--> Fragmen Ilmiah : Hasil penelusuran untuk Arab | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Arab. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Arab. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

10/12/18

Sejarah Sastra Arab Sejak dari Zaman Jahiliyyah hingga Zaman Bani Umayyah, Serta Tokoh-tokohnya

Sejarah Sastra Arab Sejak dari Zaman Jahiliyyah hingga Zaman Bani Umayyah, Serta Tokoh-tokohnya

Sejarah Sastra Arab

SASTRA ARAB: Dalam kaitannya disini kami akan mengkaji bahasa asing dalam lingkup bahasa dan sastra arab.


Sejarah Sastra Arab Sejak dari Zaman Jahiliyyah hingga Zaman Bani Umayyah, Serta Tokoh-tokohnya

GUDANGMAKALAH165.BLOGSPOT.COM - Dewasa ini kita ketahui ranah kebahasaan semakin meluas di dunia Internasional.

BAB I, PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita dituntut tidak hanya sebatas mempelajari bahasa dalam negeri saja.

Oleh sebab itu berbagai pengembangan bahasa asingpun banyak bermunculan di tengah-tengah kita.

Sebagai wujud dari antusias pemerintah dan masyarakat, kemudian banyak inovasi yang diwujudkan pemerintah yakni berupa muatan lokal bahasa asing dalam lingkup lembaga pendidikan maupun yang lainnya.

BACA JUGA: 5 Objek Kajian Filsafat Hukum Islam, Ini Penjelasan Lengkap Filsafat Hukum Islam serta Ruang Lingkupnya

BACA JUGA: Kesetaraan Manusia Sebagai Makhluk Multikultural dalam Pendidikan Islam

Tak lepas dari lembaga kependidikan, Universitas mempunyai andil yang cukup besar dalam pengembangan bahasa asing. 

Seperti halnya dengan adanya berbagai jurusan yang berkaitan dengan bahasa asing, baik itu berupa ilmu murni ataupun ilmu kependidikan tentang bahasa asing.

Dalam kaitannya disini kami akan mengkaji bahasa asing dalam lingkup bahasa dan sastra arab.

Sebelum menjuru terhadap sastra arab, kita cerna lebih dulu apa kaitannya bahasa dengan sastra sendiri?

BACA JUGA: Mutasi Buatan yang Menguntungkan Pada Pemuliaan Tanaman, Berikut Penjelasannya

BACA JUGA: Modernisasi, Ciri-ciri, dampaknya pada teknologi modernisasi

Seperti yang kita ketahui sastra merupakan suatu karya indah yang dapat diungkapkan melalui bahasa. 

Di sini kita sebagai mahasiswa bahasa dan sastra arab menyadari bahwa dalam mempelajari  bahasa dan sastra asing, yang dalam lingkup ini di khususkan pada bahasa arab kita perlu mengkaji sejarah perkembangan bahasa dan sastra arab itu sendiri.

Mengapa demikian??? Karna bahasa merupakan suatu corak atau kebudayaan dari suatu bangsa atau negara yang strukturnya atau jenisnya berubah dari zaman ke zaman.

Dan untuk itu kami menganggap sangat penting untuk mengetahui perkembangan tersebut dengan mengkaji sejarah perkembangan bahasa dan sastra arab dalam makalah ini.

BACA JUGA: Makalah Ijma' dan Qiyas dalam Islam

BACA JUGA: 7 Tokoh Filsafat Alam atau Pra-Socratic, serta Penjelasan Gnoti Seauton dan Maieutica-technic

BAB II, PEMBAHASAN

A.  Pengertian sejarah sastra arab

1. Sejarah

Peristiwa masa lampau yang murujuk pada sebuah perubahan besar yang memiliki pengaruh yang besar pula.

2. Sastra

Pertama : Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak.

Kedua : Sastra dibatasi hanya pada “mahakarya”(great books), yaitu buku-buku yang di anggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.

Ketiga : Sastra diterapkan pada seni sastra, yaitu dipandang sebagai karya imajinatif.

Keempat : Sastra adalah sebuah nama dengan alasan tertentu diberikan sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan.

3. Arab

Arab merupakan nama dari suatu bangsa atau negara, yang bahasanya merupakan cabang dari bahasa semit, yaitu bahasa arab purba yang terkenal dan mendiami jazirah arab sendiri.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan pengertian dari “Sejarah Sastra Arab” yaitu suatu ilmu yang membahas tentang keadaan-keadaan bahasa arab serta puisi atau prosa indah yang diciptakan oleh anak-anak pengguna bahasa arab dalam berbagai masa.

Dan sebab-sebab kemajuan dan kemunduran dan kehancuran yang mengancam kedua produk sastra itu, serta mengalihkan perhatiannya terhadap para tokoh trkemuka dari kalangan para penulis dan ahli bahasa.

B. Pembabakan Sastra Arab
Terdapat lima pembabakan dalam sastra arab yaitu:

1. Periode Jahiliyyah

Masa ini terjadi pada 2 periode yakni masa sebelum abad ke-5, dan masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah (1 H/622 M).

Periode jahiliyyah ini dimulai pada sekitar satu setengah abad sebelum kedatangan islam dan berakhir sampai datangnya islam.

2. Periode Islam

Perkembangan kesusastraan Arab  ini berlangsung sejak tahun 1 H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad SAW dan Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M) dan masa Bani Umayyah (41-132 H/661-750 M). 

Periode ini juga dapat disebut dengan periode permulan islam (shadrul Islam).

Dimulai sejak datangnya islam dan berakhir ketika runtuhnya bani Umayyah pada tahun 132 H.

3. Periode Abbasiyah

Terjadi pada tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M. pada masa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Abbasiyah 1, dimulai sejak berdirinya Daulah Abbasiyah tahun 132 H dan berakhir sampai  berdirinya negara-negara bagian pada tahun 334 H.

Abbasiyah 2, dimulai sejak berdirinya Negara-negara bagian  dalam pemerintahan Abbasiyah dan berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan bangsa Tartar atau Mongol pada tahun 656 H.

4. Periode Kemunduran Kesusastraan Arab

Pada tahun (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220 H/1805 M).

5. Periode Kebangkitan Kembali Kesusastraan Arab (Modern)

Periode kebangkitan ini dimulai dari masa pemerintahan Ali Pasya (1220 H/1805 M) hingga masa sekarang.

Dimulai sejak terjadinya perkembangan modern sampai saat ini.

6. Perkembangan Sastra Arab Jahili sampai Modern

Perkembangan pada periode jahiliyah
Pada abad ini merupakan awal pembentukan dasar-dasar bahasa arab. 

Terdapat banyak kegiatan pada masa ini yang dapat berpengaruh pada perkembangan bahasa arab.

Seperti halnya kegiatan di suq Ukas, Zu al-Majaz dan Majannah, merupakan festival dan berbagai lomba bahasa Arab yang diadakan di Mekkah dan yang mengikutinya adalah berbagai kalangan masyarakat antara suku Quraiys dan suku-suku lainnya.

Bahasa arab yang kita kenal sehari-sehari merupakan pencapuran antara bahasa arab dari suku yang berbeda-beda.

Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

- Hijrahnya bani Khathan ke semenanjung arab, percampuran mereka dengan arab Baidah di Yaman lalu kemudian berpencar ke seluruh penjuru jazirah akibat pecahnya bendungan ma’rib.

- Hijrahnya Isma’il ke jazirah arab dengan percampuran keturunannya dengan Qahthan dengan adanya perkawinan, peperangan dan perdagangan.

7. Periode Bani Umayyah

Periode ini ditandai dengan intensifikasi percampuran oran-orang arab islam dengan penduduk asli pada masa pemerintahan pada bani umayyah. 

Orang arab merupakan kelompok orang yang mempunyai dorongan yang sangat besar untuk mengembangkan kebudayaan mereka dengan cara menjadikan bahasa arab sebagai bahasa negara. 

Oleh karena itu penduduk asli pada masa itu mencoba untuk mempelajari bahasa arab sebagai bahasa pergaulan atau bahasa komunikasi sehari-hari dan bahasa agama. 

Sejak sepertiga akhir abad pertama Hijriah bahasa Arab telah mencapai kedudukan tertinggi,dan terhormat dalam islam.

Periode umayyah merupakan periode gencar dengan sastranya. 

Pada masa ini terdapat banyak golongan yang bermunculan dalam islam diantaranya Syiah dan Khowarij dan lain-lain.

Keadaan seperti ini menyebabkan posisi syair justru sebagai penyambung lidah atau alat untuk komunikasi sesuai dengan misi dari tiap-tiap golongan islam tersebut.

Dan pada zaman bani Umayyah ini penyair diberi kebebasan untuk mengekspresikan karyanya.
Fasilitas yang diberikan kepada penyair pada masa ini sangat memadai demi untuk memperkuat politik mereka. 

Para khalifah pada masa itu sengaja memecah belah antara penyair dengan memberikan iming-iming tertentu antara yang satu dengan yang lainnya bagi mereka yang pro kontra terhadap pemerintahan.

Jenis sya’ir pada masa bani umayah :

- Puisi Politik (Syiir al-Siyasi)

Seiring dengan munculnya golongan atau partai politik, maka munculah para penyair yang mendukung golongan atau partai politik tersebut.

Sehingga melahirkan puisi yang bernuansa politik seperti: Kasidah al-Kumait yang mendukung ahlu bait, Al-Qithry ibn Al-Fajaah pendukung Khawarij dan Al-Akhthal pendukung bani umayah.

- Puisi Polemik (Syiir al-Naqoid)

Puisi Al-Naqoid yakni  jenis puisi yang menggabungkan antara kebanggaan (fakhr), pujian(madh) dan satire (haja’).

- Puisi cinta (Syiir al-Ghazal)

Merupakan puisi yang  berkembang menjadi seni bebas/independent yang mengkhususkan pada kasidah-kasidah.

Tujuan sya’ir pada masa bani umayah:

- Al-Hija’ (celaan atau ejekan) adalah sya’ir yang bertujuan untuk mencela penya’ir lainnya.

Sehingga pada saat itu sering terjadi perang sya’ir antara satu penya’ir dngan penya’ir yang lainnya. 

Salah satu contoh dibawah ini adalah sya’ir hija’ yang dilontarkan oleh al-Farazdaq kepada Jarir:

ولو ترمى بلؤم بنى كليب
لدنّس لؤمهم وضح النهار
ليطلب حاجة إلا بحار         نجوم الليل وما وضحت لسار
ولو يرمى بلؤمهم نهار
وما يغو عزيز بنى كليب
“Walaupun gemintang malam dilempar dengan kehinaan bani kulaib, tidaklah bintang itu menjadi gelap sementara kehinaan mereka tetap berlalu. 

Walaupun siang dilempar dengan kehinaan mereka, siang tetaplah terang sedang kehinaan mereka semakin terjadi. Dan tidaklah ketua bani Kulaib bepergian kecuali untuk meminta kebutuhannya pada tetangga.”

Al-Madah (pujian)
Para penyair arab dimasa bani Umayyah sering menggunakan syair Al-Madah sebagai alat untuk mendapatkan uang dari penguasa, sehingga memuji penguasa menjadi sebuah pekerjaan bagi seorang penyair. 

Akan tetapi tidak semua penyair memuji tujuannya hanya untuk  mendapatkan uang akan tetapi ada juga yang hanya sebatas membanggakan kelompoknya. 

Berikut adalah contoh sya’ir madah :

لله دار عصابة نادمتهم
يمشون فيالحلل المضاف سجها          يوما بجلق فى الزمان الأوّل
مشى الجمال إلى الجمال البزل
          
“Allah adalah rumah setiap golongan yang menemani mereka Selama satu hari di dzillaq (tempat dekat damaskus) pada permulaan zaman. 

Mereka berjalan-jalan disela-sela kebingungan yang memintal seperti unta yang memasuki umur unta bujjal (unta umur delapan tahun yang menginjak umur Sembilan/ unta dewasa)”       

- Al-Fakhru (membangga-banggakan)

Dalam syair fakhru, penyair arab sering membangga-banggakan dirinya atau kelompoknya  lewat syair-syairnya. 

Adapun yang mereka banggakan adalah seperti bangga dengan kekayaan, kedudukan dan istri yang cantik.

لنا حاضر فعم، وباد كأنّه
لنا الجننات الغرّ يلمعن بالضحى         شماريع رضوى عزّة وتكرّما
وأسيافنا يقطر من نجدة دمأ

“Kita adalah orang yang ada di fa’mun (puncak), dengan menikung bagai batang yang dijalari keagungan dan kemulyaan. 

Kita adalah pembela kebenaran tyang bersinar terang di waktu dluha (pagi menjelang siang).

Dan pedang-pedang kita siap mengucurkan darah

Periode Zaman Modern
Pada akhir abad XVIII pada saat bangsa Arab dibawah kepemerintahan Daulah Usmaniyah keaadaannya sangat lemah. 

Bangsa Eropa yang telah melihat keadaan ini akhirnya kembali mengulangi ekspansi ke timur tengah. 

Mereka datang tidak dengan menggunakan cara kekerasan, melainkan mereka datang dengan dalih untuk menyebarkan ilmu pengetahuan serta memperluas roda perdagangan.

Pemerintahan berikutnya yang jatuh kepada Muhammad ali yang diangkat oleh Sultan Usmani menjadi gubernur mesir.

Beliau berusaha untuk menerima kebudayaan barat dan hasil ilmu pengetahuan.

Ali tidak lagi mementingkan pemerintah dan pembangunan, dan semenjak itu perkembangan dibidang sastra berkurang lalu dua abad kemudian munculah lagi karya sastra arab yang baru, dan para penyair menyesuaikan diri dengan zaman modern, lalu mereka mulai melepaskan diri dari cirri klasik, namun keterikatannya masih ada.

 
Keistimewaan syair modern ini lebih mementingkan isi dari sampiran, dan bahasanya mudah serta sesuai dengan keadaan.

 
Kemudian munculah penulisan prosa berupa cerita pendek modern dalam bahasa arab.

 
Seperti halnya dengan novel dan drama, yang baru dimulai pada akhir abad lalu.

 
Dan pada abad ini bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar. 

Dan banyak puisi-puisi arab modern yang sudah tidak terikat lagi pada gaya lama yang biasa dikenal ‘’ilm al-Arud”.
Meskipun demikian sebagai penyair
Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama kendati tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti penyair Mahmud Ali Taha (w.1949).  

Puisi-puisinya sangat halus, romantis, tetapi sangat religius.

Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh oleh romantisme Perancis abad ke-19, terutama Lamartine. 

Mungkin sudah terdapat jarak antara penyair ini dan penyair-penyair modern semi-klasik sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau Hafidz Ibrahim (1872-1932) yang dipandang sebagai penyair-penyair besar.

Dalam sastra arab modern, mesir merupakan pembuka jalan meskipun para sastrawan itu banyak yang dari Libanon dan Suriah. 

Mereka pindah ke mesir untuk menyalurkan bakatnya.

Dan terlebih lagi di Mesir mempunyai Universitas yang terkenal yakni Universitas Al-Azhar Cairo yang dibangun pada masa Dinasti Fatimiyah.  

Beberapa Penyair pada masa itu umumnya berimigrasi ke Amerika Selatan. 

Perkembangan bahasa dan sastra pun mengalami perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang panjang, dan berlebihan akibat pengaruh pleonasme dan penggunaan kosa kata klasik berganti dengan gaya yang sejalan dengan waktu, serba singkat.

Ciri khas perkembangan bahasa dalam sastra arab modern ini ialah menggunakan bahasa percakapan dalam dialog.

Sebagian kalangan cenderung ingin merubahhuruf arab sedemikian rupa supaya dapat dibaca dalam huruf latin, bahkan di Libanon ada sekelompok sastrawan yang mencoba mengganti huruf arab dengan huruf latin. 

Novel pun sekarang terbitdalam bahasa arab kini menggunakan huruf latin.

Faktor Penyebab Berkembangnya Sastra Arab
Kebangkitan Sastra di Mesir pada abad modern diawali dengan berkembangnya aliran sastra yang kemudian dikenal dengan aliran konservatif (Tayyaral Muhafidzin) yaitu aliran yang merekonstruksi ruang lingkup sastra dengan tetap merevivalisasi sastra klasik serta mengembangkan tema sastra sesuai dengan kondisi kekinian. 

Pelopor aliran ini adalah Mahmud Samial-Barudi(1838-1904).

Pembaharuan yang dilakukan Barudi bukan melakukan sweeping atau menyapu bersih kaidah-kaidah sastraklasik, seperti qowafi (rhyme) dan wazan(ritme).

Oleh karena itu aliran ini disebut muhafidziin karena mereka tetap menjaga parameter sastra yang diwariskan secara turun-temurun dari sastrawan-sastrawan klasik.

Namun demikian, pembaharuan Barudi hanya sebatas pembaharuan pada diksi tema yang dikaitkan dengan kondisi pada zamannya atau hasil dari interaksi langsung dengan sosial budaya masyarakat pada waktu itu.

Terlepas dari Barudi, kebangkitan sastra arab diawali dengan beberapa faktor.

Berikut ini kami akan sampaikan secara singkat faktor-faktor yang menyebabkan bangkitnya kembali kesusastraan arab:

Bersatunya antara kebudayaan barat dengan kebudayaan timur. 

Pada awal kurun yang lampau yang diusung pertama kali oleh Napoleon Bonaparte dan pengambilan kekuasaan dari tangan para komunis, dan lain dari pada itu negara bagian timur menjadi tempat bekerja bagi mereka, dan mereka menjadikan bahasa arab sebagai bahasa yang resmi untuk menyebar luaskan beberapa ajaran dan sastra.

Adapun beberapa pekerjaan mereka yang ada di Suriah tidak terlepas dari beberapa peninggalan yang ada di Mesir, maka dibangunlah beberapa sekolah dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang Syam Nasrani, maka keluarlah beberapa kelompok dari mereka yang mempunyai kelebihan berbahasa Arab dan kemudian mengembangkan keilmuwan dan kesusastraan arab.

Bertambahnya jumlah orientalis di Eropa bagian timur dan usaha mereka terus berlanjut hingga mendapatkan beberapa publikasi Arab dan dicetaklah beberapa buku berbahasa Arab, dan beberapa tulisan perserikatan Asuyah yang membahas tentang berbagai ilmu dan masalah-masalah ketimuran, sehingga bertambahlah tempat mutiara-mutiara ilmu dan sastra.

Dibangunnya sekolah yang bermacam-macam yang didirikan Muhammad Ali Basya dengan bantuan para pengajar dari Eropa dan beberapa ulama Mesir.

Dan dibangun pula -sekolah yang didirikan oleh Khudhowi Ismail, yang merupakan sekolah bahasa Arab yang sangat besar, sedangkan sekolah sastra yaitu sekolah Darul Ulum.

Maka tercetaklah dari sekolah-sekolah ini ratusan guru, hakim, dan para penulis kitab.

Adanya utusan kaderisasi ilmu pengetahuan, yaitu Muhammad Ali Basya dan Ismail Basya kepada sejumlah kerajaan yang ada di Eropa untuk menyampaikan bermacam-macam ilmu pengetahuan dan pengutusan tersebut berjalan selama 12 tahun.

Adanya propaganda dalam pembelajaran bahasa asing, sehingga sistem pengajaran pada saat itu dengan cara paksa seperti yang ada di Mesir dan Syam dan sekolah-sekolah negeri, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah pusat da’wah.

Dari sanalah banyak di nukil kalimat-kalimat yang berbahasa Perancis kedalam bahasa Arab.

Maka dengan adanya Atsar dari bahasa tersebut, beberapa hasil pemikiran orang-orang pada waktu itu dapat terbukukan dan menyebar luas hingga mereka mampu menerjemahkan ribuan kitab dan riwayat, makalah-makalah politik ilmiah kedalam bahasa Arab. 

Maka hal tersebut juga dimanfaatkan bagi orang yang tidak paham dengan bahasa asing sehingga menjadi tahu dengan jelas sastra yang yang mendalam.

Didirikannya percetakan berbahasa Arab di Mesir, Syam dan konstantinopel. kemudian dicetaklah beberapa mushaf-mushaf dan beberapa kitab ilmu sastra.

Dan diantara kitab-kitab yang terpenting yang tercetak untuk menghidupkan kembali bahasa Arab dan kesusastraanya, yaitu kitab-kitab yang berbentuk kamus seperti kamus istilah dan beberapa penjelasan, Lisanul Arab yang sifat khusus membahas tentang kalamul Arab, dan beberapa kitab sastra seperti: kitab Al-Aghani Wal Aqdul Farid karangan Al Hariri, Al-Badi’, Amalil Qali dan Shahi A’syaa.

Dan beberapa kitab-kitab syair yang sangat banyak jumlahnya. Adapun kitab-kitab sejarah seperti: karangan At-thabari dan Ibnul Atsir, kitab Muqoddimah karangan Ibnu Khaldun, dan beberapa kitab-kitab modern yang lainnya yang tersebar di Eropa.

Diterbitkannya surat kabar Arab yang ada di Mesir Syam dan Konstantinopel. Dan koran pertama di Arab yaitu Al-Waqoi’Al-Misriyah yang terbit pada tahun 1828. 

Awalnya sebagian teks berbahasa Turki, yang kemudian dirancang kembali oleh Syek Hasan Al-Ithari dan Syek Syihabuddin, sehingga kemudian terpisah antara yang berbahasa Arab dan Berbahasa Turki dan kemudian pada akhirnya hanya berbahasa Arab saja kemudian dicetak dengan tulisan Arab Nashi dan Arab Farisi dan terbit selama tiga kali dalam satu minggu hingga sekarang.

Sedangkan koran yang berbahasa Arab pertama kali terbit di Suriah yaitu Hadiqatul Akbar yang terbit pada tahun 1808, sedangkan di Konstantinopel pada tahun 1860, yang mana redakturnya adalah Ahmad Faris. 

Kemudian terbit juga setelah itu koran Suriah resmi pada tahun 1865. Adapun koran yang pertama kali terbit di Mesir setelah Al-Waqai’adalah Wadi Annaily (koran lama) dan terbit pula koran-koran yang lain seperti Al-Iskandariyah, Azzaman, Al-Ibtidal, Al-Fallak Wal Ahram, Al-Muqtim, Wal Muayyad, Wal-Lukluk, Wal-Ilmu, Wal Jaridah dan Syuad.

- Adanya kelompok-kelompok ilmuwan dan sastrawan, dan yang paling terkenal pada saat itu Syek Jamaluddin Al-Afghari.

- Adanya kreasi seni berbahasa Arab, pertama kemunculannya di Syam kemudian menyebar ke Mesir, yang bertujuan untuk memberantas budaya buta seni, dan kelemahan dalam berbahasa Arab yang pasih dan lancar.

- Adanya peraturan baru di Al-Azhar dan sekolah-sekolah dasar, yang memasukkan materi-materi baru dari berbagai macam ilmu, atas ide Syekh Muhammad Abduh.

19/12/18

Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab


Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab



BAB I
PENDAHULUAN

         
A.  Latar Belakang
Ketidakpuasan kepada metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran membaca dan menulis, mendorong para guru dan para ahli bahasa untuk mencari metode baru. Pada waktu itu, berkembang opini di kalangan para guru bahwa mengajarkan bahasa asing dengan target penguasaan semua ketrampilan berbahasa adalah sesuatu yang mustahil.
Oleh karena itu, Profesor Coleman dan kawan-kawan dalam sebuah laporan yang ditulis pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan satu tujuan pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh para pelajar, yakni ketrampilan membaca. Metode kemudian yang dinamai “ metode membaca ” ini digunakan di sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika dan negara-negara lain di Eropa. Meskipun disebut “ metode membaca ”, tidak berarti bahwa kegiatan belajar mengajar terbatas pada latihan membaca. Latihan menulis dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang terbatas.
Metode membaca merupakan salah satu metode yang cukup terkenal dalam pembelajaran bahasa asing. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan kemahiran membaca bahasa asing. Untuk mengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan metode membaca, mari kita diskusikan terkait masalah yang berkaitan dengan metode membaca ini dan menyempurnakan kekurangan dari makalah kami ini.

         B. Rumusan Masalah
                 1.    Apa pengertian metode membaca ?
                 2.    Bagaimana karakteristik metode membaca ?
                 3.    Apa saja ciri metode membaca ?
                 4.    Bagaimana langkah-langkah pembelajaran metode membaca ?
                





BAB II
PEMBAHASAN

           A. Pengertian Metode Membaca
Metode Membaca ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa pendidik Inggris dan Amerika. (West 1926), yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang India yang belajar bahasa Inggris dibanding berbicara. West menganjurkan suatu penekanan pada membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing tetapi juga karena hal itulah yang paling mudah, ketrampilan dengan nilai tambah yang paling besar pada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.
Metode membaca ini memang mendapat banyak kritik-kritik, baik pada metode waktu itu dianjurkan di Amerika. Begitu pula selama perang dunia II tatkala kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa merupakan prioritas nasional di Amerika Serikat. Akan tetapi, sejak perang itu terdapat suatu pembaharuan minat dalam pengajaran bahasa-bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti membaca sastra dan pustaka ilmiah. Di luar Amerika Serikat pada tahun 1929-an metode membaca ini mulai digunakan.
Membaca merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Membaca hakekatnya adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dan bahasa tulisan. Tarigan (1994/III:7) melihat bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Metode membaca adalah menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dahulu mengutamakan membaca, yakni guru pertama membacakan topik bacaan, dan diikuti oleh peserta didik, tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu terlebih dahulu, dan yang lain memperhatikan dan mengikutinya.
Membaca melibatkan tiga unsur, yaitu: makna sebagai unsur isi bacaan, kata sebagai unsur yang membawakan makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual. Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran itulah, menurut Ibrahim (1962:57), disebut membaca.

B.   Karakteristik Metode Membaca
                          1.Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca.
  2.Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata        dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan.
  3.Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Pemahaman isi bacaan       melalui proses analisis,
                           4. Membaca diam lebih diutamakan dari pada membaca keras.
                           5.Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.

          C.Ciri-ciri Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab
1.Biasanya metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa   tentang ketrampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Berangkat dari inilah bahwa bentuk yang disusun oleh siswa tentang aturan tutur bahasa akan memberi andil dalam mengembangkan ketrampilan berkomunikasi.
2.Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks. Guru bertugas mengembangkan sebagian ketrampilan membaca dalam hati bagi murid-murid.
3. Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras) yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.
4.Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan membaca   lepas, masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda. Membaca intensif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar membaca dan ketrampilan ini membutuhkan perbendaharaan kata serta pengetahuan kaidah-kaidah tata bahasa. Ketrampilan membaca ini mengembangkan ketrampilan pemahaman bagi siswa di bawah bimbingan guru kelas.
5. Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Dibenarkan guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan membatasi apa yang harus dibaca serta mendiskusikannya.
6.Membaca lepas memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca kitab-kitab dan semi arab. Dan dari sini akan memberikan tambahan pemahaman mengenai kebudayaan arab.

          D.  Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Membaca
a)      Guru memulai pembelajaran dengan memberikan kata-kata dan ungkapan yang dianggap sulit yang akan ditemui oleh siswa dalam teks, menjelaskan makna kata-kata ungkapan tersebut dengan definisi konteks dan contohdalam kalimat lengkap.
b)      Setelah itu siswa diminta untuk mmbaca dalam hati teks bacaan yang sudah diprogramkan Selma kurang lebih 25 menit.
c)      Pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi mengenai kandungan/isi bacaan yang bisaberupa Tanya jawab dengan menggunakan bahasa ibu siswa.
d)     Setelah menguasi isi bacaan,guru membimbing siswa menyimpulkan suatu aturan tata bahasa dalam bacaan. Dan jika dirasa perlu, guru akan memberikan penjelasan tentang tata bahasatersebut secara singkat.
e)      Kalau masih ada kosa kata yang belum dipahamioleh siswa ,maka pembelajaran akan dilanjutkan dengan pembahasan kosa kata yang belum dipahami atau belum dibahas sebelumnya.
f)       Berikutnya para siswa akan mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam bukuseplemen,yaitu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan latihan ,bahan bacaan latihan menulis.
g)      Setelah selesai mengerjakan latihan, bahan bacaan perluaran diberikan untuk dipelajaridirumah dan hasilnya dilaporkan pada pertemuan berikutnya.











BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
·      Metode Membaca merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.
·      Karakteristik Metode Membaca : Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan. Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Membaca diam lebih diutamakan dari pada membaca keras. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan.
·      Ciri-ciri metode membaca : Biasanya metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang ketrampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks. Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan keras). Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan membaca lepas. Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Membaca lepas memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca kitab-kitab dan seni arab.
·      Adapun metode membaca diantaranya : Membaca nyaring (al-Qira’ah al-Jahriyyah), Membaca diam / membaca dalam hati (al-Qira’ah al-Shamitah), Membaca pemahaman, Membaca kritis, Membaca ide.










DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Kinara, 2009.
Fachrurrozi, Aziz & Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta Timur: Bania Publising, 2010.
          Hamid, M. Abdul, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab, Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011.
Nuha, Ulin. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: DIVA PRESS, 2012.
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997.



12/12/20

MAKALAH AGAMA ISLAM

MAKALAH AGAMA ISLAM

 

MAKALAH AGAMA ISLAM



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar belakang masalah

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk di ajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah swt. Mayoritas manusia di bumi ini memeluk agama islam. Banyak juga yang memilih menjadi mualaf setelah mengetahui semua kebenaran ajaran nabi Muhammad SAW. Ini yang tercantum dalam al-Quran.

Namun di masa kejayaan islam pada masa sekarang,semakin banyak pula orang-orang yang beragama islam, tapi tidak mengerti arti islam itu sendiri. Mereka hanya menjalankan syari’ah atau ajaran-ajaran islam tanpa mengerti makna islam. Ada juga orang yang islam KTP atau islam hanya sebagai menyempurnakan KTP dari pada tak tercantum agamanya.

Oleh karena itu di makalah ini akan dibahas mengenai apa arti islam,baik secara etimologi,terminologi,dan secara syar’i, bagaimana karakteristik islam serta mengetahui sejarah dari islam.

B.       Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.      Apakah arti dari agama islam ?

2.       Bagaimana sejarah islam terutama di Indonesia ?

C.      Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1.      Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang arti agama islam

2.      Memahami arti islam yang sebenarnya

3.      Mengetahui sejarah sejarah yang ada pada islam

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Definisi Agama Islam

a.      Pengertian Agama

1.      Menurut Bahasa Sanskerta

Agama yang sudah menjadi bahasa Indonesia, secara etimologis berasal dari bahasa Sanskerta terdir dari kata : a artinya tidak, gama artinya kacau. Agama berarti tidak kacau. Hal itu mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Sebagian yang lain mengartikan a adalah cara, gama adalah jalan. Agama berarti cara jalan, maksudnya cara menempuh keridhoan Tuhan.

2.      Menurut Bahasa Inggris

Dalam bahasa Inggris agama disebut religion berasal dari bahasa latin relegere artinya mengumpulakan, membaca. Religion mengandung pengertian kumpulan cara-cara peribadatan yang terdapat dalam kitab suci yang harus dibaca.

3.      Menurut Bahasa Arab

Dalam bahasa Arab agama adalah Din yang secara etimologis memiliki arti: balasan atau pahala, ketentuan, kekuasaan, pengaturan, perhitungan, taat dan patuh, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan, hukum yang harus dipatuhi, menguasai dan menuntut untuk patuh kepada Tuhan yang menjalankan ajarannya, membawa kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan menjadi hutang yang akan membawa balasan baik kepada yang taat, dan memberi balasan buruk kepada yang tidak taat.

4.      Menurut Hasby as-Shiddiqi

Secara tertimonologis, Hasby as-Shiddiqi mendefinisikan agama sebagai dustur (undang-undang) ilahi yang di datangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. Agama adalah peraturan Tuhan yang di berikan kepada manusia yang berisi sistem kepercayaan, sistem penyembahan dan sistem kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

5.      Menurut Endang Saefudin Anshari

Endang Saefudin Anshari menyimpulkan bahwa agama meliputi : sistem kredo kepercayaan atasa adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia, sistem ritus tata cara peribadatan manusia kepada yang mutlak, dan sistem norma atau tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dan hubungan dengan alam lainnyasesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan tersebut.

Di lihat dari sudut kategori pemahaman manusia,agama memiliki dua segi yang membedakan dalam perwujudannya, sebagai berikut:

1.      Segi kejiwaan

2.      Seni objektif

 

b.      Pengertian Islam

Islam (al-islām, الإسلام   "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (الله, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.

 

 

a.        Islam Secara Etimologi

Berdasarkan ilmu bahasa (etimologi) kata “islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama yuslimu islaman yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Sedangkan muslim yaitu orang yang telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, patuh, dan tunduk kepada Allah SWT.

b.        Islam Secara Terminilogi

Secara istilah (tertimologi), islam berarti suatu nama bagi agama yang ajaran-ajarannya di wahyukan Allah kepada manusia melalui seorang rasul. Ajaran-ajaran yang di bawa oleh islam merupakan ajaran manusia mengenai berbagai segi dan kehidupan manusia. Islam merupakan ajaran yang lengkap, menyuluruh, dan sempurna yang mengatur tata cara kehidupan seorang muslim baik ketika beribadah maupun ketika berinteraksi dengan lingkunganya.

Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi islam secara teminilogi. Kesimpulan bahwa agama islam adalah wahyu yang di turunkan oleh Allah SWT kepada rasulNya untuk di sampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa adalah :

1)   Suatu system keyakinan dan tata ketentuan yang mengatur perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan mahkluk lainnya.

2)   Bertujuan: Mendapatkan keridhaan Allah, Memberi rahmat bagi segenap alam,dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

3)   Bersumber Kitab Suci Al-Quran yang merupakan wahyu Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.

c.         Islam Secara Syar’i

Islam secara syar’i maksudnya makna islam berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW dan firman Allah. Dalil-dalil tentang islam sangat banyak sekali, di antaranya adalah sebagai berikut :

1)   "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." (QS Ali Imran : 19)

2)   "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran : 85)

3)   "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al-Maidah : 3)

4)   "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam." (QS Al-An'am : 125)

5)   "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran : 102)

 

c.       Karakteristik Agama Islam

Karakteristik Agama Islam dapat di artikan sebagai ciri yang khas yang mempelajari tentang berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusiaan), yang di dalamnya termasuk ekonomi, social, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan disiplin ilmu yang baik dan benar.

Ada 6 karakteristik Islam, di antaranya :

Ø  Islam Agama Fitroh

Ø  Islam Agama Rasional

Ø  Islam Agama Moderat

Ø  Islam Agama Mudah

Ø  Islam Agama Tauhid

Ø  Islam Agama yang Sempurna

 

 

B.  SEJARAH ISLAM

a.    Perkembangan Islam Di Indonesia

1.    Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Sebelum Islam datang, penduduk wilayah nusantara telah menganut berbagai kepercayaan, seperti animisme, dinamisme, budha, hindu. Pengaruh dari kepercayaan tersebut sangatlah terlihat seperti adanya bangunan candi, baik candi budha maupun hindu.

Kemudian, datanglah agama Islam sekitar abad ke-7M yang membawa nuansa baru adanya kepercayaan penduduk wilayah nusantara. Ada 3 teori masuknya agama Islam di Indonesia yaitu sebagai berikut .

a.       Teori Gujarat

Teori ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje. Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India, seperti Gujarat , Bengala dan Malabar, disebut sebagai asal masuknya Islam ke Indonesia.

b.      Teori Persia

Teori ini mengemukakan bahwa tanah Persia disebut sebagai tempat asal masuknya Islam. Teori ini berdasarkan pada kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Teori ini meyakini Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.

c.       Teori Arabia

Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Mekkah atau Madinah. Waktu kedatangannya diperkirakan pada abad ke-7 dan bukan abad ke-12 atau ke-13. Pakar sejarah yang mendukung teori ini antara lain Hamka, A.Hasymi, Uka Candrasasmita, dan Alwi Shihab.

Adapun cara dan proses masuknya islam di Indonesia melalui beberapa cara, antara lain :

 

 

1.   Perdagangan

Islam masuk ke Indonesia salah satuya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini bisa terjadi karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu berhubungan dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat anatra satu sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam, para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.

Lambat tapi pasti, orang Melayu mulai banyak masuk ajaran Islam. Pengaruh Islam semakin kuat pada waktu itu setelah berdirinya kerjaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Maka makin ramailah para pedagang Arab serta ulama yang datang ke Indonesia.

Disamping mereka berdagang untuk mencari keuntungan duniawi, mereka juga sambil berdakwah untuk menambah amal mereka.

2.   Kultural

Maksud dengan kultural ini, penyebaran Islam di Indonesia menggunakan media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa. Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian wayang kulit. Dia mengisi  pementasan wayang yang biasanya isinya itu bertema ajaran Hindu, dia ganti dengan ajaran Islam. Kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan mngembangkan Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara membuat banyak sekali mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalngan, Jamuran dan lain sebagainya. Para Sunan ini cerdik sekali, mereka membawa pemahaman ajaran Islam dengan menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh kaumnya. Kebetulan pada waktu itu masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mereka sangat menyukai kesenian-kesenian itu.

3.   Pendidikan

Salah satu cara efektif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis untuk melakukannya. Kebanyakan para da’i dan mubaligh dalam menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Indonesia, mereka itu keluaran dari pesantren. Contohnya Datuk Ribandang yang merupakan keluaran pesantren milik Sunan Giri dia adalah seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di Kalmantan Timur. Selain Datuk Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang menyebar ke pulau-pulau yang ada di Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean hingga Nusa Tenggara. Sampai saat ini, pesantren masi menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Indonesia.

4.   Kekuasaan Politik

Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan. Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla yang menjadi pelindung bagi para da’i menyebarkan ajaran Islam disana. Para Sultan dan Raja saling berkomunikasi, tolong menolong dalam melindungi perkembangan dakwah Islam di Indonesia.

Kekompakan para sultan ini juga menjadi cikal bakal lahirnya negara Indonesia.

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

a.    Islam merupakan wahyu dari Allah SWT yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW yang digunakan sebagaI pedoman hidup makhluk hidup.

b.    Islam menurut etimologi adalah “Islam” berasal dari Bahasa Arab yaitu “Salima” yang berarti Selamat. Dari kata itu terbentuk Aslama yang artinya  menyerahkan diri atau tunduk dan  patuh.

c.    Islam menurut terminologi adalah Agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia,yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

d.    Islam syar’i adalah makna Islam berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW dan firman Allah SWT

e.    Karakteristik Islam terdiri dari :

Ø Islam Agama Fitroh

Ø Islam Agama Mudah

Ø Islam Agama Moderat

Ø Islam Agama Rasional

Ø Islam Agama Tauhid

Ø Islam Agama yang sempurna

 

 

 

 



DAFTAR PUSTAKA

 

 ‘abduh, Syekh Muhammad. 1976. Risalah tauhid.jakarta:Bulan bintang.

Syaifulloh,M,dkk.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Surabaya:Grasindo.

Pendidikan Agama Islam;1-9;MKDU4221/3 SKS/Ali Nurdin, Syaiful Mikdar, Wawan  Suharmawan—Ed.1 – Cet..2 Jakarta: Universitas Terbuka, 2008

Hamka.1976.Sejarah Umat Islam.Jakarta:Bulan Bintang.

Barus. J.V,et.al.(ed)2001.Ensiklopedia Islam Untuk Pelajar..Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve