Pengertian Kalimat Thayyibah & Macam-Macamnya
A. Pengertian
Kalimat Thayyibah
Kalimat Thayyibah
secara bahasa adalah perkataan yang baik. Dalam Islam, Kalimat thayyibah adalah
setiap ucapan yang mengandung kebenaran dan kebajikan yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Serta mengandung aneka perbuatan ma'ruf dan
pencegahan dari perbuatan munkar (Tafsir Depag V/182-183 dan Tafsir Wa Bayan
Al-Qur'an oleh Dr. M. Hasan Al-Hamsy hal.258 ).
B. Macam-macam
Kalimat Thayyibah
Adapun macam-macam Kalimat Thayyibah adalah sebagai
berikut:
a. Bismillahirrokhmaanirrohim
Kalimat
Basmalah yang artinya: ”Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang” ini diucapkan setiap kali kita akan mengawali suatu pekerjaan atau
perbuatan. Dengan membaca Basmalah dimaksudkan agar pekerjaan yang akan kita
lakukan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang artinya, “Tiap-tiap urusan penting
menjadi putus berkahnya jika tidak dimulai dengan ucapan
Bismillâhir-rahmânir-rahîm.”(HR. ar-Rahawy).
b. Assalamu'alaikum
Salam
berarti keselamatan, jadi memberi doa kepada orang lain agar selamat. Makna
salam adalah mendoakan kepada orang lain agar selamat di manapun berada, dalam
kondisi apa pun juga tidak terbatas waktunya bukan untuk waktu siang, sore atau
malam saja.
Jadi,
bagi orang yang memberi salam disunnahkan untuk mengucap:
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh Artinya: "Kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadamu"
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh Artinya: "Kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan kepadamu"
Dan
bagi orang yang menjawab salam mengucapkan:
Waalaikumsalaam Warohmatullahi Wabarokaatuh Artinya: "Dan kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan atas kamu pula."
Waalaikumsalaam Warohmatullahi Wabarokaatuh Artinya: "Dan kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah semoga dilimpahkan atas kamu pula."
Ada
seseorang yang datang kepada Nabi Muhammad saw. dan mengucapkan:
Assalamu'alaikum Maka salam itu dijawab oleh beliau dan ia duduk. Kemudian
beliau bersabda, "Sepuluh".
Sesudah
itu datang lagi seseorang dan mengucapkan: Assalamu'alaikum Warohmatullahi Salam
itu dijawab oleh beliau san ia duduk. Kemudian beliau bersabda, "Dua
puluh".
Sesudah
itu datang lagi seseorang dan mengucapkan salam:
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh Salam dijawab oleh beliau dan ia duduk kemudian beliau bersabda, "tiga puluh".
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh Salam dijawab oleh beliau dan ia duduk kemudian beliau bersabda, "tiga puluh".
Jadi, intinya semakin sempurna kita
mengucapkan salam, maka semakin besar pula pahala yang akan diterima.
c. Subhanallah
Artinya:
Maha
suci Allah Subhanallah disebut juga bacaan tasbih. Zat yang paling suci di alam
semesta ini hanyalah Allah, maka sesuai dengan artinya, kalimat ini mengandung
makna penyucian nama dan Zat Allah. Nama Allah harus tetap suci dari segala
bentuk kemusyrikan dan kekurangan. Karena Allah-lah pemilik segala
kesempurnaan. Semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah,
memuji kebesaran Allah, Firman Allah yang Artinya:
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maharaja, Yang Maha Suci, Yang Maha perkasa,Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Jumu'ah: 1)
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maharaja, Yang Maha Suci, Yang Maha perkasa,Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Jumu'ah: 1)
Harus
kita yakini dengan keyakinan yang kuat bahwasanya Allah tidak sama dengan
makhluk-Nya. Kita tidak boleh memikirkan bagaimana bentuk Allah, apakah Allah
mempunyai tangan, kaki, wajah, dan lain-lain. Yang harus kita lakukan hanyalah
meyakini Allah itu ada, melalui tanda-tanda kebesaran-Nya yaitu seluruh alam
semesta ini.Kita meyakini nama-nama Allah dan sifat-Nya yang terdapat di dalam
Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Dengan
mengucap kalimat tasbih kita akan selalu ingat kebesaran Allah. Alam yang ada
disekitar kita seperti gunung yang menjulang tinggi, lautan nan luas dan langit
adalah sebuah tanda yang menunjukkan tanda kebesaran Allah.
d. Laa
haula walaa quwwata illaa billaah
Kalimat
zikir ini merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasaannya
Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat
thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang.
Setelah
berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan
dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun
yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (QS 7:159).
e. Laailaahaillallah
Dalam
Hadis Nabi Muhammad disebutkan keutamaan kalimat thayibah laa ilaahaillallah
wahdahu lah syarika laka lahulmulku malhamdu yuhyi wahuwa’ala kulli syai’in
qadir maka Allah akan menetapkan seratus kebaikan dan menghapuskan seratus
kejahatan dan keburukan.
Bahkan
disebutkan pula bahwa kalimat ini merupakan kunci pintu surga. Apabila
seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan
manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari
kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu
dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.
f. Inna
Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un
Salah
satu dari kalimat tayyibah itu adalah " Inna Lillahi wa Inna Ilaihi
Raji'un ". Kalimat ini disebut dengan kalimat tarji'. Ketika kita
mendengar atau mendapatkan teman, saudara, atau tetangga kita terkena musibah,
maka di anjurkan membaca kalimat tarji'. Misalnya jika ada orang meninggal
dunia atau sakit keras, terkena, kecelakaan, atau musibah lainnya.
Arti
dari kalimat tarji' sendiri adalah'sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan
kepada-Nyalah kita akan kembali. Dengan menghayati makna kalimat tersebut, maka
kita akan menjadi sadar bahwa semua makhluk akan mati dan akan kembali kepada
Sang Pencipta, tak terkecuali diri kita. Kita harus sadar bahwa nyawa kita
adalah titipan Allah yang suatu saat akan diminta kembali oleh pemiliknya.
Adapun
keutamaan atau manfaat membaca kalimat tarji', terdapat di dalam Al-Qur'an
Surah Al-Baqarah ayat 156-157, yang artinya :
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S Al-Baqarah/2 : 156-157)
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Inna Lillahi wa inna ilaihi raji'un. (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S Al-Baqarah/2 : 156-157)
g. Astaghfirullah
Dalam
Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 135 Allah menyatakan prihal orang- orang yang
mendapat mendapat kenikmatan setelah mereka bertaubat, "Orang orang yang
berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta
ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan." Sungguh Maha Suci
Allah Yang Maha Sempurna, setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup
yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan penawar bagi
kekhilafan tersebut. Bagi manusia yang pandai mengunakan penawar ini, maka
manusia tidak akan terserang penyakit hati yang serius.
Allah
Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah
berbuat khilaf. Orang-orang yang selalu membasahkan bibir mereka dengan
istighfar, maka noda-noda berupa dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit
setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama
noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya.
Maka
benarlah-bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan
kecil yang tidak dibenari. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka
dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah
shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah
sebagaimana diriwayatkan Bukhari dalam kitab hadisnya bahwa beliau mengucapkan
istighfar setiap hari sebanyak seratus kali.
Ditambahkannya
juga bahwa barang siapa yang mengucapkan istighfar sebelum terbit matahari
sampai terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR. Bukhari) InsyaAllah.
Kalimat ini diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa
yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah
di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah
ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang dapat dipenuhi secara pasti
oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. 18: 23-24).
Sayangnya,
banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang
anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak
menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat,
sehingga membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Adalah
tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan seperti
ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya
Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang
sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap
kehendak Allah yang sewaktu waktu bisa merubah apa yang telah kita rencanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar