MAKALAH ILMU KALAM
FOTO: Ilustrasi aliran ilmu Kalam yang tersebar di dunia |
8 Aliran Ilmu Kalam, Dari Tokoh hingga Doktrinnya, Ini Penjelasannya
GUDANGMAKALAH165.BLOGSPOT.COM - BAB I, PEMBAHASAN,
A. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Prasa ini ingin menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam.
Ilmu kalam merupakan suatu cabang ilmu yang merupakan bagian dari displin ilmu-ilmu berlatar Islam sebelum terlampau jauh membicarakan tentang ilmu ini.
Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-Ilmu juga berarti maha mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf.
Sedangkan kata kalam merupakan kata yang penuh makna. Kalam berarti pengucapan atau ucapan. Ilmu kalam membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam.
Ajaran-ajaran dasar itu menyangkut wujud Allah, Kerasulan Muhammad dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga dan neraka, dll.
B. Aliran-Aliran Dalam Ilmu Kalam
1. Aliran Khawarij
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan di sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi wantara Ali dan Mu'awiyah dalam upaya penyelesaian persengketaan antara keduanya tentang masalah khalifah.
Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh Ali.
Tetapi sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan kepada mereka, karena mereka keluar dari rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad di jalan Allah. Hal ini di dasarkan pada Q.S An-Nisa: 100.
Berdasarkan ayat tersebut, maka kaum khawarij memandang kaum khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung halamannya untuk berjihad.
Bila di masa Rasulullah kafir hanya untuk mereka yang tidak memeluk Islam tapi kaum Khawarij memperluas pengertiannya dengan memasukkan orang-orang yang telah masuk Islam.
Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang digunakan bukanlah hukum Allah. Ajaran Khawarij bermula dari masalah pandangan mereka tentang kufur.
Kufur (orang-orang kafir), berarti tidak percaya. Lawannya adalah iman (orang yang dikatakan mukmin) berarti percaya.
Di masa Rasulullah kedua kata itu termanifestasi secara tajam sekali, yakni orang yang telah percaya kepada Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang tidak percaya kepada Allah tersebut.
Dengan kata lain, mukmin adalah orang yang telah memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang yang belum memeluk agama Islam.
Bila pada masa Rasulullah term kafir hanya dipakai untuk mereka yang belum memeluk Islam, kaum Khawarij memperluas makna kafir dengan
memasukkan orang yang telah beragama Islam ke dalamnya.
Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang digunakannya bukanlah hukum Allah. Secara umum, konsep mereka tentang iman bukan pembenaran dalam hati semata-mata.
Pembenaran hati (al-tasdiq bi al-qabl) menurut mereka, mestilah disempurnakan dengan menjalankan perintah agama.
Seseorang yang telah
memercayai bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu utusan Allah, tapi ia tidak melakukan kewajiban agama, berarti imannya tidak benar, maka ia akan menjadi kafir.
Pengikut Khawarij terdiri dari suku Arab Badui yang masih sederhana cara berpikirnya.
Jadi sikap keagamaan mereka sangat ekstrem dan sulit menerima perbedaan pendapat. Mereka menganggap orang yang berada di luar kelompoknya adalah kafir dan halal dibunuh.
Sikap picik dan ekstrem ini pula yang membuat mereka terpecah menjadi beberapa sekte.
Berbeda dengan kelompok Sunni dan Syi'ah.
Mereka tidak mengakui hak-hak istimewa orang atau kelompok tertentu untuk menduduki jabatan khalifah. Khawarij tidak memandang kepala negara sebagai orang yang sempurna.
Ia adalah manusia biasa juga yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. Karenanya, mereka menggunakan mekanisme syura untuk mengontrol pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
Kalau ternyata kepala negara menyimpang dari semestinya, dia dapat diberhentikan atau dibunuh.
Tokoh-tokoh Dalam Aliran Khawarij:
- Urwah bin Hudair, Mustarid bin
Sa'ad
- Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah
- Nafi' bin al-Azraq, dan
- Abdullah bin Basyir.
Doktrin-Doktrin Khawarij
- Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat Islam
- Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab
- Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalank syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila melakukan kedzaliman.
- Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh Ustman dianggap menyeleweng. Dan khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap menyeleweng.
- Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy‟ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
- Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
- Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh dan seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lainnya yang telah dianggap kafir.
- Setiap Muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
- Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
- Orang yang baik harus masuk surge dan orang yang jahat masuk ke neraka.
- Quran adalah makhluk
- Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.
2. Aliran Syiah
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai pengertian tertentu.
Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat memihak Ali dan dan memuliakannya beserta keturunannya.
Kelompok tersebut lambat laun membangun dirinya sebagai aliran dalam Islam.
Adapun ahl al-bait adalah “family rumah nabi”. Menurut syiah yang dinamakan ahl bait itu adalah Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak kandungnya, menantu dan cucu-cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl alBai
Asal-Usul Syiah dan Perkembangan Syiah
Sejak jaman Rasulullah serta khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab, belum pernah ditemukan adanya satu golongan politik atau golongan agama yang memiliki banyak pengikut, memiliki karakter dan identitas khusus dan memiliki target yang jelas. Golongan itu baru muncul pada masa Khalifah Utsman.
Mereka adalah orang-orang yang setia pada Ali, yang menganggap bahwa kekhalifahan Ali berdasarkan Nash Al-quran dan wasiat dari Rasulullah SAW, baik yang disampaikan secara jelas maupun samar.
Menurut mereka seharusnya tampuk kepemimpinan diduduki oleh Ali dan keturunannya, serta tidak boleh lepas darinya.
Para ulama masih berbeda pendapat mengenai asal-usul Syi‟ah dan perkembangannya. Menurut Prof. Walhus, akidah Syi‟ah banyak terpengaruh oleh ajaran Yahudi, bukan persia karena mengingat pendirinya adalah Abdullah bin Saba‟ yang berasal dari Yahudi.
Sementara pendapat Prof. Dawzi cenderung pada pendapat yang menyatakan bahwa pendiri Islam adalah orang Persia, karena orang Arab bebas memeluk agama.
Menurut Prof. Ahmad Amin, Syiah sudah muncul sebelum orang-orang Persia masuk Islam, tetapi masih belum ekstrim seperti sekarang.
Mereka hanya berpendapat bahwa Ali lebih utama dari sahabat lainnya. Kemudian pemahaman Syiah ini berkembang seiring perkembangan zaman dan adanya kasus pembunuhan-pembunuhan yang mengatas namakan Syiah.
Tokoh-tokoh Aliran Syiah:
- Jalaludin Rakhmat
- Haidar Bagir
- Haddad Alwi
- Nashr bin Muzahim
- Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy‟ari
Doktrin-doktrin Syiah:
- Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-hall wa al-‘aqd
- Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka meyakini kekuasaan imam mereka ketika ghaibdan baru pada akhir jaman kembali kepada mereka. Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik berdasarkan petunjuk Allah dan wasiat Nabi.
- Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi
3. Aliran Jabariyah
Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz a-ljabr yang berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Al-jabbar (dalam bentuk mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa.
Selanjutnya kata jabara setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan menegaskan bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah SWT. Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk
mahzab al-kalam yang menafikkan perbuatan manusia secara hakiki dan menisbatkan kepada Allah SWT semata.
Menurut Harun Nasution, jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada dan Qadar Allah.
Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan oleh manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan iptakan oleh Tuhan dan dengan kehendaknya, disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan.
Ada yang mengistilahkan bahwa jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan tuhan sebagai dalangnya.
Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah:
- Al-Ja‟ad bin Dirham
- Jahm bin Sofwan
- Adh-Dhirar
- Husain bin Muhammad al-Najjar.
Doktrin-doktrin jabbariyah:
- Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
- Kalam Tuhan adalah makhluk
- Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
- Surga Neraka tidak kekal
4. Aliran Qaddariyah
Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan kemampuan dan memiliki kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam.
Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.
Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai Qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan.
Harun Nasution menegaskan bahwa kaum qodariyyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qodrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, akan tetapi bukan berarti manusia terpaksa tunduk paada qodrat Tuhan.
Kata qadar dipergunakan untuk menamakan orang yang mengakui qadar digunakan untuk kebaikan dan keburukan pada hakekatnya kepada Allah Asal Usul Aliran Qadariyah.
Sekilas pemahaman Qadariyah ini sangat ideal dan sesuai dengan ajaran Islam. Di samping benar menurut logika, juga didasarkan pada ayat-ayat al-qur‟an dan hadis yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan menentukan perbuatannya sendiri.
Akan tetapi jika kita mendalami ajaran Al-quran dan Hadis secara komprehensif serta memerhatikan realitas kehidupan sehari-hari, maka akan tampak jelas bahwa paham Qadariyah yang
tidak mempercayai adanya takdir adalah mengandung berbagai kelemahan dan telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah:
- Ma'bad al-Jauhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
Doktrin-doktrin Aliran Qadariyah:
- Memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
- Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
- Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan
manusia
- Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah.
5. Aliran Mu’tazillah
Kata mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazala dengan makna yang berarti menjauhkan atau memisahkan diri dari sesuatu.
Kata ini kemudian menjadi nama sebuah aliran di dalam ilmu kalam yang para sarjana menyebutnya sebagai Mu‟tazillah berdasarkan peristiwa yang terjadi pada Washil ibn Atha (80 H/699 M- 131 H/748 M) dan Amr ibn Ubayd dengan al-Hasan al-Bashri. Dalam majlis pengajian al-Hasan al-Bashri muncul pertanyaan tentang orang yang berdosa besar bukanlah mu‟min dan juga bukanlah orang kafir, tetapi berada diantara dua posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn.
Dalam uraian di atas bisa dipahami pemimpian tertua di aliran Mu‟tazillah adalah Washil ibn Atha. Ada kemungkinan washil ingin mengambil jalan tengah antara khawarij dan murjiah, melainkan berada di dua posisi.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa orang yang berdosa besar itu masih ada imannya tetapi tidak pula dapat dikatakan mukmin karena ia telah berdosa besar.
Orang yang serupa itu apabila meninggal dunia maka ia akan kekal di dalam neraka, hanya azabnya saja yang lebih ringan dibandingkan orang kafir. Itulah pemikiran Washil yang pertama sekali muncul.
Doktrin-doktrin aliran Mu’tazillah:
- Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas Waktunya
- Akal yang menetukan perlu tidaknya dibentu negara
6. Aliran Asy’ariyyah
Asy‟ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini adalah Ahlu Sunnah wal Jamaah.28 Aliran Asy‟ariyyah adalah aliran teologi yang dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu al-Hasan Ali ibn Islmail al-Asy‟ari.
Ia dilahirkan di Bashrah, besar dan wafat di Baghdad (260-324 H). Ia berguru pada Abu Ali al-Jubbai, salah seorang tokoh Mu‟tazillah yang setia selama 40 tahun.
Setelah itu ia keluar dari Mu‟tazillah dan menyusun teologi baru yang berbeda dengan Mu‟tazillah yang kemudian dikenal dengan sebutan Asy‟ariyyah, yakni aliran atau paham Asy‟ari.
Kasus keluarnya Asy‟ari ini menurut suatu pendapat karena ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata kepadaya, bahwa Mu‟tazillah itu salah dan yang benar adalah pendirian al-Hadis.Menurut aliran Asy‟ariyyah, Allah mempunyai beberapa sifat dan sifat-sifat itu bukan zat-Nya dan bukan pula selain zat-Nya, namun ada pada zat Nya.
Meskipun penjelasan Asy‟ariyyah itu mengandung kontradiksi, hanya dengan itulah aliran tersebut dapat melepaskan diri dari paham ta’addud al
Tokoh-tokoh Aliran Asy'riyah:
- Al-Baqillani, Al-Juwaini dan AlGhazali.
Doktrin-doktrin Aliran Asy’riyah:
- Tuhan dan Sifat-sifatnya
- Kebebasan dalam berkehendak
- Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk
7. Aliran Maturidiyyah
Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil mengajukan pemikiran sendiri. Nama lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi.
Beliau lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad kesembilan Masehi kedua abad ke-9 M dan meninggal tahun 944 M.
Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap pemikiran-pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan
dengan pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna teks nash agama (Quran dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab Habafi yang dianutnya banyak menggunakan takwil.
Doktrin-Doktrin aliran Maturidiyah:
- Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
- Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak
8. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau
penangguhan. Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai “orang-orang yang diam”.
Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau menahan pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini.
Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah politik. Satu diantara doktrin mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak untuk kalangan syiah.
Doktrin-doktrin Aliran Murji’ah:
- Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena kufur dan iman
letaknya di hatiku
- Menurut murjiah ekstrem ini, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak tahu pada Tuhan.
- Sejalan dengan itu shalat bukan merupakan ibadat bagi mereka, karena yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan.
BAB II, PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu , ilmu dan kalam rasa ini inggin menujukan bahwah yang dimaksud adalah ilmu tentang kalam.
Ilmu kalam membahsa ajaran dasar didalam agama islam ajaran dasar itu menyangkut kerosulullahan muhammad dan al-qur’an serta orang yang percaya dengan tiga hal itu yankni orang muslim dan mukmin serta orng yang tidak peraya yakni kafir dan musrik soal surga dan neraka dll.
Ilmu kalam memiliki alirn yang duiantaranya Aliran Khawarij, Aliran syiah, Aliran Jabariyah, Aliran Qaddariyah, Aliran Mu’tazillah, Aliran Asy’ariyyah, Aliran Maturidiyyah, Aliran Murji’ah setiap aliran-aliran yang ada dalam ilmu kalam memiliki dokrin-dokrinnya masing-masing yang mereka yaini dan ereka pertahankan.
DAFTAR PUSTAKA:
- Muchotob Hamzah.2017.Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah.Yogyakarta: LKiS
- Muhammad Arifin Ilham.2009.Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali.Jakarta: Hikmah
- Muhammad Iqbal2014.Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam.Jakarta: Kencana
- Muhammad Maghfur.2002.Koreksi Atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam.Bangil: Al-Izzah
- Nurcholis Madjid.2014.Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam.Jakarta: Kencana
- Sarkow.2010Teologi Islam Klasik.Malang: Resist Literacy
- Tsuroya Kiswali.2008. Al-Juwaini: Peletak Dasar Teologi Rasional Dalam Islam.Jakarta:Erlangga
- Yunan Yusuf.2004. Alam pikiran islam pemikiran: dari khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi.Jakarta: Kencana
- Yusran Asmuni.1996.Dirasah Islamiyah: Pengantar Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan Pemikiran.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar