:

1.      Butir soal nomor 1 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 1 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.2

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator Soal pada Butir Soal nomor 1 Pilihan Ganda

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menuliskan notasi fungsi dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan

persamaan).

3.3.1

Menuliskan notasi fungsi.

M-1

(Menghafal)

Instrumen Penilaian:

Diketahui sebuah fungsi     dari    yang dipetakan ke            Notasi

fungsinya adalah...

a.                

b.                

c. ( )         

d. ( )    

 


 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 1 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 1 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang menghafal fakta, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal simbol-simbol yang digunakan dalam matematika terutama dalam materi fungsi.

2.      Butir soal nomor 2 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 2 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.3

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 2 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menyatakan relasi dari suatu himpunan pasangan berurutan dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel,

grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.2

Menyatakan relasi dan fungsi.

M-1

(Menghafal)

Instrumen Penilaian:

Diketahui himpunan * + dihubungkan ke himpunan

    *     +.  Dari beberapa himpunan pasangan berurutan di bawah   ini, yang merupakan relasi adalah...

a.         *(      )  (      )  (      )  (   )+

b.         *(       )  (       )  (       )  (   )+

c.         *(       )  (       )  (      )  (    )+

d.         *(       )  (       )  (      )  (    )+

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 2 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 2 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang menghafal konsep, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal definisi dari suatu relasi.

3.      Butir soal nomor 3 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 3 pilihan ganda yaitu:

 


 

Tabel 3.4

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 3 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menyatakan fungsi dari suatu himpunan pasangan berurutan dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata- kata, tabel, grafik,

diagram, dan persamaan).

3.3.2

Menyatakan relasi dan fungsi.

M-1

(Menghafal)

Instrumen Penilaian:

Diketahui himpunan * + dihubungkan ke himpunan     

* +. Dari beberapa himpunan pasangan  berurutan di  bawah  ini, yang merupakan fungsi adalah...

a.    *(      )  (      )  (      )+

b.    *(      )  (      )  (     )+

c.    *(      )  (      )  (      )+

d.    *( ) ( ) ( )+

 

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 3 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 3 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang menghafal konsep, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal definisi dari suatu fungsi.

4.      Butir soal nomor 4 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 4 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.5

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 4 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menyatakan relasi “kelipatan dari” dengan menggunaka n himpunan pasangan berurutan jika diketahui dua anggota

himpunan dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.3

Menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi.

M-1

(Menghafal)

Instrumen Penilaian:

Diketahui         *                        + dan         *               +. Jika dinyatakan hubungan dari himpunan ke himpunan sebagai relasi

               adalah...

a.    *( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+

b.    *(       )  (       )  (       )  (      )  ((         )  (         )  (    )+

c.    *(       )  (      )  (      )  (         )  (        )  (         )  (     )+

d.   *( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )+

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 4 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 4 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang menghafal prosedur, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal cara menemukan sebuah relasi dari suatu himpunan pasangan berurutan.

5.      Butir soal nomor 5 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 5 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.6

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 5 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi

dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-

kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.4

Mengubah notasi fungsi menjadi suatu persamaan fungsi.

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Diketahui fungsi                   dengan daerah asal    , dimana adalah suatu himpunan. Jika diubah kedalam bentuk persamaan fungsi adalah...

a.    ( ) , untuk setiap      

b.    ( ) , untuk setiap ( )    

c.    ( ) , untuk setiap ( )

d.      ( ) , untuk setiap      

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 5 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 5 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami fakta, dimana siswa dapat memahami simbol-simbol yang terdapat dalam fungsi. Siswa dikatakan memahaminya, jika siswa sudah dapat mengubah notasi fungsi menjadi sebuah persamaan fungsi maupun sebaliknya.

6.      Butir soal nomor 6 bagian A merupakan tipe  pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 6 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.7

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 6 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan relasi dari himpunan ke himpunan jika diketahui anggota kedua himpunan dengan

tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.5

Menentukan relasi dan fungsi dari suatu himpunan.

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Relasi yang dapat dibuat dari himpunan     *     + ke himpunan * + adalah...

a.         “kurang dari”

b.         “akar dari”

c.         “setengah dari”

d.         “kuadrat dari”

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 6 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 6 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami konsep, dimana siswa dapat memahami definisi-definisi yang terdapat dalam relasi.

7.      Butir soal nomor 7 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 7 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.8

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 7 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan

3.3

3.3.6

M-2

kodomain

Mendeskripsikan

Menentukan

(Memahami)

suatu

dan menyatakan

domain,

 

himpunan

relasi dan fungsi

kodomain,

 

jika

dengan

dan range dari

 

diketahui

menggunakan

suatu relasi

 

himpunan

berbagai

dan fungsi.

 

pasangan

representasi

 

 

berurutan

(kata-kata, tabel,

 

 

dengan

grafik, diagram,

 

 

tepat.

dan persamaan).

 

 

Instrumen Penilaian:

Kodomain dari himpunan pasangan berurutan

*( ) ( ) ( ) ( )+ adalah...

a.    * +

b.    * +

c.    * +

d.    * +

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 7 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 7 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami konsep, dimana siswa dapat memahami definisi dari kodomain. Siswa dapat menjawab butir soal nomor 7 pilihan ganda jika sudah memahami definisi dari kodomain tersebut.

8.      Butir soal nomor 8 bagian A merupakan tipe pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 8 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.9

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 8 Pilihan Ganda

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan nilai fungsi jika diketahui rumus umum dan bayangannya dengan tepat

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram,

dan persamaan).

3.3.7

Menentuk an nilai suatu fungsi.

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Suatu    fungsi    didefinisikan    dengan    rumus     (     ) Jika   (   )         dan   (–   )         , maka nilai    (–   ) adalah...

a.      

b.      

c.       

d.      

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 8 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 8 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam menentukan nilai suatu fungsi.

9.      Butir soal nomor 9 bagian A merupakan tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 9 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.10

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 9 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator

Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan nilai fungsi jika diketahui rumus fungsi dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram,

dan persamaan).

3.3.7

Menentukan nilai suatu fungsi.

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Diketahui   rumus fungsi   (   )                   . Nilai   (–   ) adalah... a.      

b.      

c.       

d.      

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 9 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 9 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam menentukan nilai suatu fungsi.

10.  Butir soal nomor 10 bagian A merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 10 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.11

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 10 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menentukan rumus suku

      bilangan bulat positif pada barisan bilangan yang diketahui

dengan tepat.

3.1

Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.

3.1.1

Menentukan rumus suku

      .

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Diketahui barisan bilangan           Berdasarkan barisan bilangan tersebut, rumus suku   , dengan   bilangan bulat positif adalah...

a.          

b.          

c.          

d.          

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 10 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M- 2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 10 pilihan ganda ini lebih tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam menentukan rumus suku pada barisan bilangan.

11.  Butir soal nomor 11 bagian A merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 11 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.12

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 11 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menentukan kegunaan koreponden si satu-satu dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel,

grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.8

Menentukan kegunaan relasi dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

M-3

(Mengetahui tujuan belajar)

Instrumen Penilaian:

Diketahui kegunaan relasi dan fungsi:

I.       Tombol power on-off pada televisi

II.     Toilet laki-laki dan toilet toilet perempuan

III.     Handphone

IV.     Absensi siswa di kelas

Yang merupakan kegunaan korespondensi satu satu adalah...

a.     I dan II

b.     II dan IV

c.      II dan III

d.     III dan IV

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 11 pilihan ganda sesuai  dengan  tingkat  M-3 yaitu mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M- 3, siswa harus bisa memahami kegunaan dari materi yang dipelajarinya yaitu fungsi, dengan demikian siswa dapat mengetahui tujuan mempelajari materi fungsi.

12.  Butir soal nomor 12 bagian A merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 12 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.13

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 12 Pilihan Ganda

 

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator

Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan kegunaan relasi dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram,

dan persamaan).

3.3.8

Menentukan kegunaan relasi dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

M-3

(Mengetahui tujuan belajar)

Instrumen Penilaian:

Yang merupakan kegunaan relasi adalah...

a.     Tombol on-off laptop

b.     Finger Print

c.      Absensi siswa

d.     Jas hujan

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 12 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M- 3 yaitu mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M-3, siswa harus bisa memahami kegunaan dari materi yang dipelajarinya yaitu relasi, dengan demikian siswa dapat mengetahui tujuan mempelajari materi relasi.

13.  Butir soal nomor 13 bagian A merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 13 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.14

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 13 Pilihan Ganda

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator

Kompetensi Dasar

Tingkat

Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari mengenai pola barisan apabila diketahui jam dan jumlah pengunjung di setiap jam dengan

tepat.

4.1

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.

4.1.1

Menyelesai-kan permasala-han nyata terkait pola pada barisan bilangan.

M-4

(Mengamal- kan ilmu)

Instrumen Penilaian:

Pada peringatan ulang tahun, toko Indah memberikan diskon kepada orang pertama.

Pada pukul sudah ada pembeli, pukul bertambah orang pembeli, pada pukul bertambah lagi menjadi orang. Jika pola seperti ini berlanjut terus, orang pembeli akan memasuki toko pada pukul...

a.        

b.        

c.        

d.        

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 13 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 13 pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang pola pada barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi pola pada barisan bilangan.

14.  Butir soal nomor 14 bagian  A  merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 14 pilihan ganda yaitu:

Tabel 3.15

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 14 Pilihan Ganda

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari mengenai jumlah tabungan pada

minggu ke- n jika diketahui pola barisan

dengan tepat.

4.1

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi

objek.

4.1.1

Menyelesai- kan permasalahan nyata terkait pola pada barisan bilangan.

M4

(Mengamal- kan ilmu)

Instrumen Penilaian:

Di sekolah, Indry menabung setiap hari Senin. Awalnya, Indry menabung sebesar Jika setiap minggu Indry

menabung              lebih banyak dari minggu sebelumnya, maka jumlah tabungan Indry minggu ke-10 adalah...

a.                  

b.                 

c.                 

d.                 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 14 pilihan ganda sesuai dengan tingkat  M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 14 pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang pola pada barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi pola pada barisan bilangan.

15.  Butir soal nomor 15 bagian A merupakan  tipe soal pilihan ganda. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 15 pilihan ganda yaitu:


 

Tabel 3.16

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 15 Pilihan Ganda

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari mengenai kesamaan kegemaran dan ketidak sukaan jika diketahui kegemaran dari keempat orang

dengan tepat.

4.3

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi.

4.3.1

Menyelesai- kan permasala- han nyata terkait relasi dan fungsi.

M-4

(Mengamal- kan ilmu)

Instrumen Penilaian:

Empat orang anak bernama Mifta, Fendy, Tamam, dan Zein mempunyai kesukaan masing-masing. Kesukaan Mifta belajar kelompok dan menulis cerpen, kesukaan Fendy bermain komputer dan renang, kesukaan Tamam menulis cerpen dan renang, dan kesukaan Zein renang saja. Anak yang mempunyai kesukaan menulis cerpen, tetapi tidak suka belajar kelompok adalah...

a.     Mifta

b.     Fendy

c.      Tamam

d.     Zein

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 15 pilihan ganda sesuai dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 15 pilihan ganda menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang relasi, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi relasi.

16.  Butir soal nomor 1 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 1 yaitu:


 

Tabel 3.17

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 1 Uraian

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menyatakan suatu fungsi dengan mengguna- kan tabel dan persamaan fungsi apabila diketahui anggota dua himpunan dan himpunan pasangan berurutan dengan

tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.3

Menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi.

M-1

(Menghafal)

Instrumen Penilaian:

Misalkan  fungsi   adalah  fungsi  dari  himpunan   *    +   ke himpunan   *   +    yang didefinisikan dengan pasangan berurutan *( ) ( ) (  )+.  Nyatakan  dengan  cara tabel dan persamaan fungsi!

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 1 uraian sesuai dengan tingkat M-1 yaitu menghafal. Pada tingkat M-1, siswa harus bisa menghafal fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 1 uraian ini lebih tepatnya tentang menghafal prosedur, dimana siswa dapat mengetahui dan menghafal cara menyatakan sebuah fungsi dalam bentuk tabel dan persaman fungsi dari suatu himpunan pasangan berurutan.

17.  Butir soal nomor 2 bagain B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 2 uraian yaitu:


 

Tabel 3.18

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 2 Uraian

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi Dasar

Tingkat

Menentukan rumus suku

      bilangan bulat positif pada barisan bilangan yang diketahui

dengan tepat

3.1

Menentukan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.

3.1.1

Menentukan rumus suku

      .

M-2

(Memahami)

Instrumen Penilaian:

Diketahui barisan bilangan........................ Tentukan rumus, dengan bilangan bulat positif!

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 2 uraian sesuai dengan tingkat M-2 yaitu memahami. Pada tingkat M-2, siswa harus bisa memahami fakta, konsep, maupun prosedur. Butir soal nomor 2 uraian ini lebih tepatnya tentang memahami prosedur, dimana siswa dapat memahami langkah-langkah atau cara-cara dalam menentukan  rumus  suku  pada  barisan  bilangan.

18.  Butir soal nomor 3 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 3 uraian yaitu:


 

Tabel 3.19

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 3 Uraian

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Mengidentifika- si kegunaan relasi dan koresnpondesi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

3.3

Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel,

grafik, diagram, dan persamaan).

3.3.9

Mengidentifi- kasi kegunaan relasi dan fungsi.

M-3

(Mengetahui tujuan belajar)

Instrumen Penilaian:

Diketahui golongan darah pada manusia sebagai berikut:

a.      Golongan darah A

b.      Golongan darah B

c.       Golongan darah AB

d.      Golongan darah O

Jika kita akan mendonorkan darah, uraikan mana yang menerapkan konsep relasi dan mana yang menerapkan konsep fungsi dengan disertai alasannya!

 

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 3 uraian sesuai dengan tingkat M-3 yaitu mengetahui tujuan belajar. Pada tingkat M-3, siswa harus bisa memahami kegunaan dari materi yang dipelajarinya yaitu relasi dan fungsi, dengan demikian siswa dapat mengetahui tujuan mempelajari materi relasi dan fungsi.

19.  Butir soal nomor 4 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 4 uraian yaitu:


 

Tabel 3.20

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 4 Uraian

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator Kompetensi

Dasar

Tingkat

Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari yang berkaitan dengan menentukan banyaknya

ubin warna putih dan hijau pada pola ke-n jika diketahui

pola barisan dengan tepat.

4.1

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.

4.1.1

Menyelesaikan permasalahan nyata terkait pola pada barisan bilangan.

M-4

(Mengamal- kan ilmu)

Instrumen Penilaian:

Pak Mifta membuat beberapa desain kolam berbentuk persegi. Tiap-tiap kolam mempunyai bentuk persegi pada area penampang air dan diberi ubin warna putih. Di sekitar kolam dikelilingi pembatas ubin warna hijau. Gambar berikut menunjukkan 2 desain kolam :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kolam ke 1:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kolam ke 2:

 

 

 

 

 

Tentukan banyaknya ubin warna putih dan ubin warna hijau pada desain kolam ke 5!

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 4 uraian sesuai dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 4 uraian menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang pola pada barisan bilangan, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi pola pada barisan bilangan

20.  Butir soal nomor 5 bagian B merupakan tipe soal uraian. Kompetensi dasar dan indikator kompetensi dasar yang sesuai dengan indikator soal pada butir soal nomor 5 uraian yaitu:

Tabel 3.21

KD dan Indikator KD Sesuai dengan Indikator

Soal pada Butir Soal nomor 5 Uraian

Indikator Soal

Kompetensi Dasar

Indikator

Kompetensi Dasar

Tingkat

Menyelesai- kan permasala- han sehari- hari mengenai volume air dalam bak mandi jika diketahui rumus umumnya dengan

tepat.

4.3

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi.

4.3.1

Menyelesaikan permasalahan nyata terkait relasi dan fungsi.

M-4

(Mengamal- kan ilmu)

Instrumen Penilaian:

Rumah Indah mempunyai bak penampung air. Melalui sebuah pipa, air dialirkan dari bak poenampung ke dalam bak mandi. Volume air dalam bak mandi setelah  menit adalah  liter dan setelah  menit adalah      liter. Volume air dalam bak mandi setelah dialiri air selama

  menit dinyatakan sebagai    (  )                   , dengan     adalah volume

air dalam bak mandi sebelum air dialirkan dan adalah debit air yang dialirkan setiap menit.

a.     Tentukan volume air dalam bak mandi sebelum air dialirkan!

b.     Berapa volume air dalam bak mandi setelah menit?

Hasil telaah menyatakan bahwa butir soal nomor 5 uraian sesuai dengan tingkat M-4 yaitu mengamalkan ilmu. Pada tingkat M-4, siswa harus bisa mengaplikasikan materi yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Butir soal nomor 5 uraian menuntut siswa untuk menyelesaikan permasalahan tentang fungsi, sehingga untuk menjawabnya siswa harus menguasai materi fungsi.

DAFTAR PUSAKA

Kholifatul Soal Geometri Pokok Bahasan Segiempat pada Siswa Kelas IX A SMPN 1 CERMEE Mufarrohah, Analisis Keterampilan Geometri Siswa Dalam Menyelesaikan Bondowoso, Jember, Skripsi, 2015

Gunawan Iman dan Palupi Anggraini Retno, Taksonomi Bloom-Revisi Ranah kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran. Pengajaran dan Penilaian, 2010

Taher M., Urgensi Taksonomi Bloom Domain Kognitif Versi Baru dalam Kurikulum 2013, Widyaiswara Pertama, Balai Diklat Keagamaan Medan, 2013

Nurhayati dan Syahrizal, “Teori Al Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator Keberhasilan Belajar”, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, volume 18 nomor 1, Juni, 2014

Mardapi Djemari, Pengukuran Penilaian dan evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Nuha Litera,2012

Abdurrahman Mulyono,  Pendidikan  Bagi  Anak  Berkesulitan  Belajar , Jakarta:  Rineka  Cipta, 1999

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , Jakarta: Rineka Cipta, cet. 3, 2006

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010

Damayanti Taulia, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Sma”, Taulia’s Weblog, (Januari 2012), diakses dari http://taulia.wordpress.com/2012/01/21/numbered-heads-together, pada tanggal 18 November 2107.  

Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Depdiknas, Panduan Penulisan Butir Soal, (Jakarta: Direktoral jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008

Tim  Penyusun  Pusat  Bahasa  (Mendikbud),  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007

Matondang Zulkifli, Sarwono Jonathan, Metode  Penelitian  Kuantitatif  dan Kualitatif, Yogjakarta: Graha Ilmu,2006

M.  J.Allen,,  & W.  M. Yen,  , Introduction  to  Measurement  Theory, (California: Brooks/Cole Publishing Company, 1979

Amin Moh., Validitas Logis  dan  Validitas  Empiris,  diakses  dari  http://makalah pendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/validitas-logis-dan-empiris

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Kholifatul Soal Geometri Pokok Bahasan Segiempat pada Siswa Kelas IX A SMPN 1 CERMEE Mufarrohah, Analisis Keterampilan Geometri Siswa Dalam Menyelesaikan Bondowoso, (Jember, Skripsi, 2015) hal. 13.

[2] Iman Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, Taksonomi Bloom-Revisi Ranah kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran. Pengajaran dan Penilaian, (2010),  hal 99.  Ibid,  hal 100.

[3] M.Taher, Urgensi Taksonomi Bloom Domain Kognitif Versi Baru dalam Kurikulum 2013, (Widyaiswara Pertama, Balai Diklat Keagamaan Medan, 2013), diakses di http://sumut.kemenag.go.id/07/11/2013 pada tanggal 12 Agustus 2017  hal  2.

[4] Ibid, hal 3.

[5] Nurhayati dan Syahrizal, “Teori Al Mawardi: Studi Analisis Tujuan dan Indikator Keberhasilan Belajar”, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, volume 18 nomor 1, (Juni, 2014), hal  49-51.

[6] Nurhayati dan Syahrizal, Op. Cit., hal 54.

[7] Ibid, hal Ibid, hal 5441. . 

[8] Djemari Mardapi, Pengukuran Penilaian dan evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Nuha Litera,2012),12-13.

 

[9] Djemari Mardapi, Op. Cit., hal  2.

[10] Mulyono  Abdurrahman,  Pendidikan  Bagi  Anak  Berkesulitan  Belajar , (Jakarta:  Rineka  Cipta, 1999), hal 38.

[11] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, cet. 3, 2006),  hal 3.

[12] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), hal 42.

[13] Taulia Damayanti, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika pada Siswa Sma”, Taulia’s Weblog, (Januari 2012), diakses dari http://taulia.wordpress.com/2012/01/21/numbered-heads-together, pada tanggal 18 November 2107.  

[14] Ibid, hal 16.

[15] Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha

11            Ilmu, 2012), hal 8.  Ibid, hal 9.  

[16] Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hal 4-5.

[17] Zulkifli Matondang, “Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian”, Jurnal

[18] Permendikbud, Tabularasa PPS Unimed Vol.6 No.1Penilaian Hasil Belajar , (Juni 2009), hal 87.oleh Pendidik pada  Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, (Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014), hal 3.

 

[19] Depdiknas, Panduan Penulisan Butir Soal, (Jakarta: Direktoral jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008), hal 15-16.

 

[20] Tim  Penyusun  Pusat  Bahasa  (Mendikbud),  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, cet. 4, 2007), hal 835.

[21] Zulkifli Matondang, Op. Cit., hal 3. Jonathan Sarwono, Metode  Penelitian  Kuantitatif  dan Kualitatif, (Yogjakarta: Graha Ilmu,2006), hal 45

[22] Allen,  M.  J.,  &  Yen,  W.  M., Introduction  to  Measurement  Theory, (California: Brooks/Cole Publishing Company, 1979), hal 95

[23] Moh.  Amin,  Validitas  Logis  dan  Validitas  Empiris,  diakses  dari  http://makalah pendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/validitas-logis-dan-empiris

[24] Djemari Mardapi, evaluasi.html?m=1, pada tanggal 15 September  2017 Penyusunan Tes Hasil Belajar, (Yo gyakarta: Pascasarjana Univarsitas Negeri Yogyakarta, 2004), hal 30

[25] Djemari Mardapi, Penyusunan Tes Hasil Belajar, Op. Cit., hal 40.  

[26] Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal 16.

[27] Ibid, hal 57.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar