--> Menganalisis Sejarah dan Berfikir Sejarah | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

12/12/20

Menganalisis Sejarah dan Berfikir Sejarah

| 12/12/20

 Menganalisis Sejarah dan Berfikir Sejarah





BAB I
PENDAHULUAN
 

A.    Latar Belakang

Banyak teori dan aplikasi yang sudah dikembangkan oleh peneliti maupun pemerhati pendidikan sejarah, sebagai  upaya  menjadikan pembelajaran sejarah lebih menarik, lebih memotivasi, hingga lebih bermakna. Namun, yang selalu muncul kepermukaan ketika membahas tentang pembelajaran sejarah adalah sejarah itu membosankan, nihil guna, tanpa makna, bahkan menjadi pelengkap derita para siswa. Menanggapi fenomena pembelajaran  sejarah,  para  sejarawan dan pakar pendidikan sejarah berargumentasi, banyak hal yang menjadi problematika sejarah, mulai dari kurikulum, masalah model pembelajaran, strategi  pembelajaran,  materi pelajaran, permasalahan buku ajar dan buku teks, sampai pada kajian profesionalisme pendidik.

Berfikir sejarah pada pembelajaran sejarah ini terkait aspek atau kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir sejarah ini tidak akan terlepas dari cara berpikir kronologi (diakronik) dan sinkronik. Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich ; (dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.  Sedangkan, sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat dipengaruhi perkembangan imu-ilmu sosial. Pengaruh itu dapat digolongan ke dalam tiga macam, yaitu konsep, teori, dan permasalahan Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep kronik, dan historiografi. 

Dalam pembelajaran sejarah Indonesia perlu juga dikembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking). Kemampuan berpikir sejarah ini terkait aspek atau kemampuan berpikir kronologis, memperhatikan prinsip sebab akibat dan prinsip perubahan dan keberlanjutan. Menpelajari kemampuan berpikir sejarah (historical thinking) sangat diperlukan. Hal ini dikarehakan dengan mempelajari kemampuan berpikir sejarah (historical thinking), dapat memgerti aapa saja yang dibicarakan dan dipikirkan sejarah. Sehingga bila kemampuan berpikir sejarah (historical thinking) itu diterapkan pada pelajaran sejarah, maka akan memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dan lebih mendalam.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Menganalisis Sejarah?

2.      Bagaimana Berfikir Sejarah?

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Analisis Sejarah

Sejarah adalah peristiwa, sejarah adalah proses, dan sejarah adalah gerak perubahan. Maknanya, yang bukan peristiwa, yang tidak mendeskripsikan proses, dan yang tidak menganalisis perubahan, bukanlah sejarah. Merangkai materi sejarah dengan model berstruktur, langkah awal penerapannya dapat menggunakan tabel gerak perubahan dengan pola dasar pengembangannya dengan mengkaji fakta, konsep, dan prinsip  atau  kausalitas sejarah.  Implikasi   fakta,   konsep,   dan prinsip dalam struktur gerak perubahan sejarah  merupakan  aplikasi  5W1H (What, When, Who, Where, Why, dan How) dalam setiap kajian peristiwa sejarah. Fakta sejarah disusun dari setiap peristiwa sejarah melalui analisis who, when, where, dan how. Bukanlah menjadi   sebuah   fakta   sejarah   jika dalam peristiwa sejarah tidak diketahui kapan waktu (when) peristiwa sejarah itu  terjadi,  atau  tidak  diketahui  siapa (who) tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa sejarah. Hakekatnya sejarah hanya dan selalu mengkaji dan mensejarahi manusia. Begitupun ketika berbicara konsep sejarah, konsep disusun dari pertanyaan apa (what) yang terjadi. Berbeda dengan fakta sejarah, konsep sejarah bias akan waktu dan tempat, konsep hadir untuk menyederhanakan setiap   peristiwa   yang   kompleks,   dan mengurai setiap peristiwa sejarah yang rumit. Kemudian kausalitas atau prinsip sejarah  merupakan  roh’  dari  sejarah itu sendiri, sejarah selalu berbicara sebab-akibat, atau akibat-sebab yang landasannya berpikirnya adalah kenapa (why) peristiwa sejarah itu terjadi. Hakekatnya sejarah mengkaji dan menganalisis  sebab  terjadinya peristiwa, sehingga cara pikir dan sudut pandang dalam kajian sejarah adalah induktif, yaitu mengkaji akibat untuk mengetahui sebab.

B.  Berfikir Sejarah

Secara etimologi,diakronik berasal dari bahasa yunani yang berarti melintas atau melewati khronus yang berarti perjalanan waktu. Diakronik yaitu suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak begitu saja. Sedangkan sinkronik yaitu berasal dari bahasa yunani SYN,yaitu yang artinya sebagai ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.

1.      Konsep berfikir sejarah

Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep kronik, dan historiografi. Untuk lebih mengerti, berikut penjelasannya :

a.      Konsep Periodisasi dalam Ilmu Sejarah

Contoh periodisasi adalah periodisasi sejarah Eropa sampai sekarang. Terdiri dari sejarah Eropa Purba -> Sejarah Eropa Kuno -> Sejarah Eropa Abad Pertengahan -> Sejarah Eropa Zaman Renaisans dan Humanisme -> Sejarah Eropa Baru -> Sejarah Eropa Modern. Untuk mempermudah pemahaman sejarah Eropa secara utuh, maka dilakukan pembabakan masa atau periodisasi yang setiap periode waktunya memiliki ciri-ciri tersendiri.

b.      Konsep Kronologi dalam Ilmu Sejarah

Kehidupan umat manusia diliputi oleh berbagai perkembangan, baik dalam tingkat yang sangat sederhana sampai yang lebih kompleks. Setiap masa dalam kehidupan manusia selalu diliputi oleh peristiwa. Peristiwa itu bisa besar seperti Perang Dunia I dan II, Proklamasi kemerdekaan, dan lain-lain. Bisa pula peristiwa kecil dari umat manusia seperti kenaikan tahta seorang raja, ikatan pernikahan dan sebagainya. Inilah sebabnya ilmu sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki hubungan erat dengan kehidupan manusia. Dengan kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, maka setiap peristiwa diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan jenis-jenis peristiwa tersebut. Disinilah kemudian konsep kronologis berfungsi, peristiwa yang telah diklasifikasikan tadi, disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadian dari peristwa-peristiwa tersebut.

c.       Konsep Kronik dalam Ilmu Sejarah

Kata "kronik" dapat ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti dari kerajaan Cina. Kronik merupakan sejenis kumpulan tulisan-tulisan dari dinasti-dinasti yang berkuasa di Cina, seperti Kronok dinasti Chou, Chin, Tang, Ming, Sung dan dinasti-dinasti lainnya. Kronik itu merupan suatu kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musafir atau seorang pujangga dan juga seorang pendeta. Mereka akan menulis seluruh peristiwa atau kejadian maupun hal-hal yang yang baru ditemukan ketika melakukan perjalanannya, baik daerah yang dilalui maupun yang disinggahinya


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sejarah sebagai ilmu tentu saja mempunyai metode sendiri, yang harus digunakan oleh seorang sejarawan dalam menulis suatu peristiwa sejarah. Dengan menggunakan metode tersebut seorang sejarawan akan mampu merekonstruksi suatu peristiwa sejarah dengan objektif. Ke-objektifan dalam menulis sejarah adalah sesuatu yang mutlak. ”. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Ini sungguh berbeda dengan ilmu- ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronis yaitu dalam ruang yang luas dan waktu yang terbatas. Cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya terbagi menjadi empat konsep, yaitu konsep periodisasi, konsep kronologi, konsep kronik, dan historiografi.

B.     Saran

Setelah membahas makalah tentang berfikir sejarah secara diakronis dan sinkronis, diharapkan bagi khalayak umum yang telah membaca makalahn ini diharapkan dapat mengetahui konsep dasar berfikir sejarah, strategi Pengembangan berfikir sejarah, dan penerapan berfikir sejarah dalam pembelajaran sejarah, sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan dapat menerapkan pemikiran sejarah dalam kehidupan sehari-hari.


 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar