Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Jeruk Kalamansi)
A.
Latar
Belakang Kunjungan Usaha
Latar belakang
diadakanya kunjungan usaha ini agar mahasiswa dapat mengenal dunia kerja. Mahasiswa
juga diharapkan tidak menganggap kunjungan usaha sebagi rekreasi, tapi
menganggap kunjungan usaha sebagai sarana belajar dengan cara mendatangi usaha
secara langsung, dan melihat urutan-urutan proses kerja di usaha tersebut.
Kunjungan usaha
dipilih untuk menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja. Mahasiswa
dituntut untuk aktif menggali informasi tentang usaha tersebut untuk memperoleh
pengetahuan tentang dunia usaha. Kunjungan usaha dilakukan untuk memberikan
gambaran kepada mahasiswa tentang industri dan proses produksi di bidang bisnis.
Mahasiswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di peroleh selama
kunjungan usaha tentang perusahaan yang bersangkutan.
B.
Tujuan Kunjungan Usaha
1.
Untuk
mengetahui latar belakang usaha dikembangkan
2.
Untuk
mengetahui analisis SWOT yang digunakan
3.
Untuk
mengetahui keuntungan/kerugian usaha tersebut
4.
Mengetaui
pemasaran produk
C.
Manfaat Kunjungan Usaha
Bagi
mahasiswa : Mendapat gambaran saat akan bekerja di suatu usaha atau ingin
membuat sebuah usaha, Mendapatkan ilmu tentang usaha.
Bagi
Industri : Mengajak dan memperlihatkan proses produksi bagi mahasiswa, Memperkenalkan
hasil produksi pada masyarakat luas.
D.
Waktu
dan tempat
1. Waktu
kunjungan ke tempat usaha pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018, Pukul 10.00 –
12.00 WIB. Lokasi tempat usaha
berada di Perumahan Batara Areka Regency 2 Jalan Samsul Bahrun RT 20 RW 01 Blok
A Nomor 007 Kelurahan Bentiring (Depan kompas TV).
2.
Kunjungan dilakukan pada hari Minggu, Tanggal 08 April 2018, Tepatnya
pukul 14.30 – 17.30 WIB. Lokasi
kunjungan terletak di Kampung UKM Digital Kalamansi (Rumah pak Amti
Chaniago, ketua kelompok tani kalamansi) di Padang Serai. Dan nama usaha
dikenal dengan Usaha Kampung UKM Digital Kalamansi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Usaha Kampung UKM Digital Kalamansi (Sirup kalamansi)
A. Latar Belakang Usaha Dikembangkan
Kegiatan pertanian bukan hanya sebatas memproduksi atau melakukan kegiatan
pertanian on farm,seperti budidaya tanaman ataupun beternak sehingga memperoleh
hasil pertanian yang berlimpah. Tetapi di balik itu, melakukan kegiatan
pemasaran untuk hasil produk-produk pertanian baik dalam bentuk segar maupun
olahan agar usaha tani tersebut menguntungkan dari segi ekonomi. Produk-produk
pertanian yang tinggi akan sia-sia jika tidak sepenuhnya mampu di serap oleh
pasar. Oleh sebab itu pemasarn untuk hasil usaha tani menjadi kata kunci dalam
kegiatan pertanian.
Jeruk kalamansi bukan
asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika yang dibawa ke Filipina. Pada
tahun 1990 tanaman yang bernama latin citrofortunella microcarpa yang
berarti berwarna kuning kehijauan atau seperti gradasi,terdapat bagian yang
kuning dan pada beberapa tempat terdapat warna hijau,dan citrofortulla mitis
biasanya memiliki warna kuning mencolok. Tanaman ini telah di bawa oleh orang
asing ke Provinsi Bengkulu. Jeruk kalamansi dicanangkan sebagai produk unggulan
di bengkulu karean tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah,yaitu
enam bulan setelah masa tanam. Pada tahun 2001, Tanaman ini mulai masuk
kewilayah Padang Serai dan mulai di tanam pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 walikota bengkulu menyatakan
bahwa beliau telah mendistribusikan bibit jeruk kalamansi dengan dana APBD. Awalnya jeruka kalamansi banyak di
tanam di kelurahan padang serai kecamatan kampung melayu kota Bengkulu,Akhirnya
jeruk ini menyebar kemana-mana karena tanaman ini mudah sekali di
kembangkanbiakan.
Sejak saat itu Padang Serai dicanangkan sebagai Kampung Digital Jeruk Kalamansi yang awal
permulaan gerakan budidaya jeruk kalamansi ditandai dengan pencanangan gerakan
“satu desa satu produk” oleh wakil
Presiden Boediono pada tahun 2009. Karena kondisi tanahnya yang bagus untuk
ditanami Jeruk Kalamansi. Jeruk kalamansi bahasa inggrisnya citrus
calamondin , orang bali menyebutnya limau kesturi. Sedikit berbeda
dengan bengkulu yang menyebutnya jeruk kalamansi.
Setiap rumah di Padang Serai menanam Jeruk Kalamansi
di di depan rumah mereka dan mereka melakukan sosialisasi jika Padang Serai
telah menjadi kampung Digital jeruk kalamansi dengan membuat Gapura di pintu
masuk padang serai yang akan menjadi salah satu bentuk informasi agar
masyarakat sekitar tahu.
Buah yang di panen untuk pertama kalinya sebanyak 2
Ton pada tahun 2011 per harinya. Pemilik masih sangat kebingungan dengan buah
yang asam tersebut mau di apakan,jika di pasarkan begitu saja,maka tidak ada
yang tertarik untuk membelinya karena rasa asamnya. Hingga awal tahun 2012
mulailah petani memproduksi sirup untuk mengurangi kadar asam dari jeruk
kalamansi tersebut.
Seiring berjalannya waktu,pada tahun 2016 mendapat
survey dari Telkom sehingga layak ada wifi dan di pasarkan secara online mulai
dari bulan mei 2016 keluar kota seperti Palembang,Lampung,Depok.
Jeruk kalamansi
memiliki kaya manfaat diantaranya:
1. sebagai penghilang bau amis
2. sebagai sumber vitamin C
3. sebagai bumbu makanan
Untuk sekarang jeruk kalamansi ini sudah
bisa diolah menjadi 6 macam produk diantaranya : seley kalamansi, dodol
kalamansi, yogourt kalamansi, sirup kalamansi, jelly kalamansi, dan permen
kalamansi.
A. Analisis SWOT
1.
Analisis
swot :
a. Streng (kekuatan)
1. Dalam
kualitas produk terjamin
2. Harga
jual produk kalamasi murah
3. Rasa
sirup kalamansinya beda dari yang lain
b. weknes (kelemahan)
1. Manajemen
perusahaan masih sederhana
2. Masyarakat
tidak begitu tau akan kandungan pada sirup kalamansi
3. Kemasan
yang kurang menarik
4. Warna
yang kurang cerah
5. Tidak
tahan lama
c. Oportunity (peluang)
1. Belum
ada pesaing pemasaran
2. Peluang
pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan
3. Bisa
order dan memanfaatkan teknologi untuk pesan antar sirup kalamansi
4. Dapat
menjadi produk unggulan
d. Tret (ancaman)
1. Banyaknya
variasi minuman ringan
2. Tidak
tahan lama (tahan dalam waktu 5 hari)
3. Selera
konsumen yang selalu berubah-ubah yang jadi pengaruh besar bagi pembelian
produk.
2.
Dokumentasi
a.
Buah
kalamansih
b.
Hasil
Olahan Jeruk Kalamansih
c.
Keuntungan
dan Kerugian
Pihak usaha belum bisa menaksir
keuntungan dan kerugian karena perusahaan hanya memenuhi pesanan. Jadi, untuk
tingkat keuntungan bisa dikatakan masih dalam kategori keuntungan yang kecil
dan tingkat kerugian diperkirahkan
sangat minim.
d.
Pemasaran
Pemasaran produk dengan cara penitipan
di anggut tempat ole-ole khas bengkulu, mereka juga mengisi hotel Sanrika,
menjual di Bandara, Supermarket. Pemasaran juga sudah sampai ke luar kota yaitu
Se-Sumbagsel. Dan sampai saat ini sudah banyak yang meminta pesanan untuk
mengisi tokonya.
e.
Operasional
Alat
:
1.
Kompor gas
2.
Panci
3.
Teko
4.
Sendok
5.
Pisau atau
gunting
6.
Baskom
7.
Penyaring
Bahan
:
1.
Jeruk kalamansi
2.
Gula
3.
Yoghurt (susu
cimori asli)
4.
Air panas
5.
Es batu
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
diadakannya kunjungan usaha seperti ini mahasiswa diharapkan dapat berfikir
maju, kreatif, dan efisien sehingga dapat berguna bagi kehidupan baik sekarang
maupun yang akan datang. Dan juga dapat menimbulkan semangat dan kegigihan dalam
membuat atau mendirikan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar