Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketidakpuasan kepada metode langsung yang kurang memberikan perhatian
kepada kemahiran membaca dan menulis, mendorong para guru dan para ahli bahasa
untuk mencari metode baru. Pada waktu itu, berkembang opini di kalangan para
guru bahwa mengajarkan bahasa asing dengan target penguasaan semua ketrampilan
berbahasa adalah sesuatu yang mustahil.
Oleh karena itu, Profesor Coleman dan kawan-kawan dalam sebuah laporan yang
ditulis pada tahun 1929 menyarankan penggunaan suatu metode dengan satu tujuan
pengajaran yang lebih realistis, yang paling diperlukan oleh para pelajar,
yakni ketrampilan membaca. Metode kemudian yang dinamai “ metode membaca ” ini
digunakan di sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh Amerika dan
negara-negara lain di Eropa. Meskipun disebut “ metode membaca ”, tidak berarti
bahwa kegiatan belajar mengajar terbatas pada latihan membaca. Latihan menulis
dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang terbatas.
Metode membaca merupakan salah satu metode yang cukup terkenal dalam pembelajaran
bahasa asing. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan kemahiran membaca bahasa
asing. Untuk mengetahui lebih lanjut yang berkaitan dengan metode membaca, mari
kita diskusikan terkait masalah yang berkaitan dengan
metode membaca ini dan menyempurnakan kekurangan dari makalah kami
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode
membaca ?
2. Bagaimana karakteristik
metode membaca ?
3. Apa saja ciri metode
membaca ?
4. Bagaimana
langkah-langkah pembelajaran metode membaca ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Membaca
Metode Membaca ini lahir dari pemikiran para ahli pengajaran bahasa asing
pada awal abad 20. Teori ini dipelopori oleh beberapa pendidik Inggris dan
Amerika. (West 1926), yang mengajar bahasa Inggris di India, berpendapat bahwa
belajar membaca secara lancar jauh lebih penting bagi orang India yang belajar
bahasa Inggris dibanding berbicara. West menganjurkan suatu penekanan pada
membaca bukan hanya karena dia menganggap hal itu sebagai ketrampilan yang
paling bermanfaat yang harus diperoleh dalam bahasa asing tetapi juga karena
hal itulah yang paling mudah, ketrampilan dengan nilai tambah yang paling besar
pada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran bahasa.
Metode membaca ini memang mendapat banyak kritik-kritik, baik pada metode
waktu itu dianjurkan di Amerika. Begitu pula selama perang dunia II tatkala
kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa merupakan prioritas nasional di
Amerika Serikat. Akan tetapi, sejak perang itu terdapat suatu pembaharuan minat
dalam pengajaran bahasa-bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti membaca
sastra dan pustaka ilmiah. Di luar Amerika Serikat pada tahun 1929-an metode
membaca ini mulai digunakan.
Membaca merupakan kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang
tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di dalam
hati. Membaca hakekatnya adalah suatu proses komunikasi antara pembaca dan
penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada
hubungan kognitif antara bahasa lisan dan bahasa tulisan. Tarigan (1994/III:7)
melihat bahwa membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/ bahasa tulis.
Metode membaca adalah menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dahulu
mengutamakan membaca, yakni guru pertama membacakan topik bacaan, dan diikuti
oleh peserta didik, tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik
untuk membacakan pelajaran tertentu terlebih dahulu, dan yang lain
memperhatikan dan mengikutinya.
Membaca melibatkan tiga unsur, yaitu: makna sebagai unsur isi bacaan, kata
sebagai unsur yang membawakan makna, dan simbol tertulis sebagai unsur visual.
Perpindahan simbol tertulis ke dalam bahasa ujaran itulah, menurut Ibrahim
(1962:57), disebut membaca.
B. Karakteristik Metode
Membaca
1.Tujuan utamanya adalah
kemahiran membaca.
2.Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan
suplemen daftar kosa kata dan
pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan buku
latihan mengarang terbimbing dan percakapan.
3.Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi
bacaan. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis,
4. Membaca diam lebih diutamakan dari pada membaca keras.
5.Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh
berkepanjangan.
C.Ciri-ciri Metode Membaca dalam Pembelajaran
Bahasa Arab
1.Biasanya metode ini memulai dengan memberi
latihan sebentar kepada siswa tentang ketrampilan bertutur
kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata
serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Berangkat dari inilah bahwa
bentuk yang disusun oleh siswa tentang aturan tutur bahasa akan memberi andil
dalam mengembangkan ketrampilan berkomunikasi.
2.Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa
kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks. Guru bertugas mengembangkan
sebagian ketrampilan membaca dalam hati bagi murid-murid.
3. Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah
jahriyah (membaca dengan keras) yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar
teks untuk menguatkan pemahaman.
4.Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca
intensif dan membaca lepas, masing-masing mempunyai
tujuan yang berbeda. Membaca intensif bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan dasar membaca dan ketrampilan ini membutuhkan
perbendaharaan kata serta pengetahuan kaidah-kaidah tata bahasa. Ketrampilan
membaca ini mengembangkan ketrampilan pemahaman bagi siswa di bawah bimbingan
guru kelas.
5. Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar
kelas. Dibenarkan guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan
membatasi apa yang harus dibaca serta mendiskusikannya.
6.Membaca lepas memberikan andil dalam pencapaian
siswa pada khazanah arab, membaca kitab-kitab dan semi arab. Dan dari sini akan
memberikan tambahan pemahaman mengenai kebudayaan arab.
D. Langkah-Langkah
Pembelajaran Metode Membaca
a) Guru
memulai pembelajaran dengan memberikan kata-kata dan ungkapan yang dianggap
sulit yang akan ditemui oleh siswa dalam teks, menjelaskan makna kata-kata
ungkapan tersebut dengan definisi konteks dan contohdalam kalimat lengkap.
b) Setelah
itu siswa diminta untuk mmbaca dalam hati teks bacaan yang sudah diprogramkan
Selma kurang lebih 25 menit.
c) Pembelajaran
dilanjutkan dengan diskusi mengenai kandungan/isi bacaan yang bisaberupa Tanya
jawab dengan menggunakan bahasa ibu siswa.
d) Setelah
menguasi isi bacaan,guru membimbing siswa menyimpulkan suatu aturan tata bahasa
dalam bacaan. Dan jika dirasa perlu, guru akan memberikan penjelasan tentang
tata bahasatersebut secara singkat.
e) Kalau
masih ada kosa kata yang belum dipahamioleh siswa ,maka pembelajaran akan
dilanjutkan dengan pembahasan kosa kata yang belum dipahami atau belum dibahas
sebelumnya.
f) Berikutnya
para siswa akan mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam bukuseplemen,yaitu
menjawab pertanyaan tentang isi bacaan latihan ,bahan bacaan latihan menulis.
g) Setelah
selesai mengerjakan latihan, bahan bacaan perluaran diberikan untuk
dipelajaridirumah dan hasilnya dilaporkan pada pertemuan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
· Metode Membaca merupakan kemampuan
mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis)
dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati.
· Karakteristik Metode
Membaca : Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca. Materi pelajaran berupa buku
bacaan utama dengan suplemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi
bacaan. Basis kegiatan pembelajaran adalah memahami isi bacaan. Membaca diam
lebih diutamakan dari pada membaca keras. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya
tidak boleh berkepanjangan.
· Ciri-ciri metode membaca
: Biasanya metode ini
memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang ketrampilan
bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan
kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu menyusun kalimat. Setelah siswa
berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks.
Setelah itu para siswa membaca teks dengan Qira’ah jahriyah (membaca dengan
keras). Membaca terbagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan membaca
lepas. Adapun Qira’ah lepas maka bisa dilaksanakan di luar kelas. Membaca lepas
memberikan andil dalam pencapaian siswa pada khazanah arab, membaca kitab-kitab
dan seni arab.
· Adapun metode membaca diantaranya : Membaca nyaring
(al-Qira’ah al-Jahriyyah), Membaca diam / membaca dalam hati (al-Qira’ah
al-Shamitah), Membaca pemahaman, Membaca kritis, Membaca ide.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Kinara, 2009.
Fachrurrozi, Aziz & Erta Mahyuddin, Pembelajaran
Bahasa Asing. Jakarta Timur: Bania Publising, 2010.
Hamid, M. Abdul, dkk. Pembelajaran Bahasa Arab,
Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, dan Media. Malang: UIN Malang Press,
2008.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa
Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2011.
Nuha, Ulin. Metodologi Super Efektif
Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta: DIVA PRESS, 2012.
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metodologi
Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar