A. Batik
Warisan Budaya Indonesia
Batik adalah kerajinan yang
memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya bangsa
Indonesia. Batik dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga
membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal
dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang
artinya adalah menulis titik. Sebenarnya, batik dibuat dengan bermacam-macam
metode, tidak hanya dengan canting, metode pembuatan batik antara lain adalah,
cap, cetak, dan printing.
Sebenarnya, batik adalah
kesenian yang penuh akan makna, tidak hanya sekedar corak. Salah satu bukti
yang memperkuat bahwa batik penuh akan makna adalah sebelum kemerdekaan
Indonesia, banyak daerah-daerah pusat perbatikan yang menjadikan batik sebagai
alat perjuangan ekonomi, khususnya dalam melawan perekonomian Belanda, sehingga
batik mempunyai makna yang sangat dalam. Setiap daerah memiliki batik dengan
motif yang berbeda-beda, dan tentunya makna dari batik itu sendiri juga
berbeda-beda.
Zaman dahulu, sebagian besar
orang Indonesia meggunakan batik hanya pada kesempatan tertentu saja karena
batik saat itu hanya pantas digunakan pada kesempatan tertentu saja seperti
upacara adat, pernikahan, rapat, atau acara-acara resmi. Namun, sekarang
penggunaan batik lebih luas dalam masyarakat. Sekarang batik tidak hanya
digunakan pada acara-acara resmi saja, tetapi masyarakat Indonesia mengenakan
batik dalam berbagai kesempatan, seperti hari batik nasional, pada saat kerja,
dan lain sebagainya. Pada zaman sekarang pula, penggunaan batik tidak mengenal
umur, baik orangtua dan anak muda kerap menggunakan batik dalam berbagai
kesempatan, penggunaan batik pun tidak hanya sebagai busana atau pakaian,
tetapi juga sebagai bahan dekorasi dan bahan perlengkapan hidup.
Pemerintah Indonesia mencatat
adanya budaya batik di 23 dari 33 provinsi di Indonesia. Batik diwariskan
lintas generasi, yang pembuatannya mengandung nilai sakral, di mana pengrajin
batik akan berpuasa dan berdoa sebelum membatik selagi bermeditasi dengan lagu
tradisional. Terdapat beberapa pengrajin batik yang mewarisi tradisi ini dari
generasi-generasi sebelumnya, namun sebagian besar pengrajin mempelajari
tradisi batik sebagai bagian dari seni budaya.
Setelah mencapai puncak
kejaan batik pada dasawarsa 1970-1980, pada era 1990-an dunia batik kita
dilanda pengaruh munculnya batik printing atau tekstil dengan motif batik, yang
berakibat banyaknya pengrajin batik tulis dan cap mengurangi kegiatannya
ataupun menutup perusahaannya. Keadaan seperti ini diperparah dengan terjadinya
krisis ekonomi ditahun 1997/1998. Batik printing terus berkembang menggerogoti
pasar batik tradisional, dan bersamaan dengan itu tumbuh pesat permintaan batik
painting, khususnya yang diperjual belikan di Bali. Bom Bali I pada tahun 2002
dan terbakarnya Pasar Tanah Abang di tahun 2003, semakin memperparah keadaan
industri batik kita.
Dalam persaingan global,
indentitas batik sebagai produk Indonesia, mulai disaingi oleh Malaysia, dan
dengan agresif melindungi produk batiknya melalui HKI. Di Indonesia protespun
bermunculan, seperti halnya dengan kasus tempe dan reog Ponorogo. Tetapi sampai
sekarang kita seperti kehilangan arah, kemana dan bagaimana batik sebagai hasil
ekpresi budaya tradisional akan dilindungi. Rezim perlindungan HKI yang berlaku
sekarang ini, sukar untuk melindungi hasil ekspresi tradisional maupun budaya.
Dalam perlindungan HKI, sebenarnya ada komponen-komponen lain seperti Hak
Moral, Hak Kebudayaan maupun Hak atas Indikasi Asal.
1. Perlindungan
Batik Sebagai Warisan Budaya
Dikutip dari https://news.detik.com/berita/1213370/batik-ditetapkan-unesco-sebagai-warisan-budaya-indonesia-pakai-yuk,
United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) hari ini,
Jumat (2\/10\/2009) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia.
Hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk ini pun dijadikan sebagai hari
batik.
Rencananya,
pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat
Arab. Hal ini telah ditegaskan oleh Menteri Ad-Interim Kebudayaan dan
Pariwisata, Mohammad Nuh yang ditemui di Departemen Kominfo, Rabu (30\/9\/2009)
lalu.\\\"Pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan kurang
lebih pada pukul 20.00 WIB dan Presiden akan mendeklarasikannya secara resmi
pada pukul 21.00 WIB\\\" kata M Nuh. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memakai batik
pada 2 Oktober secara serentak. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa
syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia.
Seruan ini pun langsung diikuti oleh para kepala daerah di Indonesia. Tak
cuma itu, Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) tidak ketinggalan
mengimbau para pelajar Indonesia yang ada di Malaysia untuk menggunakan batik. \\\"Bersama
ini kami ingin menyampaikan berita dan himbauan bahwa Persatuan Pelajar
Indonesia se-Malaysia sedang menggiatkan program yang kami namakan \\\'BERDUA
BERBATIK\\\' yang merupakan kepanjangan dari “bersama di dua Oktober
berbatik\\\",\\\" ujar Ketua Umum PPIM Abdullah Abbas. Para penjual
baju batik pun mendapatkan rejeki dari keputusan UNESCO ini. Karena antusiasme
masyarakat untuk memakai batik makin meningkat, batik yang mereka jual pun
laris manis bak kacang goreng saja. Hal ini setidaknya terjadi di salah satu
toko penjual batik di Pasar Atom Tahap I lantai I, Surabaya. Soal batik yang
akan menjadi hak milik resmi Indoensia ini, negeri Jiran yang juga mengklaim
batik, Malaysia sebenarnya tidak tinggal diam. Mendengar UNESCO akan
mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, Wakil PM Malaysia, Tan Sri
Muhyiddin Yassin menyatakan pihaknya akan mempelajari keputusan UNESCO
tersebut. Namun hingga detik ini belum diketahui apakah niat Malaysia tersebut
berhasil. Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada 3
September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9
Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris
pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009.
Sebagai
bangsa Indonesia, tentunya kita seringkali merasa bangga akan batik sebagai
warisan budaya bangsa. Terlebih lagi, sejak tahun 2009 batik telah mendapat
pengakuan internasional dan secara resmi menjadi bagian dari Daftar
Representatif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)
sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Untuk memperingati hal ini, Indonesia
menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Tanpa
kita sadari, batik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Batik nyaman digunakan untuk bekerja, mengikuti acara keluarga,
hingga menghadiri acara resmi. Batik juga mudah ditemukan pada berbagai bentuk
serta tingkatan, baik dalam bentuk kain, produksi massa pakaian jadi, maupun
produk haute couture karya desainer Indonesia.
Melalui
UNESCO, dunia internasional telah mengakui batik sebagai budaya tak benda
warisan manusia yang berasal dari Indonesia. Namun, batik Indonesia bukanlah
produk massa yang sekadar memiliki corak tanpa makna. Masuknya batik ke dalam
Daftar UNESCO membawa kewajiban bagi Indonesia untuk melindungi tradisi batik,
sehingga kita sebagai bangsa Indonesia harus dapat memaknai dan melestarikan
ikon budaya dunia ini, serta mengetahui aspek-aspek tradisi batik yang perlu
dilindungi.
2. Pengembangan
Batik Sebagai Warisan Budaya
Seiring
perkembangan zaman, batik telah berevolusi, baik motif maupun kegunaannya.
Beberapa motif batik pernah menjadi simbol khusus Keraton yang hanya boleh
digunakan oleh keluarga Sultan, misalnya parang barong. Pola-pola tradisional
seperti parang rusak dan semen masih dibuat, bersamaan dengan pola dan motif
baru yang berkembang mengikuti tren. Beberapa pola baru menggambarkan
elemen-elemen lingkungan, misalnya batik Indramayu dan Lasem yang menggunakan
pola flora dan fauna laut. Kegunaan batik pun berevolusi, dari sebelumnya
khusus untuk acara resmi, kini banyak untuk kegiatan rutin sehari-hari.
Sejalan
dengan perkembangan industri batik yang kian pesat, pengetahuan tentang
simbolisme batik sayangnya justru semakin terkikis, sehingga perlu dilestarikan
melalui pendidikan. Kemampuan pengrajin batik untuk menciptakan motif juga
dinilai berkurang, sehingga batik saat ini lebih banyak menggunakan motif yang
sudah ada.
Budaya
tak benda warisan manusia adalah faktor penting dalam memelihara keberagaman
budaya dunia di tengah maraknya arus perubahan. Di tengah derasnya arus
produksi dan konsumsi batik, kita perlu memelihara makna batik sebagai warisan
budaya bangsa, dan bukan produk masal semata. Banyaknya pemakaian batik secara
komersil dapat membuat masyarakat terjebak dalam pemahaman sempit yang
mengecilkan makna dari tradisi batik. Di sisi lain, tingginya ketersediaan
batik dapat dimanfaatkan untuk memaknai esensi budaya batik yang kaya akan
simbol dan filosofi. Hal ini menjadi penting karena pemahaman yang kita miliki
akan kembali diteruskan kepada generasi yang akan datang, dan menjadi bekal
untuk melestarikan batik sebagai budaya warisan manusia yang berasal dari
Indonesia.
3. Pemanfaatan
Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia
a. Batik sebagai Bahan Dekorasi
Dalam
ilmu tata ruang dekorasi lebih dikenal dengan istilah elemen estetis. Batik
yang digunakan sebagai dekorasi dalam ruangan di antaranya bisa berupa hiasan
dinding atau wall hanging, sketsel atau penyekat ruangan. dan patung.
Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi dan kreativitas para
pengusaha dan desainer batik. Dilihat dari segi motif, batik bisa hadir dalam
nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan
dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan
baku yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan
sutra saja. Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai
karakter bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai
busana. Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal
ini harus selalu diperhatikan.
b. Batik sebagai Bahan
Perlengkapan Hidup
Setelah
berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan, kini batik mulai
digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong ponsel,
sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas sehingga
kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab dalam
kehidupan kita.
c. Batik sebagai Busana
Penggunaan batik sebagai busana tradisional
semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional
juga makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi,
kini batik telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin
berkembang pesat sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan
busana batik. Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan
mengambil batik sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para
desainer muda ini banyak melahirkan beragam desain baju batik yang sangat
elegan dan memenuhi tuntutan gaya hidup modern.
d. Cermin Pribadi yang Pandai
Berterima Kasih pada Leluhur Bangsa
Memakai
batik berarti kita termasuk pribadi yang pandai berterima kasih, kok bisa?
Karena batik ini warisan para leluhur bangsa Indonesia, secara tidak langsung
jika kita memakai batik berarti kita bangga dengan pakaian khas indonesia,
apapun motifnya, batik menjadi cerminan pribadi Indonesia yang sesungguhnya.
Dengan Batik-lah kita jadi pribadi yang pandai bersyukur.
e. Menjadikan Indonesia Bersinar
di Mata Dunia
Tak
dipungkiri dan tak terbantahkan bahwa batik benar-benar membuka mata dunia,
bagaimana tidak, berbagai turis begitu bangga ketika kembali ke negara asal
dengan membawa sebuah batik khas Indonesia, sebuah oleh-oleh terbaik yang tak
tergantikan dengan yang lain. Berbagai artis papan atas dunia pun begitu
kepincut dengan nuasan batik Indonesia.
f.
Menjadikan Seseorang Terlihat Lembut dan Gagah
Batik
menjadikan seorang wanita terlihat lembut dan menjadikan pria terlihat lebih
gagah. Coba deh pakai batik dan lihat perubahannya. Karena batik mengandung
historis penuh kelembutan itulah yang menjadikan siapapun yang mengenakannya
menjadi pribadi baru. Batik menjadikan seseorang terlihat lembut dan gagah.
g. Akan membangkitkan Semangat
Nasionalisme
Mengenakan
batik menjadikan seseorang menunjukkan identitasnya secara tidak langsung, hal
ini juga akan berefek kepada sikap dan prilaku seseorang. Efek inilah yang
menjadikan siapa pun merasa bangga jadi orang Indonesia, inilah yang akan
meinmbulkan semangat nasionalisme.
h. Mempermudah Roda Bisnis
Para
bisnisman di Indonsia saat ini sudah mulai menyadari pentingnya memakai batik.
Banyak karyawan di berbagai institusi bisnis yang sudah beralih memakai batik
sebagai busana kesehariannya. Hal ini akan menimbulkan sebuah image baru bahwa
batik menjadikan bisnis semakin menguntungkan karena masyarakat menilai bahwa
mengenakan batik adalah cinta indonesia. Jelas ini akan mempermudah roda bisnis
menjadi lebih menguntungkan.
i.
Menjadikan Seseorang Semakin Dewasa
Dengan mengenakan batik
seseorang akan terlihat dewasa dan mempesona, lihatlah ketika anak-anak yang
masih duduk di bangku sekolah menengah atas yang sudah mulai cinta dengan
batik, maka akan terlihat lebih dewasa dan lebih anggun serta gagah. Batik tak
membuat seseorang menjadi tua, tapi sebaliknya. Akan tampaklah wajah penuh
kedewasaan. Jadi Batik menjadikan seseorang semakin dewasa.
j.
Menambah Percaya Diri
Batik akan membuat kita
semakin percaya diri lho. Memilih batik yang sesuai dengan postur tubuh kita,
kemudian ditambah motif yang pas, menjadikan seseorang semakin tambah percaya
diri di setiap kesempatan. Karena nuasan batik mengandung nilai keikhlasan
membuat siapapun menjadi percaya diri.
k. Menjadi Pribadi yang Trendi
Batik
adalah trend Indonesia. Membuat wanita tambah cantik, menjadikan pria semakin
gagah. Yang cantik semakin cantik, yang keren tambah keren. Yang memiliki wajah
pas-pasan di sulap menjadi mempesona. Batik menjadikan seseorang memiliki
trendi tersendiri, memiliki ciri khas tersendiri.
B. Tari
Kejai, Warisan Budaya Tak Benda dari Bengkulu 2017
Domain :
Seni Pertunjukan
Lokasi Persebaran : Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Lebong,
Kab.
Kepahiang
Maestro :
–
Kondisi : Masih
Bertahan
Tari
Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang
dilakukan pada setiap musim panen raya datang. Tarian tersebut dimainkan oleh
para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah
penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya
terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian
dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan
searah menyerupai jarum jam. Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini
masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan
masyarakat Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan
adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai
syaratnya.
Tari Kejei merupakan
kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap
upacara kejei berlangsung. upacara kejei merupakan hajatan terbesar di suku
rejang. dikatakan hajatan terbesar karena yang mengangkat hajat kejei tersebut
merupakan orang-orang yang mampu.dengan pemotongan beberapa kerbau, kambing
atau sapi sebagai syarat sah nya upacara kejei. Tarian tersebut dimainkan oleh
para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah
penerangan lampion. tarian ini sebagai ajang perkenalan antara bujang dan
gadis suku rejang. Area teritorarial Rejang sendiri teridiri dari beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang lebong,
dan kabupaten Kepahiang, dan
beberapa suku pendatang di daerah Provinsi Bengkulu lainnya. Kekhasan tari ini adalah
alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu,
seperti kulintang, seruling dan gong.
Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan
berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam.
Tarian ini pertama kali
dilaporkan oleh seorang pedagang Pasee, bernama Hassanuddin Al-Pasee yang
berniaga ke Bengkulu pada tahun 1468. Tapi, ada pula keterangan dari
Fhathahillah Al Pasee, yang pada tahun 1532 berkunjung ke tanah redjang.
Tari Kejei pertama kali dibawakan saat pernikahan Putri Senggang dengan Biku
Bermano., yang menurut kisahnya buku pelaksanaan "kejei" tersebut
disimpan di dalam perut Biku Bermano. "Kejei" pertama kali
dilaksanakan adalah kejei pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano.
Tari Kejei dipercaya sudah ada
sebelum kedatangan para biku dari Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti
dengan alat dari logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei
dilakukan dalam masa yang panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3
hari berturut-turut.
Tari ini adalah tarian sakral
yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya
dilaksanakan masyarakat Rejang dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai
pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar