--> Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

18/12/18

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

| 18/12/18

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 bab II Pasal 3 memuat fungsi dan tujuan yang hendak dicapai yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mengamankan, mendukung dan melaksanakan Undang-undang tersebut diperlukan kerja sama yang baik antara keluarga, pemerintah (sekolah ) dan masyarakat yang sering disebut Tiga Pusat Pendidikan. Tujuan tersebut bisa terwujud apabila ada keseriusan dari semua komponen yang terkait dalam pelaksanaannya, yaitu dari pemerintah sendiri, keluarga yang mempunyai anak, dan masyarakat.
Pemerintah untuk melaksanakan UUSPN tersebut sudah berupaya mempersiapkan segala unsur pendukungnya anta lain: Kurikulum pendidikan disemua jenjang pendidikan diperbaharuhi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, tenaga pengajar/guru ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan latihan/diklat dan penataran-penataran serta seminar-seminar pendidikan, buku-buku pegangan baik pegangan guru maupun pegangan murid diperbaharui dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional tersebut senantiasa beupaya meningkatkan kemampuan dirinya melalui MGMP, dimana dalam forum tersebut segala persoalan guru dalam bidang pendidikan diungkapkan, dimusyawarahkan, dicari pemecahan / solusinya serta diupayakan bagaimana penerapannya di sekolah. Di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, guru menerapkan berbagai metode metode, menggunakan media pendidikan yang lengkap dan sesuai kebutuhan, tampil di depan siswanya dengan simpatik, bertutur kata yang baik yang mencerminkan seorang pendidik, memberikan pelajaran tambahan atau les bagi siswa yang membutuhkan, memberikan pelajaran perbaikan bagi siswa yang prestasinya rendah, memberikan pelajaran pengayaan bagi siswa yang prestasinya baik dan memberikan latihan ketrampilan sebagai langkah peningkatan penguasaan konsep dasar bagi siswanya serta berbagai upaya lainnya.
Semua upaya yang dilakukan guru adalah dalam rangka melaksanakan layanan bimbingan belajar bagi siswanya agar siswa dengan mudah mampu menerima, memahami, dan menguasai materi pelajaran yang harus dikuasainnya sehingga siswa akan mampu mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal dengan baik. Harapan yang ingin dicapai oleh guru dengan semua upayanya tersebut adalah mewujudkan siswa yang berprestasi dalam belajarnya, yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi, yang kelak dapat menjadi modal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga para siswa dapat mencapai cita-citanya.
Dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas siswa akan mampu menguasai teknologi yang sudah maju dengan pesatnya. Selain memberikan pendidikan umum, sekolah juga memberikan pendidikan agama.Diberikannya pendidikan agama di sekolah diharapkan para siswa kelak akan menjadi orang-orang yang beriman kepada Tuhan sehingga lengkaplah mereka akan menjadi orang yang menguasai Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan Imtak (iman dan takwa) sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional.
Harapan tersebut dapat terwujud apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Teman-teman di sekolan yang baik juga bisa mempengaruhi motivasi belajar teman sekelasnya. Warga masyarakat yang berpendidikan, berwawasan luas dan memiliki cita-cita mmemajukan lingkungan khususnya dan bangsanya pada umumnya juga merupakan sumbangan yang tak ternilai bagi perkembangan kemajuan belajar para siswa, utamanya dalam mendorong para siswa untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sekolah yang berkualitas, guru-guru yang memiliki komitmen yang tinggi dan disiplin terhadap tugasnya,teman-teman yang baik, orang tua yang berpendidikan dan berpandangan luas dan disiplin dalam mendidik anak, warga masyarakat yang mendukung belajar siswa dan berpandangan maju, merupakan dampak berhasilnya cita-cita lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan nasional yang ingin dicapai sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional.[1]
Keadaan ekonomi negara yang terpuruk, harga barang –barang kebutuhan pokok yang semakin melambung, biaya sekolah anak yang semakin tidak terjangkau, utamanya dijenjang pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi, memberi dampak buruk kepada warga masyarakat utamanya warga masyarakat bawah , yang nota bene adalah orang – orang yang kurang mampu , untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari – hari saja repot, sehingga orang tua sangat sibuk mencari uang dengan bekerja keras, sehingga lupa kewajibannya yang justru lebih utama yaitu memberikan perhatian kepada keluarga utamannya anak – anak , bagaimana perilaku anak- anak, bagaimana ibadahnya, bagaimana belajarnya, bagaimana pergaulannya dengan teman – temannya, apakah anak – anak bergaul dengan anak – anak yang baik , apakah anak-anak disiplin dalam melaksanaan ibadah kepada Tuhan, apakah anak-anak belajar dengan baik dan tekun, apakah perilaku anak-anak baik dan sopan, apakah anak-anak cukup mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan sebagainya –dan sebagainya.
Kondisi keuangan negara , dan kurang seriusnya pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan pegawai negeri utamanya gaji , menyebabkan sebagian besar pegawai negeri termasuk guru hidupnya tidak sejahtera atau kekurangan , sehingga mereka disibukkan untuk bekerja keras mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup yang dirasa semakin berat . Kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang disiplin dalam menjalankan kewajibannya , sehingga terkesan pekerjaan utamanya sebagai guru malah menjadi sambilan , dan ngobnyeknya kesana-kemari menjadi tugas pokoknya .Meskipun hal tersebut dilakukan karena tuntutan kebutuhan, namun pengaruhnya sangat besar bagi para siswa yang menjadi tanggungjawab guru , yang seharusnya dididik dengan benar dan mendapatkan teladan dari guru yang baik juga . Jika masalah tersebut tidak ada penyelesaian yang serius , maka jangan harap para siswa akan bertingkah laku yang baik sebagaimana diharapkan oleh UUSPN
Kondisi seperti ini masih diperburuk lagi dengan semakin beredarnya obat-obat terlarang, dan narkoba, gambar-gambar porno, VCD porno, dimana pengedar dan konsumennya sudah merambah kepada mahasiswa,pelajar SMP. Ditambah lagi banyak tayangan Televisi yang tidak mendidik sehingga kalau dibiarkan terus akan merusak pendidikan dan masa depan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”.




B.     Identifikasi Masalah.
 Ada banyak masalah yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Tidak terkecuali prestasi belajar siswa-siswa di SMP Negeri 8 Seluma Kabupaten Seluma. Pencapaian prestasi belajar siswa SMP Negeri 8 Seluma Kabupaten Seluma dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.      Siswa yang memiliki motivasi belajar akan lebih mudah dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan namun yang terjadi masih banyak siswa yang belum memahami dan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang malas belajar, tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran, kurang semangat dalam belajar dan lain-lain padahal motivasi belajar erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa.
2.      Orang tua yang memiliki status ekonomi baik akan mempu memberikan sarana belajar bagi siswa-siswanya. Namun yang terjadi adalah sebagian besar siswa SMP Negeri 8 Seluma status sosial ekonominya masih rendah. Orang tua siswa adalah anak petani dan buruh yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebuthuan anak-anaknya. Padahal status sosial ekonomi orang tua ada hubungannya dengan prestasi belajar.
3.      Siswa yang memiliki minat belajar akan lebih memungkinkan mereka untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan sebaliknya jika siswa kurang memiliki minat belajar maka siswa akan sulit untuk mencapai prestasi belajarnya. Sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 8 Seluma  belum memiliki minat belajar yang cukup, hal itu nampak dari perilaku siswa yang kurang semangat dalam belajar. Padahal minat belajar ada hubungannya dengan prestasi belajar.
4.      Belajar membutuhkan sarana dan prasarana misal buku, peralatan sekolah, fasilitas sekolah SMP Negeri 8 Seluma masih kurang dalam memenuhi kebutuhan siswa terhadap keberadaan fasilitas sekolah. Misal jumlah gedung, ruang praktik, komputer dan lain-lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekurangan sarana belajar menghambat pencapaian prestasi belajar.
5.      Orang tua yang memperhatikan jam belajar siswa, mendorong anak-anaknya untuk belajar, pengawasan dari orang tua akan menunjang prestasi belajar siswa, Namun kenyataanya banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah saja sedang orang tua bersikap masa bodoh, tidak memperhatikan jam belajar, memberi perhatian yang lebih kepada anak-anaknya dan lain-lain. Dengan demikian perhatian orang tua ada hubungannya dengan prestasi belajar.
6.      Suasana di rumah yang harmonis, damai, dan tenteram akan mendorong siswa untuk betah di rumah dan belajar dengan baik sehingga siswa akan lebih mampu mencapai hasil belajar yang memadai. Dengan demikian keadaan keluarga ada hubungannya dengan prestasi belajar artinya.
7.      Sebagian guru telah menggunakan metode belajar yang modern dan inovativ sedangkan sebagian lainnya masih menggunakan metode konvensional. Metode mengajar yang inovativ lebih memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran, sehingga prestasi belajarnya lebih meningkat. Dengan demikian metode mengajar guru ada hubungannya dengan prestasi belajar..
8.      Dalam tes intelegensi diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki tingkat intelegensi yang normal dan dibawah normal sehingga pencapaian prestasi belajar siswa tidak begitu menonjol. Dengan demikian kecerdasan atau intelegensi ada hubungannya dengan prestasi belajar.[2]
C.    Pembatasan masalah.
Tidak semua masalah yang teridentifikasi dibahas dalam penelitian ini, hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terarah sebagaimana judul penelitian ini, untuk itu dibuat pembatasan masalah. Dalam peneltian ini pembatasan masalahnya yaitu prestasi belajar ada hubungannnya dengan motivasi belajar .
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka masalah–masalah yang dapat dirumuskan adalah apakah ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan Prestasi belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Seluma semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 ?

D.    Tujuan Penelitian.
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pada umumnya tidak lepas dari tujuan yang akan dicapai.Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui dan mendiskripsikan motivasi belajar siswa kelas VII SMP N egeri 8 Seluma semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
2.      Untuk mengetahui dan mendiskripsikan prestasi belajar siswa kelas VII SMP  Negeri 8 Seluma semester Tahun Pelajaran 2018/2019
3.      Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 Seluma semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan ada kegunaannya, baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis sebagai tindak lanjutnya.
1.      Kegunaan yang bersifat teoritis adalah kegunaan bagi ilmu pengetahuan yaitu memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu bimbingan dan konseling.Kegunaan yang bersifat praktis adalah :
A.    Bagi SMP Negeri 8 Seluma ,sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara para pendidik agar meningkatkan perhatiannya terhadap factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
B.      Bagi siswa agar meningkatkan motivasi belajarnya sehingga prestasi belajarnya meningkat .
C.     Bagi orang tua siswa dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan dalam membimbing putra-putrinya.
















BAB 11
LANDASAN TEORI

A. Motivasi Belajar siswa
1. Pengertian motivasi
Berbagai ahli memberikan definisi tentang motivasi. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek. Motif juga berari kesiap-siagaan. (Sardiman AM.1996.73). Motivasi merupakan proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat -minat (Oemar Hamalik, 1996: 173). Pengertian lain juga dikemukakan oleh Mc. Donald yaitu suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik,1996 :173). Sedangkan menurut Sardiman AM (1996:73) motivasi diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif. Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :
 (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal.
 (2) tujuan yang ingin dicapai.
 (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.(Sb:Sunartombs. wordpress.com ). 9 Menurut Hermine Marshall dalam Carole (dalam http:// Sunartombs .wordpress.com) istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar.[3]
Pengertian motivasi menurut Wexly dan Yulk ( dalam motivasi belajar) adalah pemberian atau penimbulan motif. Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan motivasi sebagai dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi selalu bergayut dengan kebutuhan manusia. Jika kebutuhan ada tingkatan maka motivasi juga memiliki tingkatan. Jika kebutuhan dasar telah terpenuhi maka akan muncul motivasi untuk memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa. Perlu ditegaskan,bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti seseorang pelajar giat belajar karena bertujuan untuk mendapakan nilai yang baik.juga para pemain sepak bola ingin berlatih tanpa mengenal lelah karena mempunyai tujuan mendapatkan kemenangan dalam setiap pertandingan yang dilakukannya.
2.      Fungsi motivasi
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi :
a.       Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.      Menentukan arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.       Menyeleksi perbuatan,yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan - perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain - main.

3.   Macam-macam motivasi                                   
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita melihat. Beberapa ahli membagi motivasi dalam berbagai bentuk.Ahli-ahli tersebut antara lain :
a.       Woodworth dan Marguis membagi motivasi menjadi :
1)      Motif atau kebutuhan organi
2)      Motif-motif darurat
3)      Motif-motif obyektif ( Sardiman,1996:86 )
Motif atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan beristirahat. Motif-motif darurat ,yang termasu jenis motif ini antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbulmkarena rangsangan dari luar. Motif-motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapatmenghadapi dunia luar secara efektif.
b.      Pembagian lain adalah membagi motivasi intrinsic dan motivasi eksterinsik.(Sadirman,AM,1996:85)
1) Motivasi intrinsic
 Yang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiapindividu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu . Sebagai contoh seseorang yang senangnya membaca, tidak usah ada yang menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa ingin melakukan belajar , karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan ,nilai, atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya secara konstrutif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.[4]
Perlu diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrisik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik ,berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu . Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar,tanpa belajar tidak mungkin tujuannya bisa tercapai .Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbul dan seremonial.
2). Motivasi Eksterinsik
Motivasi eksterinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dati luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik,sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetap iangin mendapatkan nilai baik, atau agar mendapat hadiah.Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung dengan esensi apa yang dilakuannyaitu. Oleh karena itu motivasi eksterinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi eksterinsik ini tidak baik dan tidak penting.. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar nengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
 Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah proses membangkitkan minat-minat yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar yaitu didapatkannya kecakapan baru.
 Motivasi dalam belajar merupakan salah satu faktor psikologis yang penting karena menyangkut apa yang akan dipelajari dan mengapa hal tersebut dipelajari. Motivasi untuk belajar menurut Maslow adalah sebagai berikut:
a. Adanya kebutuhan fisik
b. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari ketakutan
c. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain.
d. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
e. Untuk mengetengahkan diri atau mengemukakan diri.




B. Prestasi Belajar siswa
1. Pengertian Prestasi
Menurut Abu Muhamad (2008:2) yang disebut prestasi adalah hasil usaha atau setidaknya selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu. Sedangkan menurut Ridwan (2008:3) prestasi adalah hasil yang diperoleh karena aktifitas belajar yang telah dilakukan
2. Pengertian Belajar
Belajar sering diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan. Secara konsep- tual Fontana dikutip Udin (2008:18) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne dikutip Udin (2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
Menurut Thursan Hakim (2005:1) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Menurut Slameto (2003:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
M. Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:9) dalam bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1996:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar.[5]
4.      Pengertian Prestasi
Belajar Belajar merupakan kata kerja yang tentu saja memiliki pengertian yang beragam. Pengertian prestasi belajar menurut Purwanto yang dikutip Ridwan (2008:2) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Muhibin yang dikutip Abu Muhamad (2008:30 dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dengan demikian pengertian prestasi belajar dapat diberikan batasan sebagai berikut : Prestasi belajar adalah hasil kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam proporsi sebagai berikut :Pertama, hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan guru dengan anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi beajar murid. Kedua , hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid, Ketiga, hasil,belajar ( achievement ) itu sendiri diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

5.      Indikator hasil belajar             
Untuk mengetahui bahwa siswa sudah mencapai hasil belajar atau belum perlu ditentukan suatu indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar (Sugandi,2004:63). Guru memiliki kewajiban untuk mengukur menilai keberhasilan siswa dalam belajar. Selama proses ini guru dapat menilai apakah siswa telah mencapai suatu hasil belajar yang ditunjukan dengan pencapaian beberapa indikator hasil belajar tersebut.
6.      Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor - faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a.       Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1)      Kecerdasan
 Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.[6]
2)      Bakat
 Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono menyatakan bahwa “ bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3)      Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”. Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat adalah “
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasasayang. ”Kemudian Sardiman mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atauarti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.
4)      Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan Sardiman mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukansesuatu.
b.      Faktor Ekstern
Adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto, faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1)      Keadaan Keluarga
 Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2)      Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3)      Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. [7]

7.      Syarat-syarat Prestasi Belajar
Menurut Slameto yang dikutip Edi Haryanto (2005:21) bahwa syarat-syarat tercapainya prestasi belajar antara lain :
 a. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
 b. Pengetahuan dan ketrampilan dasar belajar
c. Motivasi,minat dan beaya yang cukup
d. Emosi yang stabil
e. Mental psikologis
 f. Kesehatan fisik yang prima
 g. Situasi dan proses belajar mengajar yang merangsang
h. Metode mengajar yang bervariasi dan menarik
 i. Alat dan sumber belajar yang lengkap dan tepat
 j. Beban belajar yang sesuai
k. Hubungan guru dengan siswa yang baik
 l. Pergaulan dengan teman yang baik m. Situasi rumah yang mendorong siswa belajar
8.      Faktor psikologis dalam belajar
Proses belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yaitu faktor yang ebrasal dari diri individu dan dari luar individu. Faktor yang berasal dari diri individu terdiri dari faktor psikis dan fisik. Faktor psikologis terdiri dari kognitif, afektif, psikomotor, campuran dan kepribadian ( Tim Penulis Buku Psikologi pendidikan, 1991:63). Menurut Slameto (2003:34) keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dari siswa tersebut yaitu :
a.Intelegensi.
            Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan mrnyesuikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b.Perhatian
                  Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
c.       Minat
Minat adalah kecenderungan untuk belajar.yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan . Kegiatan yang diminati seseorang , diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang .
d.      Bakat .
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e.       Motiv .
Motiv adalah penggerak / pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai .
f.       Kematangan .
 Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang , dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru
g.      Kesiapan .
 Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Berdasarkan uraian tersebut diaas maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam mencapai prestasi beljar dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat komplek baik faktor yang berasal dari dalam individu ataupun dari luar individu, juga faktor yang bersifat fisik maupun psikologis. Kemampuan seseorang dalam mengelola berbagai faktor tersebut akan sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai presatsi belajarnya.

C.    Kerangka berfikir
Salah satu faktor psikologis keberhasilan dalam belajar adalah adanya motiv pada diri siswa . Motiv merupakan penggerak / pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Inilah prisip dan hokum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Motiv juga berfungsi menentukan arah perbuatan artinya dengan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yaitu mencapai prestasi belajar. Selain memberikan dorongan dan menentukan arah perbuatan, motiv juga berfungsi menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain – main.
Dari kenyataan tersebut maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka harus ditimbulkan atau dimunculkan adanya motivasi pada diri siswa baik motivasi yang berasal pada diri siswa sendiri ataupun yang berasal dari luar diri siswa. Semakin tinggi atau besar motivasi belajar pada diri siswa maka semakin besar kemungkinan peningkatan prestasi belajar siswa tersebut.  

D.    Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1998:67 ) menjelaskan bahwa yang dimaksud “ hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
Menurut Sujana ( 1994:50) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris. Menurut KBBI , hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
Dengan demikian yang dimaksud hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 seluma Kabupaten seluma pada semester II Tahun pelajaran 2009 / 2010 “. Make Google view image button visible again:

















BAB 111
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Pendekatan Penelitian
 Suharsimi Arikunto(1998:80) mengatakan bahwa jenis pendekatan penelitian ada beberapa macam,antara lain :
              1. Pendekatan menurut tekhnik samplingnya :
 a. Pendekatan populasi yaitu pendekatan penelitian yang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian.
 b. Pendekatan sample yaitu pendekatan penelitian yang meneliti sebagian dari populasi.
 c. Pendekatan kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu orgamisasi, lembaga atau gejala tertentu. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sampel, sebab tidak semua populasi diteliti.
2. Pendekatan menurut timbulnya variabel :
a. Pendekatan non eksperimen                  
b. Pendekatan eksperimen
3. Pendekatan menurut pola atau sifat penelitian :
 a. Penelitian kasus (case-studies)
 b. Penelitian kausal komparatif.
 c. Penelitian korelasi
d.  Penelitian histories
e. Penelitian filosofis
4. Jenis pendekatan menurut model pengembangan atau model pertumbuhan adalah :
 a. “One shot model”, yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”
 b. “Longitudinal model, yaitu mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara “ mengikuti “ perkembangan bagi individu-individu yang sama.
c. “Cross-sectional model”, yaitu gabungan antara model a dan b, untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan[8] cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengambil subyek dari berbagai tingkat umur.
Sedangkan S.Margono (2004:15) berpendapat jenis pendekatan penelitian ada dua :
a. Pendekatan kuantitatif , yaitu pendekatan penelitian yang lebih banyak menggunakan logika hipotetiko vertikatif, lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris semua informasi diwujudkan dalam bentuk kuntitatif atau angka. Analisisnya dengan analisis statistik.
 b. Pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang lebih mementingkan analisis isi daripada symbol atau atribut informasi atau data yang dikumpulkan tersebut dengan wujud kata-kata tertulis atau lisan dan analisisnya dengan prinsip logic.
 Berdasarkan uraian diatas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan :
a. Sampel, karena tidak seluruh populasi diteliti, hanya diambil sebagian tetapi mewakili.
b. Pendekatan korelasi, karena penelitian ini untuk mencari seberapa besar taraf hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
 c. Pendekatan Cross-sectional model, sebab data yang dikumpulkan lebih lengkap dalam waktu yang cepat/singkat. d. Pendekatan kuantitatif, karena semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk angka, dan dianalisis menggunakan statistik.
B. Tempat dan waktu peneltian
1. Tempat penelitian Tempat penelitian ini di SMP N 8 Seluma, Kabupaten Seluma, subyek yang diambil siswa kelas VII pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan september 2018 sampai dengan bulan oktober 2018.
 C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Pengambilan Sampling
1. Populasi
Menurut Sutrisno Hadi poulasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat sama (1996:20). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (1998:115). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi semua siswa kelas VII SMP N 8 Seluma,Batang Tahun Pelajaran 2018/2019, yang berjumlah 118 siswa, yang dibagi dalam 3 kelas. Secara rinci jumlah masing – masing kelas dapat dilihat pada table berikut ini:
 Tabel 1
 Populasi Penelitian

N0
Kelas
Jumlah
 1.
1 A
40
 2.
1 B
39
 3.
1C
39

Jumlah
118

 2. Sampel Penelitian
 Menurut Sutrisno Hadi (1996:70). sampel adalah sebagai sebagian individu yang diselidiki Menurut Suharsumi Arikunto (1998:104) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
Mengacu pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang memiliki sifat dan karakteristik sama dengan populasi yang diselidiki yang dapat mewakili anggota populasi secara keseluruhan. Untuk menentukan subjek penelitian diambil dari pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan apabila subjek kurang dari seratus lebih baik diambil semua individu dan jika lebih dari seratus dapat diambil 10%, 20% sampai 25% atau lebih (1998:107)
3. Teknik Sampling Sutrisno Hadi (1996:222).berpendapat bahwa sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Selanjutnya dia membagi jenis sampling sebagai berikut. a. Proportional sampling
b. Stratifical sampling
c. Quota sampling
d. Insidental sampling
e. Area sampling
f. Cluster sampling
g. Doubel sampling
h. Combinet sampling
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:123) pengambilan sampel dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Teknik sampling untuk populasi homogen, random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara acak. Dengan demikian semua subjek berhak untuk dapat menjadi anggota sampel. Cara yang digunakan dalam teknik ini adalah:
 1) Cara undian (untung-untungan)
 2) Cara ordinal (tingkatan sama)
3) Menggunakan tabel bilangan random
 b. Teknik sampling untuk populasi tidak homogen.
1) Sampel berstrata atau stratified sample
2) Sampel wilayah dan area probabilitas sample
3) Sampel imbangan atau proportional sample
4) Sampel bertujuaan dan atau purposif sample
5) Sampel kuota atau quota sample
6) Sampel kembar atau double sample
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi dari dua teknik sampling, sehingga teknik ini dipakai karena jumlah subjek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dulu dengan proposional tertentu sekitar 25 % dari 118 siswa atau berjumlah 30 siswa.
Tekhnik yang digunakan dalam pengambilan sample adalah random sampling. Dalam penelitian ini menggunakan sampel, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik random sampling dengan undian. Menurut Nasution random sampling semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama beri kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun alasan penulis menggunakan random sampling adalah:
a. Dapat bekerja lebih teliti karena objek yang dihadapi terbatas
b. Agar penelitian ini dapat digeneralisasikan pada subjek yang lebih besar
c. lebih efisien waktu, tenaga dan biaya.
 Teknik ini dipakai karena tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Disamping itu dengan cara random sampling ini akan lebih representatif. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel menurut Sutrisno Hadi (1997:76) adalah sebagai berikut.:
a. Membuat suatu daftar subjek yang ada dalam populasi
 b. menulis kode – kode tersebut masing-masing kedalam suatu lembar kertas kecil
c. Menggulung-gulung kertas tersebut dan masukkan kedalam kaleng.
d. Sebelumnya memberi kode berupa angka yang ada dalam populasi
e. Mengocok kaleng tersebut
f. Mengambil kertas itu sebanyak subjek yang dibutuhkan Berdasarkan pendapat diatas besarnya sampel yang diambil sebanyak 25 % dari populasi. Jadi dari 118 siswa adalah 30 siswa.. Tabel 2
 Sampel penelitian

No
Kelas
Jumlah siswa
hitungan
Jumlah
1
1 A
40
    25/100x40=10
10
2
2 B
39
25/100x39=9,75
9,75
3
3 C
39
25/100x39=9,75
9,75
Jumlah
118

30


D. Variabel penelitian
1. Pengertian Variabel
a. Menurut Sutrisno Hadi (1996 :24) “Istilah variabel diartikan sebagai gejala yang bervariasi.gejala adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti”
 b. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:111) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pendapat-pendapt diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.
 2. Macam-macam Variabel Menurut Suharsimi Arikunto (1998:97) “variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel kuantitatif dan kualitatif”. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu :[9]
 a. Variabel diskrit, disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan yakni “ya” dan “ tidak “
 b. Variabel kontinum dipisahkan menjadi tiga variabel kecil yaitu:
  a) Variabel ordinal yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan- tingkatan misalnya panjang, kurang panjang, pendek.
  b) Variabel interval yaitu variabel yang mempunyai jarak,jika disbanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya suhu udara diluar 31 derajat celcius, suhu tubuh kita 37 derajat celcius. Maka selisih suhu adalah 6 derajat celcius.
  c) Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan.Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan “sekian kali”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan satu variabel terikat sebagai berikut:
  a. Variabel bebas (X ) yaitu Motivasi belajar siswa
  b. Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi belajar siswa 
E. Teknik Pengumpulan data
Suharsimi Arikunto ( 1998:138) mengemukakan bahwa dalam usaha untuk mengumpulkan data penelitian maka digunakan berbagai macam metode pengumpulan data yaitu, tes, angket ( kuesioner ), interviu, observasi, skala bertingkat dan dokumentasi. Dengan berbagai macam pertimbangan maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi.


1. Metode Angket
a. Pengertian
Metode angket ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang hubungan antara motivasi belajar dengan status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar. Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.(1998:140) bentuk angket ini menggunakan skala bertingkat yaitu sejumlah pertanyaan baik positif mupun negatif.
 b. Macam-macam angket Angket dapat dibedakan menurut sudut pandang yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
   a) Kuisioner terbuka yaitu kuisioner yang memebrikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
b) Kuisioner tertutup yaitu kuisioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
a) Kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3) Dipandang dari bentuknya,maka ada :
a) Kuisioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuisioner tertutup
b) Kuisioner isian yang dimaksud adalah kuisioner terbuka
c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai
d) Rating scale yaitu sebuah pertanyan diikuti oleh kolom yang menunjukan tingkat yaitu mulaidari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
c. Langkah-langkah menyusun angket
Tipe angket yang digunakan adalah tipe pilihan , yaitu subjek diminta untuk memilih salah satu jawaban yang disediakan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1) Membuat definisi konsep 2) Mambuat definisi oprasional
3) Menjabarkan variabel menjadi indikator atau sub indikator
4) Mambuat kisi-kisi
5) Menuliskan item                       
6) Menetapkan skor
7) Melengkapi instrumen dangan petunjuk pengisian
8) Merevisi ulang
9) Malaksanakan uji coba atau try out .
       d. Alasan menggunakan angket.
Setelah melihat kelebihan dan kekurangan angket dan membandingkan dengan metode pengumpulan data lainya maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket dengan alasan :
1) Angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 8 Seluma.
2) Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan menawab yang berbeda sehingga angket yang diberikan dapat dijawab oleh responden dalam hal ini siswa menurut kecepatannya masing-masing
3) Angket dapat dibuat anonim dengan hanya mencantumkan nomor absen sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab
4) Karena angket dibuat terstandar sehingga pertanyan dibuat sama.
2. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan ,traskrip, buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1994:256) metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyalin data skunder yang sudah tersedia di kantor atau jawaban yang berhubungan dengan objek penelitian
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tertulis atau yang dapat diberikan keteranan dengan jalan mempelajari catatan dan data mengenai suatu peristiwa tertentu.
a.       Macam-macam dokumen
Dalam rangka pegumpulan data maka dokumen-dokumen yang dapat dijadikan sumber data yaitu catatan traskrip , buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen rapat, legger, agenda, peraturan-peraturan dan lain-lain
b.      Alasan memilih metode dokumentasi
            Berdasarkan tujuan pengumpulan data yaitu prestasi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Seluma, Batang semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 maka penulis memilih metode dokumentasi dengan alasan sebagai berikut :
1) Data yang tersedia komplet dalam legger nilai .
2) Efisiensi baik dalam waktu maupun biaya
3. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan data
Instrumen penelitian adalah alat yang dugunakan untuk pengumpulan data dalam sebuah penelitian. Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipilih atau ditentukan maka harus dibuat angket sebagai alat pengumpul data.
a.       Instrumen Pengumpulan Data Variabel
Motivasi belajar.
            Definisi operasional, Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan yaitu belajar. Indikator Motivasi belajar meliputi Konsentrasi, Perhatian, Pemahaman, Pengamatan, Tanggapan, Reaksi, Ingatan, Berfikir, dan Bakat
1)      Menyusun kisi-kisi
Tabel 3.
 Kisi-kisi

N0
Variabel
Indikatot
Sub indicator
No
item
Jm
1
1
Motivasi belajar
siswa

konsentrasi
1.      Materi yang menarik
2.      Penampilan guru yang menarik
3.      Kepedulian guru terhadap siswa
4.      Suasana belajar di rumah tidak terganggu
5.      Pelaksanaan ulangan harian membutuhkan konsentrasi penuh
6.      Dalam belajar sangat membutuhkan konsentrasi
1
2
3
4
5
6
6
Lanjutan table 3
2

Perhatian
1.      Kepribdian guru yang menyenangkan
2.      Sikap memperhatikan guru saat mengajar
3.      Guru mengkondisikan perbatian siswa
7
8
9
3
3

pemahaman
1.      Siswa memahami materi yang disampaikan ikan guru
2.      Guru memberi kesempatan unruk bertanya
3.      Siswa memahami dengan baik penjelasan guru
10
11
12
3
4

pengamatan
1.      Siswa mengamati kepribadian guru.
2.      Siswa mengamati setiap aktifitas pembelajaran


      
5

Tanggapan
1.      Siswa memberikan tanggapan yang baik kepada setiap guru
2.      Siswa mmiliki kesempatan untuk memberikan masukan kepada guru
15
16
2
6

Reaksi

















1.      Siswa menggunakan panca indera secara maksimal
2.      Siswa memberikan reaksi yang posotif terhadap setiap tugas
3.      Siswa memberikan reaksi yang positif terhadap pembelajaran
17
18
19
3
7

Ingatan
1.      Siswa selalu mngingat materi pelajaran.
2.      Siswa selalu mengingat
20
21
2
 
8

Berfikir
1.      Selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
2.      Siswa mampu berfikir dengan baik
3.      Siswa memilik motivasi untuk mengulangi lagi prestasi yang dicapai
4.      Siswa mendapat suntikan motivasi dari orang tua.
5.      Selalu mendapatkan motivasi dari orang-orang disekelilingnya
6.      Kemampuan berfikir sangat membantu pencapaian prestasi belajar
22
23






24
25
26
27
6
9

Bakat
1.      Motivasi belajar akan berhasil baik apabila diikuti bakat yang baik
28
3
  









2.      Bakat yang dimiliki dapat menumbuhkan motivasi.
3.      Bakat harus didukung dengan usuha yang maksimal.
29
30


Jumlah
30

2)      Menyusun item
Menyusun item angket berpedoman pada kisi-kisi yang sudah dibuat, dan juga memperhatikan prisnip-prinsip sebagai berikut :
a) Bernilai mengukur tujuan
b) Memperhatikan validitas dan reliabilitas pengukuran
c) Mengandung pengertian tunggal
d) Formalitasnya sederhana
e) Dapat dijawab oleh responden
3) Penyuntingan
            Penyuntingan bertujuan agar instrumen memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik, perlu dibuat kata pengantar, tujuan dari angket, petunjuk pengisian dan kapan angket harus dikembalikan.
3)      Menentukan skor
      Penentuan skor dalam penelitan ini adalah :
Jawaban sangat setuju : skor 5
               Jawaban setuju : skor 4
Jawaban kurang setuju : skor 3
Jawaban tidak setuju : skor 2
Jawaban sangat tidak setuju : skor 1
b.      Instrumen Pengumpulan Data Variabel
 Prestasi belajar.
          Seperti yang dijelaskan dimuka bahwa hasil kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport. Nilai rapot yang dimaksud adalah nilai raport siswa kelas VII pada semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan metode dokumentasi dari legger nilai siswa kelas VII semester II tahun 2018/2019.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Menurut Arikunto ( 1998: 160 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen. Menurut Arikunto ( 1998:16) validitas ada beberapa macam yaitu :
a.       Validitas empiris yaitu validitas yang berdasarkan pengalaman, yang cara pengujiannya ada dua macam:
 1) Validitas eksternal apabila data yang dihaislkan dari instrumen sesuai dengan data / informasi lain yang dimaksudkan dalam penelitian.
2) Validitas internal apabila ada keseuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan atau setiap bagian instrumen mendukung “ misi “ instrumen secara keseluruhan.
b. Validitas logis yaitu validitas yang berdasarkan penyusunan instrumen yang sesuai dengan langkah-langkah penyusunan yaitu memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator serta memuaskan butir-butir pertamanya
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas contruct dan validitas logis. Untuk melakukan uji validitas penulis menggunakan rumus product moment dari Pearson  (Suharsimi Arikunto, 1998,160)
r = Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
 ∑X = jumlah total skor X
 ∑Y = jumlah total skor Y
∑X2 = jumlah total skor X dikuadratkan
 ∑Y2 = jumlah total skor Y dikuadratkan
 ∑XY = jumlah total skor X dikalikan Y
 N = jumlah subyek ( responden penelitian )
Hasil penghitungan validitas butir dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf siginifikasi 5%. Apabila r xy hitung > r tabel maka butir angket tersebut dikatakan valid.[10]
 2. Reliabilitas  
Instrumen yang reliabel yaitu instrumen yang cukup baik dan mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel; artinya dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan.(Arikunto , 1998:169)
 a. Macam-macam Reliabilitas Menurut Arikunto ( 1998:170 ) secara garus besar reliabilitas dibedakan menjadi dua yaitu :
            1) Reliabilitas eksternal yaitu reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya yang ukurannya / kriterianya di luar instrumen
            2) Reliabilitas internal yaitu reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya yang ukurannnya / kriteria dari instrumen tersebut. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas internal.
 b. Teknik yang digunakan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen adalah tekhnik belah dua. Dalam tekhnik ini menggunakan cara membagi item-item alat ukur menjadi dua bagian, kemudian diberikan kepada sekelompok subjek. Hasil dari dua bagian tersebut dikorelasikan, bila ada korelasi berarti alat ukur tersebut reliabel.Hasil perhitungan reliabilitas diatas baru menunjukan harga separoh. Untuk mendapatkan harga secara penuh harus dikonsultasikan dengan rumus dari Spearman Brown sebagai berikut:
 2x r 1/21/2
 r 11 =
(1 + r 1/21/2)
 Keterangan :
r 11 = reliabilitas instrumen
r 1/21/2 = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
F.     Tekhnik
Analisa data Analisa data adalah dalam rangka melakukan uji hipotesis. Tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik Analisis Deskripsi yaitu pemaparan data-data penelitian meliputi data motivasi belajar siswa dan data prestasi belajar siswa.
2. Tekhnik Analisis Korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y. Untuk melakukan analisis korelasi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu : r = Ketarangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
 ∑x jumlah total skor X
 ∑x jumlah total skor Y  
 N= jumlah subyek
Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus diatas akan menghasilkan koefisien korelasi rxy, kemudian koefisien tersebut diinterpretasikan dan dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf siginikasi 5% .
1. Jika nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih besar atau sama dengan r tabel berarti hasil penelitian menunjukan hasil yang “siginifikan” artinya hipotesis diajukan diterima.
2. Jika nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih kecil dari pada r tabel berarti hasil penelitian menunjukan hasil yang “ non siginifikan” artinya hipotesis yang diajukan ditolak.































[1]Thursan Hakim, Belajar Secara Efektf  Jakarta, Puspa Swara, 2001, hal. 26
2Prasetyo Irawan,Suciati dan IGK Wardani. 1996.Teori Belajar, Motivasi danKeterampilan Mengajar,Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka, hal. 41

[2] Arief Furchan, 1982.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.Surabaya. Usaha Nasional, hal.189

[3] Sardiman A.M. m1996.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, hal. 75

[4] Ngalim Purwanto, 1996.Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal.60

[5] Hadari Nawawi. 1997.Administrasi Pendidikan.Jakarta : CV.Haji Masagung. Hal. 124

[6] Salnadi Sutadipura, 1996.Aneka Problem Keguruan.Bandung : Angkasa. Hal. 114

[7] Ngalim Purwanto, 1996, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.hal, 89-90


[8] Oemar Hamalik,1996, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Hal, 98-100
[9] Suharsimi Arikunto, 1998 Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta,hal 75-77             
  

[10] Suharsimi Arikunto, 1998 Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, hal 155-158

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar