--> Warisan Budaya Indonesia (Batik) dan Warisan Budaya Bengkulu Utara | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

08/04/19

Warisan Budaya Indonesia (Batik) dan Warisan Budaya Bengkulu Utara

| 08/04/19

A.     Batik Warisan Budaya Indonesia
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Batik dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang artinya adalah menulis titik. Sebenarnya, batik dibuat dengan bermacam-macam metode, tidak hanya dengan canting, metode pembuatan batik antara lain adalah, cap, cetak, dan printing.
Sebenarnya, batik adalah kesenian yang penuh akan makna, tidak hanya sekedar corak. Salah satu bukti yang memperkuat bahwa batik penuh akan makna adalah sebelum kemerdekaan Indonesia, banyak daerah-daerah pusat perbatikan yang menjadikan batik sebagai alat perjuangan ekonomi, khususnya dalam melawan perekonomian Belanda, sehingga batik mempunyai makna yang sangat dalam. Setiap daerah memiliki batik dengan motif yang berbeda-beda, dan tentunya makna dari batik itu sendiri juga berbeda-beda.
Zaman dahulu, sebagian besar orang Indonesia meggunakan batik hanya pada kesempatan tertentu saja karena batik saat itu hanya pantas digunakan pada kesempatan tertentu saja seperti upacara adat, pernikahan, rapat, atau acara-acara resmi. Namun, sekarang penggunaan batik lebih luas dalam masyarakat. Sekarang batik tidak hanya digunakan pada acara-acara resmi saja, tetapi masyarakat Indonesia mengenakan batik dalam berbagai kesempatan, seperti hari batik nasional, pada saat kerja, dan lain sebagainya. Pada zaman sekarang pula, penggunaan batik tidak mengenal umur, baik orangtua dan anak muda kerap menggunakan batik dalam berbagai kesempatan, penggunaan batik pun tidak hanya sebagai busana atau pakaian, tetapi juga sebagai bahan dekorasi dan bahan perlengkapan hidup.
Pemerintah Indonesia mencatat adanya budaya batik di 23 dari 33 provinsi di Indonesia. Batik diwariskan lintas generasi, yang pembuatannya mengandung nilai sakral, di mana pengrajin batik akan berpuasa dan berdoa sebelum membatik selagi bermeditasi dengan lagu tradisional. Terdapat beberapa pengrajin batik yang mewarisi tradisi ini dari generasi-generasi sebelumnya, namun sebagian besar pengrajin mempelajari tradisi batik sebagai bagian dari seni budaya.
Setelah mencapai puncak kejaan batik pada dasawarsa 1970-1980, pada era 1990-an dunia batik kita dilanda pengaruh munculnya batik printing atau tekstil dengan motif batik, yang berakibat banyaknya pengrajin batik tulis dan cap mengurangi kegiatannya ataupun menutup perusahaannya. Keadaan seperti ini diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi ditahun 1997/1998. Batik printing terus berkembang menggerogoti pasar batik tradisional, dan bersamaan dengan itu tumbuh pesat permintaan batik painting, khususnya yang diperjual belikan di Bali. Bom Bali I pada tahun 2002 dan terbakarnya Pasar Tanah Abang di tahun 2003, semakin memperparah keadaan industri batik kita.
Dalam persaingan global, indentitas batik sebagai produk Indonesia, mulai disaingi oleh Malaysia, dan dengan agresif melindungi produk batiknya melalui HKI. Di Indonesia protespun bermunculan, seperti halnya dengan kasus tempe dan reog Ponorogo. Tetapi sampai sekarang kita seperti kehilangan arah, kemana dan bagaimana batik sebagai hasil ekpresi budaya tradisional akan dilindungi. Rezim perlindungan HKI yang berlaku sekarang ini, sukar untuk melindungi hasil ekspresi tradisional maupun budaya. Dalam perlindungan HKI, sebenarnya ada komponen-komponen lain seperti Hak Moral, Hak Kebudayaan maupun Hak atas Indikasi Asal.

1.     Perlindungan Batik Sebagai Warisan Budaya
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) hari ini, Jumat (2\/10\/2009) menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia. Hari yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk ini pun dijadikan sebagai hari batik.
Rencananya, pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Hal ini telah ditegaskan oleh Menteri Ad-Interim Kebudayaan dan Pariwisata, Mohammad Nuh yang ditemui di Departemen Kominfo, Rabu (30\/9\/2009) lalu.\\\"Pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO akan dilakukan kurang lebih pada pukul 20.00 WIB dan Presiden akan mendeklarasikannya secara resmi pada pukul 21.00 WIB\\\" kata M Nuh. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memakai batik pada 2 Oktober secara serentak. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Seruan ini pun langsung diikuti oleh para kepala daerah di Indonesia. Tak cuma itu, Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) tidak ketinggalan mengimbau para pelajar Indonesia yang ada di Malaysia untuk menggunakan batik. \\\"Bersama ini kami ingin menyampaikan berita dan himbauan bahwa Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia sedang menggiatkan program yang kami namakan \\\'BERDUA BERBATIK\\\' yang merupakan kepanjangan dari “bersama di dua Oktober berbatik\\\",\\\" ujar Ketua Umum PPIM Abdullah Abbas. Para penjual baju batik pun mendapatkan rejeki dari keputusan UNESCO ini. Karena antusiasme masyarakat untuk memakai batik makin meningkat, batik yang mereka jual pun laris manis bak kacang goreng saja. Hal ini setidaknya terjadi di salah satu toko penjual batik di Pasar Atom Tahap I lantai I, Surabaya. Soal batik yang akan menjadi hak milik resmi Indoensia ini, negeri Jiran yang juga mengklaim batik, Malaysia sebenarnya tidak tinggal diam. Mendengar UNESCO akan mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, Wakil PM Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin menyatakan pihaknya akan mempelajari keputusan UNESCO tersebut. Namun hingga detik ini belum diketahui apakah niat Malaysia tersebut berhasil. Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9 Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009.
Sebagai bangsa Indonesia, tentunya kita seringkali merasa bangga akan batik sebagai warisan budaya bangsa. Terlebih lagi, sejak tahun 2009 batik telah mendapat pengakuan internasional dan secara resmi menjadi bagian dari Daftar Representatif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia. Untuk memperingati hal ini, Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Tanpa kita sadari, batik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Batik nyaman digunakan untuk bekerja, mengikuti acara keluarga, hingga menghadiri acara resmi. Batik juga mudah ditemukan pada berbagai bentuk serta tingkatan, baik dalam bentuk kain, produksi massa pakaian jadi, maupun produk haute couture karya desainer Indonesia.
Melalui UNESCO, dunia internasional telah mengakui batik sebagai budaya tak benda warisan manusia yang berasal dari Indonesia. Namun, batik Indonesia bukanlah produk massa yang sekadar memiliki corak tanpa makna. Masuknya batik ke dalam Daftar UNESCO membawa kewajiban bagi Indonesia untuk melindungi tradisi batik, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia harus dapat memaknai dan melestarikan ikon budaya dunia ini, serta mengetahui aspek-aspek tradisi batik yang perlu dilindungi.
2.     Pengembangan Batik Sebagai Warisan Budaya
Seiring perkembangan zaman, batik telah berevolusi, baik motif maupun kegunaannya. Beberapa motif batik pernah menjadi simbol khusus Keraton yang hanya boleh digunakan oleh keluarga Sultan, misalnya parang barong. Pola-pola tradisional seperti parang rusak dan semen masih dibuat, bersamaan dengan pola dan motif baru yang berkembang mengikuti tren. Beberapa pola baru menggambarkan elemen-elemen lingkungan, misalnya batik Indramayu dan Lasem yang menggunakan pola flora dan fauna laut. Kegunaan batik pun berevolusi, dari sebelumnya khusus untuk acara resmi, kini banyak untuk kegiatan rutin sehari-hari.
Sejalan dengan perkembangan industri batik yang kian pesat, pengetahuan tentang simbolisme batik sayangnya justru semakin terkikis, sehingga perlu dilestarikan melalui pendidikan. Kemampuan pengrajin batik untuk menciptakan motif juga dinilai berkurang, sehingga batik saat ini lebih banyak menggunakan motif yang sudah ada.
Budaya tak benda warisan manusia adalah faktor penting dalam memelihara keberagaman budaya dunia di tengah maraknya arus perubahan. Di tengah derasnya arus produksi dan konsumsi batik, kita perlu memelihara makna batik sebagai warisan budaya bangsa, dan bukan produk masal semata. Banyaknya pemakaian batik secara komersil dapat membuat masyarakat terjebak dalam pemahaman sempit yang mengecilkan makna dari tradisi batik. Di sisi lain, tingginya ketersediaan batik dapat dimanfaatkan untuk memaknai esensi budaya batik yang kaya akan simbol dan filosofi. Hal ini menjadi penting karena pemahaman yang kita miliki akan kembali diteruskan kepada generasi yang akan datang, dan menjadi bekal untuk melestarikan batik sebagai budaya warisan manusia yang berasal dari Indonesia.
3.     Pemanfaatan Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia
a.       Batik sebagai Bahan Dekorasi
Dalam ilmu tata ruang dekorasi lebih dikenal dengan istilah elemen estetis. Batik yang digunakan sebagai dekorasi dalam ruangan di antaranya bisa berupa hiasan dinding atau wall hanging, sketsel atau penyekat ruangan. dan patung. Penggunaan batik terus berkembang seiring dengan inovasi dan kreativitas para pengusaha dan desainer batik. Dilihat dari segi motif, batik bisa hadir dalam nuansa klasik atau pun nuansa modern dengan warna yang menyesuaikan kebutuhan dekorasi. Akan tetapi, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bahan baku yang digunakan untuk membatik. Media batik tidak berupa kain mori dan sutra saja. Batik yang dihadirkan dalam elemen estetis dekorasi harus mempunyai karakter bahan yang lebih kuat dibanding dengan bahan yang digunakan sebagai busana. Bahan untuk batik harus menyesuaikan fungsi pakai dan kegunaannya. Hal ini harus selalu diperhatikan.
b.      Batik sebagai Bahan Perlengkapan Hidup
Setelah berkembang menjadi bahan sandang nasional dan sebagai hiasan, kini batik mulai digunakan untuk membuat perlengkapan dan aksesori seperti tas, kantong ponsel, sandal, dan kipas. Perkembangan produk ini memperkuat daya kreativitas sehingga kegunaan batik pun semakin luas. Dengan begitu batik menjadi sangat akrab dalam kehidupan kita.
c.       Batik sebagai Busana
Penggunaan batik sebagai busana tradisional semakin berkurang, terutama di kalangan generasi muda. Makna simbolik yang ada pada ragam hias batik tradisional juga makin kurang dikenal. Akan tetapi, dengan berbagai kreasi dan inovasi, kini batik telah menjadi pakaian umum. Motif dan desainnya pun semakin berkembang pesat sehingga generasi muda merasa nyaman dan senang menggunakan busana batik. Banyak desainer muda yang memulai kiprah desain bajunya dengan mengambil batik sebagai inspirasi pembuatan desain baju. Kreatifitas para desainer muda ini banyak melahirkan beragam desain baju batik yang sangat elegan dan memenuhi tuntutan gaya hidup modern.
d.      Cermin Pribadi yang Pandai Berterima Kasih pada Leluhur Bangsa
Memakai batik berarti kita termasuk pribadi yang pandai berterima kasih, kok bisa? Karena batik ini warisan para leluhur bangsa Indonesia, secara tidak langsung jika kita memakai batik berarti kita bangga dengan pakaian khas indonesia, apapun motifnya, batik menjadi cerminan pribadi Indonesia yang sesungguhnya. Dengan Batik-lah kita jadi pribadi yang pandai bersyukur.
e.       Menjadikan Indonesia Bersinar di Mata Dunia
Tak dipungkiri dan tak terbantahkan bahwa batik benar-benar membuka mata dunia, bagaimana tidak, berbagai turis begitu bangga ketika kembali ke negara asal dengan membawa sebuah batik khas Indonesia, sebuah oleh-oleh terbaik yang tak tergantikan dengan yang lain. Berbagai artis papan atas dunia pun begitu kepincut dengan nuasan batik Indonesia.
f.        Menjadikan Seseorang Terlihat Lembut dan Gagah
Batik menjadikan seorang wanita terlihat lembut dan menjadikan pria terlihat lebih gagah. Coba deh pakai batik dan lihat perubahannya. Karena batik mengandung historis penuh kelembutan itulah yang menjadikan siapapun yang mengenakannya menjadi pribadi baru. Batik menjadikan seseorang terlihat lembut dan gagah.
g.       Akan membangkitkan Semangat Nasionalisme
Mengenakan batik menjadikan seseorang menunjukkan identitasnya secara tidak langsung, hal ini juga akan berefek kepada sikap dan prilaku seseorang. Efek inilah yang menjadikan siapa pun merasa bangga jadi orang Indonesia, inilah yang akan meinmbulkan semangat nasionalisme.
h.      Mempermudah Roda Bisnis
Para bisnisman di Indonsia saat ini sudah mulai menyadari pentingnya memakai batik. Banyak karyawan di berbagai institusi bisnis yang sudah beralih memakai batik sebagai busana kesehariannya. Hal ini akan menimbulkan sebuah image baru bahwa batik menjadikan bisnis semakin menguntungkan karena masyarakat menilai bahwa mengenakan batik adalah cinta indonesia. Jelas ini akan mempermudah roda bisnis menjadi lebih menguntungkan.
i.         Menjadikan Seseorang Semakin Dewasa
Dengan mengenakan batik seseorang akan terlihat dewasa dan mempesona, lihatlah ketika anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas yang sudah mulai cinta dengan batik, maka akan terlihat lebih dewasa dan lebih anggun serta gagah. Batik tak membuat seseorang menjadi tua, tapi sebaliknya. Akan tampaklah wajah penuh kedewasaan. Jadi Batik menjadikan seseorang semakin dewasa.
j.         Menambah Percaya Diri
Batik akan membuat kita semakin percaya diri lho. Memilih batik yang sesuai dengan postur tubuh kita, kemudian ditambah motif yang pas, menjadikan seseorang semakin tambah percaya diri di setiap kesempatan. Karena nuasan batik mengandung nilai keikhlasan membuat siapapun menjadi percaya diri.
k.       Menjadi Pribadi yang Trendi
Batik adalah trend Indonesia. Membuat wanita tambah cantik, menjadikan pria semakin gagah. Yang cantik semakin cantik, yang keren tambah keren. Yang memiliki wajah pas-pasan di sulap menjadi mempesona. Batik menjadikan seseorang memiliki trendi tersendiri, memiliki ciri khas tersendiri.
B.     Tari Kejai, Warisan Budaya Tak Benda dari Bengkulu 2017
Description: C:\Users\user\Videos\013.-Tari-Kejai.jpg






Domain                      : Seni Pertunjukan
Lokasi Persebaran                : Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Lebong, Kab.                                           Kepahiang
Maestro                      : –
Kondisi                                       : Masih Bertahan
Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap musim panen raya datang. Tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam. Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan masyarakat Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya.
Tari Kejei merupakan kesenian rakyat Rejang yang dilakukan pada setiap upacara kejei berlangsung. upacara kejei merupakan hajatan terbesar di suku rejang. dikatakan hajatan terbesar karena yang mengangkat hajat kejei tersebut merupakan orang-orang yang mampu.dengan pemotongan beberapa kerbau, kambing atau sapi sebagai syarat sah nya upacara kejei. Tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah penerangan lampion. tarian ini sebagai ajang perkenalan antara bujang dan gadis suku rejang. Area teritorarial  Rejang sendiri teridiri dari beberapa kabupaten yaitu Kabupaten LebongKabupaten Rejang lebong, dan kabupaten Kepahiang, dan beberapa suku pendatang di daerah Provinsi Bengkulu lainnya. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam.
Tarian ini pertama kali dilaporkan oleh seorang pedagang Pasee, bernama Hassanuddin Al-Pasee yang berniaga ke Bengkulu pada tahun 1468. Tapi, ada pula keterangan dari Fhathahillah Al Pasee, yang pada tahun 1532 berkunjung ke tanah redjang. Tari Kejei pertama kali dibawakan saat pernikahan Putri Senggang dengan Biku Bermano., yang menurut kisahnya buku pelaksanaan "kejei" tersebut disimpan di dalam perut Biku Bermano. "Kejei" pertama kali dilaksanakan adalah kejei pernikahan Putri Senggang dan Biku Bermano.
Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum kedatangan para biku dari Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat dari logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei dilakukan dalam masa yang panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3 hari berturut-turut.
Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan masyarakat Rejang dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya.



Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar