Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 bab II Pasal
3 memuat fungsi dan tujuan yang hendak dicapai yaitu Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk
mengamankan, mendukung dan melaksanakan Undang-undang tersebut diperlukan kerja
sama yang baik antara keluarga, pemerintah (sekolah ) dan masyarakat yang
sering disebut Tiga Pusat Pendidikan. Tujuan tersebut bisa terwujud apabila ada
keseriusan dari semua komponen yang terkait dalam pelaksanaannya, yaitu dari
pemerintah sendiri, keluarga yang mempunyai anak, dan masyarakat.
Pemerintah
untuk melaksanakan UUSPN tersebut sudah berupaya mempersiapkan segala unsur
pendukungnya anta lain: Kurikulum pendidikan disemua jenjang pendidikan
diperbaharuhi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, tenaga
pengajar/guru ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan dan latihan/diklat
dan penataran-penataran serta seminar-seminar pendidikan, buku-buku pegangan
baik pegangan guru maupun pegangan murid diperbaharui dan didistribusikan ke
sekolah-sekolah.
Guru
sebagai ujung tombak pelaksanaan Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional
tersebut senantiasa beupaya meningkatkan kemampuan dirinya melalui MGMP, dimana
dalam forum tersebut segala persoalan guru dalam bidang pendidikan diungkapkan,
dimusyawarahkan, dicari pemecahan / solusinya serta diupayakan bagaimana
penerapannya di sekolah. Di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, guru
menerapkan berbagai metode metode, menggunakan media pendidikan yang lengkap
dan sesuai kebutuhan, tampil di depan siswanya dengan simpatik, bertutur kata
yang baik yang mencerminkan seorang pendidik, memberikan pelajaran tambahan
atau les bagi siswa yang membutuhkan, memberikan pelajaran perbaikan bagi siswa
yang prestasinya rendah, memberikan pelajaran pengayaan bagi siswa yang
prestasinya baik dan memberikan latihan ketrampilan sebagai langkah peningkatan
penguasaan konsep dasar bagi siswanya serta berbagai upaya lainnya.
Semua
upaya yang dilakukan guru adalah dalam rangka melaksanakan layanan bimbingan
belajar bagi siswanya agar siswa dengan mudah mampu menerima, memahami, dan
menguasai materi pelajaran yang harus dikuasainnya sehingga siswa akan mampu
mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal dengan baik. Harapan yang ingin dicapai
oleh guru dengan semua upayanya tersebut adalah mewujudkan siswa yang
berprestasi dalam belajarnya, yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang tinggi,
yang kelak dapat menjadi modal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi, sehingga para siswa dapat mencapai cita-citanya.
Dengan
memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas siswa akan mampu menguasai teknologi
yang sudah maju dengan pesatnya. Selain memberikan pendidikan umum, sekolah
juga memberikan pendidikan agama.Diberikannya pendidikan agama di sekolah
diharapkan para siswa kelak akan menjadi orang-orang yang beriman kepada Tuhan
sehingga lengkaplah mereka akan menjadi orang yang menguasai Iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi) dan Imtak (iman dan takwa) sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional.
Harapan
tersebut dapat terwujud apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Teman-teman di sekolan yang baik juga bisa mempengaruhi motivasi belajar teman
sekelasnya. Warga masyarakat yang berpendidikan, berwawasan luas dan memiliki
cita-cita mmemajukan lingkungan khususnya dan bangsanya pada umumnya juga
merupakan sumbangan yang tak ternilai bagi perkembangan kemajuan belajar para
siswa, utamanya dalam mendorong para siswa untuk memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Sekolah yang berkualitas, guru-guru yang memiliki komitmen yang tinggi
dan disiplin terhadap tugasnya,teman-teman yang baik, orang tua yang berpendidikan
dan berpandangan luas dan disiplin dalam mendidik anak, warga masyarakat yang
mendukung belajar siswa dan berpandangan maju, merupakan dampak berhasilnya
cita-cita lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan nasional yang ingin dicapai
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional.[1]
Keadaan
ekonomi negara yang terpuruk, harga barang –barang kebutuhan pokok yang semakin
melambung, biaya sekolah anak yang semakin tidak terjangkau, utamanya dijenjang
pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi, memberi dampak buruk kepada warga
masyarakat utamanya warga masyarakat bawah , yang nota bene adalah orang –
orang yang kurang mampu , untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari – hari saja
repot, sehingga orang tua sangat sibuk mencari uang dengan bekerja keras,
sehingga lupa kewajibannya yang justru lebih utama yaitu memberikan perhatian
kepada keluarga utamannya anak – anak , bagaimana perilaku anak- anak,
bagaimana ibadahnya, bagaimana belajarnya, bagaimana pergaulannya dengan teman
– temannya, apakah anak – anak bergaul dengan anak – anak yang baik , apakah
anak-anak disiplin dalam melaksanaan ibadah kepada Tuhan, apakah anak-anak
belajar dengan baik dan tekun, apakah perilaku anak-anak baik dan sopan, apakah
anak-anak cukup mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan sebagainya –dan
sebagainya.
Kondisi
keuangan negara , dan kurang seriusnya pemerintah dalam memperhatikan
kesejahteraan pegawai negeri utamanya gaji , menyebabkan sebagian besar pegawai
negeri termasuk guru hidupnya tidak sejahtera atau kekurangan , sehingga mereka
disibukkan untuk bekerja keras mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi
kebutuhan hidup yang dirasa semakin berat . Kondisi seperti ini menyebabkan
guru kurang disiplin dalam menjalankan kewajibannya , sehingga terkesan
pekerjaan utamanya sebagai guru malah menjadi sambilan , dan ngobnyeknya
kesana-kemari menjadi tugas pokoknya .Meskipun hal tersebut dilakukan karena
tuntutan kebutuhan, namun pengaruhnya sangat besar bagi para siswa yang menjadi
tanggungjawab guru , yang seharusnya dididik dengan benar dan mendapatkan
teladan dari guru yang baik juga . Jika masalah tersebut tidak ada penyelesaian
yang serius , maka jangan harap para siswa akan bertingkah laku yang baik sebagaimana
diharapkan oleh UUSPN
Kondisi
seperti ini masih diperburuk lagi dengan semakin beredarnya obat-obat
terlarang, dan narkoba, gambar-gambar porno, VCD porno, dimana pengedar dan
konsumennya sudah merambah kepada mahasiswa,pelajar SMP. Ditambah lagi banyak
tayangan Televisi yang tidak mendidik sehingga kalau dibiarkan terus akan
merusak pendidikan dan masa depan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menarik
perhatian penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa”.
B.
Identifikasi Masalah.
Ada banyak masalah yang mempengaruhi
keberhasilan belajar. Tidak terkecuali prestasi belajar siswa-siswa di SMP
Negeri 8 Seluma Kabupaten Seluma. Pencapaian prestasi belajar siswa SMP Negeri
8 Seluma Kabupaten Seluma dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Siswa yang memiliki motivasi belajar
akan lebih mudah dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan namun yang
terjadi masih banyak siswa yang belum memahami dan memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Hal itu terlihat dari masih ada siswa yang malas belajar, tidak
konsentrasi dalam menerima pelajaran, kurang semangat dalam belajar dan
lain-lain padahal motivasi belajar erat hubungannya dengan prestasi belajar
siswa.
2. Orang tua yang memiliki status ekonomi
baik akan mempu memberikan sarana belajar bagi siswa-siswanya. Namun yang
terjadi adalah sebagian besar siswa SMP Negeri 8 Seluma status sosial
ekonominya masih rendah. Orang tua siswa adalah anak petani dan buruh yang
memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebuthuan anak-anaknya. Padahal status
sosial ekonomi orang tua ada hubungannya dengan prestasi belajar.
3. Siswa yang memiliki minat belajar akan
lebih memungkinkan mereka untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan
sebaliknya jika siswa kurang memiliki minat belajar maka siswa akan sulit untuk
mencapai prestasi belajarnya. Sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 8
Seluma belum memiliki minat belajar yang
cukup, hal itu nampak dari perilaku siswa yang kurang semangat dalam belajar.
Padahal minat belajar ada hubungannya dengan prestasi belajar.
4. Belajar membutuhkan sarana dan prasarana
misal buku, peralatan sekolah, fasilitas sekolah SMP Negeri 8 Seluma masih
kurang dalam memenuhi kebutuhan siswa terhadap keberadaan fasilitas sekolah.
Misal jumlah gedung, ruang praktik, komputer dan lain-lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kekurangan sarana belajar menghambat pencapaian prestasi
belajar.
5. Orang tua yang memperhatikan jam belajar
siswa, mendorong anak-anaknya untuk belajar, pengawasan dari orang tua akan
menunjang prestasi belajar siswa, Namun kenyataanya banyak orang tua yang
menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah saja sedang orang tua
bersikap masa bodoh, tidak memperhatikan jam belajar, memberi perhatian yang
lebih kepada anak-anaknya dan lain-lain. Dengan demikian perhatian orang tua
ada hubungannya dengan prestasi belajar.
6. Suasana di rumah yang harmonis, damai,
dan tenteram akan mendorong siswa untuk betah di rumah dan belajar dengan baik
sehingga siswa akan lebih mampu mencapai hasil belajar yang memadai. Dengan
demikian keadaan keluarga ada hubungannya dengan prestasi belajar artinya.
7. Sebagian guru telah menggunakan metode
belajar yang modern dan inovativ sedangkan sebagian lainnya masih menggunakan
metode konvensional. Metode mengajar yang inovativ lebih memungkinkan siswa
untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran, sehingga prestasi belajarnya
lebih meningkat. Dengan demikian metode mengajar guru ada hubungannya dengan
prestasi belajar..
8. Dalam tes intelegensi diketahui bahwa
sebagian besar siswa memiliki tingkat intelegensi yang normal dan dibawah
normal sehingga pencapaian prestasi belajar siswa tidak begitu menonjol. Dengan
demikian kecerdasan atau intelegensi ada hubungannya dengan prestasi belajar.[2]
C.
Pembatasan masalah.
Tidak
semua masalah yang teridentifikasi dibahas dalam penelitian ini, hal ini
dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terarah sebagaimana
judul penelitian ini, untuk itu dibuat pembatasan masalah. Dalam peneltian ini
pembatasan masalahnya yaitu prestasi belajar ada hubungannnya dengan motivasi
belajar .
Berdasarkan
pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka masalah–masalah yang dapat
dirumuskan adalah apakah ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi
belajar dengan Prestasi belajar siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Seluma semester 2
Tahun Pelajaran 2018/2019 ?
D.
Tujuan Penelitian.
Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia pada umumnya tidak lepas dari tujuan yang akan
dicapai.Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
motivasi belajar siswa kelas VII SMP N egeri 8 Seluma semester 2 Tahun
Pelajaran 2018/2019
2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
prestasi belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 8 Seluma semester Tahun Pelajaran 2018/2019
3. Untuk mengetahui hubungan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 Seluma
semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
E.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan ada kegunaannya, baik yang bersifat teoritis maupun yang
bersifat praktis sebagai tindak lanjutnya.
1. Kegunaan yang bersifat teoritis adalah
kegunaan bagi ilmu pengetahuan yaitu memberikan kontribusi dalam pengembangan
ilmu bimbingan dan konseling.Kegunaan yang bersifat praktis adalah :
A. Bagi SMP Negeri 8 Seluma ,sebagai upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara para pendidik agar
meningkatkan perhatiannya terhadap factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
belajar siswa.
B. Bagi siswa agar meningkatkan motivasi
belajarnya sehingga prestasi belajarnya meningkat .
C. Bagi orang tua siswa dapat menjadi acuan
dan bahan pertimbangan dalam membimbing putra-putrinya.
BAB
11
LANDASAN
TEORI
A. Motivasi Belajar
siswa
1. Pengertian motivasi
Berbagai
ahli memberikan definisi tentang motivasi. Motivasi berasal dari kata motif
yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek. Motif juga berari
kesiap-siagaan. (Sardiman AM.1996.73). Motivasi merupakan proses membangkitkan,
mempertahankan dan mengontrol minat -minat (Oemar Hamalik, 1996: 173).
Pengertian lain juga dikemukakan oleh Mc. Donald yaitu suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik,1996 :173). Sedangkan menurut Sardiman AM
(1996:73) motivasi diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2)
motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan,
atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi
paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :
(1) faktor pendorong atau pembangkit motif,
baik internal maupun eksternal.
(2) tujuan yang ingin dicapai.
(3) strategi yang diperlukan oleh individu
atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.(Sb:Sunartombs. wordpress.com ). 9
Menurut Hermine Marshall dalam Carole (dalam http:// Sunartombs .wordpress.com)
istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan
bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan
kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka
panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk
melakukan proses belajar.[3]
Pengertian
motivasi menurut Wexly dan Yulk ( dalam motivasi belajar) adalah pemberian atau
penimbulan motif. Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya
persistensi kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan motivasi sebagai dorongan yang muncul
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi selalu bergayut
dengan kebutuhan manusia. Jika kebutuhan ada tingkatan maka motivasi juga
memiliki tingkatan. Jika kebutuhan dasar telah terpenuhi maka akan muncul
motivasi untuk memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha bagi para siswa. Perlu ditegaskan,bahwa motivasi
bertalian dengan suatu tujuan. Seperti seseorang pelajar giat belajar karena
bertujuan untuk mendapakan nilai yang baik.juga para pemain sepak bola ingin
berlatih tanpa mengenal lelah karena mempunyai tujuan mendapatkan kemenangan
dalam setiap pertandingan yang dilakukannya.
2.
Fungsi motivasi
Sehubungan
dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan , yakni kearah
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan,yakni menentukan
perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan - perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain - main.
3.
Macam-macam motivasi
Macam-macam
motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita melihat. Beberapa ahli
membagi motivasi dalam berbagai bentuk.Ahli-ahli tersebut antara lain :
a. Woodworth dan Marguis membagi motivasi
menjadi :
1) Motif atau kebutuhan organi
2) Motif-motif darurat
3) Motif-motif obyektif ( Sardiman,1996:86
)
Motif
atau kebutuhan organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, seksual,
berbuat dan beristirahat. Motif-motif darurat ,yang termasu jenis motif ini
antara lain : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbulmkarena rangsangan
dari luar. Motif-motif obyektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini
muncul karena dorongan untuk dapatmenghadapi dunia luar secara efektif.
b. Pembagian lain adalah membagi motivasi
intrinsic dan motivasi eksterinsik.(Sadirman,AM,1996:85)
1)
Motivasi intrinsic
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri setiapindividu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu . Sebagai contoh seseorang yang senangnya membaca, tidak usah ada yang
menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh
kongkrit, seorang siswa ingin melakukan belajar , karena betul-betul ingin
mendapat pengetahuan ,nilai, atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya
secara konstrutif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik
dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara
mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.[4]
Perlu
diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrisik akan memiliki tujuan menjadi
orang yang terdidik ,berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu .
Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar,tanpa
belajar tidak mungkin tujuannya bisa tercapai .Dorongan yang menggerakkan itu
bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi itu muncul
dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbul
dan seremonial.
2).
Motivasi Eksterinsik
Motivasi
eksterinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dati luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besuk
paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik,sehingga akan dipuji oleh
pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetap iangin mendapatkan nilai baik, atau agar mendapat hadiah.Jadi
kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara
langsung dengan esensi apa yang dilakuannyaitu. Oleh karena itu motivasi
eksterinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu
ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi eksterinsik ini tidak baik dan tidak
penting.. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan
besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar nengajar ada yang kurang menarik
bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah proses membangkitkan minat-minat yang
ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar
yaitu didapatkannya kecakapan baru.
Motivasi dalam belajar merupakan salah satu
faktor psikologis yang penting karena menyangkut apa yang akan dipelajari dan
mengapa hal tersebut dipelajari. Motivasi untuk belajar menurut Maslow adalah
sebagai berikut:
a.
Adanya kebutuhan fisik
b.
Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari ketakutan
c.
Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang
lain.
d.
Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
e.
Untuk mengetengahkan diri atau mengemukakan diri.
B.
Prestasi Belajar siswa
1.
Pengertian Prestasi
Menurut
Abu Muhamad (2008:2) yang disebut prestasi adalah hasil usaha atau setidaknya
selalu dihubungkan dengan aktifitas tertentu. Sedangkan menurut Ridwan (2008:3)
prestasi adalah hasil yang diperoleh karena aktifitas belajar yang telah
dilakukan
2.
Pengertian Belajar
Belajar
sering diartikan sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan,
nilai dan sikap, serta keterampilan. Secara konsep- tual Fontana dikutip Udin
(2008:18) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne
dikutip Udin (2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
Menurut
Thursan Hakim (2005:1) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan.
Menurut
Slameto (2003:2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
M.
Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut
Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:9) dalam bahwa belajar
merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses
tingkah laku.
Menurut
Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto (1996:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu situasi.
Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan
serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai
bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan
di dalam proses belajar.[5]
4.
Pengertian Prestasi
Belajar
Belajar merupakan kata kerja yang tentu saja memiliki pengertian yang beragam.
Pengertian prestasi belajar menurut Purwanto yang dikutip Ridwan (2008:2)
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan.
Sedangkan menurut Muhibin yang dikutip Abu Muhamad (2008:30 dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
Dengan
demikian pengertian prestasi belajar dapat diberikan batasan sebagai berikut :
Prestasi belajar adalah hasil kerja belajar seseorang yang diperoleh atau
dicapai dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan
dalam skor pada raport. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam proporsi
sebagai berikut :Pertama, hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan
guru dengan anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk
meningkatkan prestasi beajar murid. Kedua , hasil belajar murid mengukur apa
yang telah dicapai murid, Ketiga, hasil,belajar ( achievement ) itu sendiri
diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
5.
Indikator hasil belajar
Untuk
mengetahui bahwa siswa sudah mencapai hasil belajar atau belum perlu ditentukan
suatu indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar merupakan uraian
kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta
dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar
(Sugandi,2004:63). Guru memiliki kewajiban untuk mengukur menilai keberhasilan
siswa dalam belajar. Selama proses ini guru dapat menilai apakah siswa telah
mencapai suatu hasil belajar yang ditunjukan dengan pencapaian beberapa indikator
hasil belajar tersebut.
6.
Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain;
faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor - faktor yang berasal dari dalam diri
anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara
lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Intern
Faktor
intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
1) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan
ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak
dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan
sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal
yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.[6]
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah
dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat
pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai
kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono menyatakan bahwa “ bakat adalah
potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Syah Muhibbin mengatakan
“bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.” Dari pendapat di atas jelaslah
bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat
yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar anak bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses
belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam
mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang
tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya
maka akan merusak keinginan anak tersebut.
3) Minat
Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan.
Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa sayang. Menurut Winkel minat adalah “kecenderungan yang menetap
dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu”. Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat
adalah “
kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasasayang.
”Kemudian Sardiman mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atauarti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Berdasarkan
pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah
dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal
maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya.
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah
faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam
belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil
jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution mengatakan motivasi adalah
“segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan
Sardiman mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan
sesuatu atau ingin melakukansesuatu.
b. Faktor Ekstern
Adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar
diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan
sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat
positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto, faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan
utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi
bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan
seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk
belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong
dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua
hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai
pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang
perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius
tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan
dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak
memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi
cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono mengemukakan “guru dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Di
samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan.
Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul
dengan lingkungan dimana anak itu berada. [7]
7. Syarat-syarat
Prestasi Belajar
Menurut
Slameto yang dikutip Edi Haryanto (2005:21) bahwa syarat-syarat tercapainya
prestasi belajar antara lain :
a. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
b. Pengetahuan dan ketrampilan dasar belajar
c.
Motivasi,minat dan beaya yang cukup
d.
Emosi yang stabil
e.
Mental psikologis
f. Kesehatan fisik yang prima
g. Situasi dan proses belajar mengajar yang
merangsang
h.
Metode mengajar yang bervariasi dan menarik
i. Alat dan sumber belajar yang lengkap dan
tepat
j. Beban belajar yang sesuai
k.
Hubungan guru dengan siswa yang baik
l. Pergaulan dengan teman yang baik m. Situasi
rumah yang mendorong siswa belajar
8.
Faktor psikologis dalam belajar
Proses
belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yaitu faktor
yang ebrasal dari diri individu dan dari luar individu. Faktor yang berasal
dari diri individu terdiri dari faktor psikis dan fisik. Faktor psikologis
terdiri dari kognitif, afektif, psikomotor, campuran dan kepribadian ( Tim
Penulis Buku Psikologi pendidikan, 1991:63). Menurut Slameto (2003:34)
keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dari
siswa tersebut yaitu :
a.Intelegensi.
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan mrnyesuikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b.Perhatian
Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada
suatu obyek atau sekumpulan obyek.
c. Minat
Minat adalah kecenderungan untuk
belajar.yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan .
Kegiatan yang diminati seseorang , diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang .
d. Bakat .
Bakat adalah kemampuan untuk
belajar.. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
e. Motiv .
Motiv adalah penggerak / pendorong
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai .
f. Kematangan .
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam
pertumbuhan seseorang , dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru
g. Kesiapan .
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
respons atau bereaksi. Berdasarkan uraian tersebut diaas maka dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan dalam mencapai prestasi beljar dipengaruhi oleh banyak
faktor yang sangat komplek baik faktor yang berasal dari dalam individu ataupun
dari luar individu, juga faktor yang bersifat fisik maupun psikologis.
Kemampuan seseorang dalam mengelola berbagai faktor tersebut akan sangat
menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai presatsi belajarnya.
C.
Kerangka berfikir
Salah
satu faktor psikologis keberhasilan dalam belajar adalah adanya motiv pada diri
siswa . Motiv merupakan penggerak / pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Seorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada
keinginan untuk belajar. Inilah prisip dan hokum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Motiv juga berfungsi menentukan arah perbuatan
artinya dengan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yaitu mencapai prestasi belajar. Selain
memberikan dorongan dan menentukan arah perbuatan, motiv juga berfungsi
menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan –
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan
belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain – main.
Dari
kenyataan tersebut maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka harus
ditimbulkan atau dimunculkan adanya motivasi pada diri siswa baik motivasi yang
berasal pada diri siswa sendiri ataupun yang berasal dari luar diri siswa.
Semakin tinggi atau besar motivasi belajar pada diri siswa maka semakin besar
kemungkinan peningkatan prestasi belajar siswa tersebut.
D.
Hipotesis
Menurut
Suharsimi Arikunto ( 1998:67 ) menjelaskan bahwa yang dimaksud “ hipotesis
adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
Menurut
Sujana ( 1994:50) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga
harus diuji secara empiris. Menurut KBBI , hipotesis adalah sesuatu yang
dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan.
Dengan
demikian yang dimaksud hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris
melalui data-data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Ada
hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 8 seluma Kabupaten seluma pada semester II
Tahun pelajaran 2009 / 2010 “. Make Google view image button visible again:
BAB 111
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Suharsimi Arikunto(1998:80) mengatakan bahwa
jenis pendekatan penelitian ada beberapa macam,antara lain :
1. Pendekatan menurut tekhnik
samplingnya :
a. Pendekatan populasi yaitu pendekatan
penelitian yang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian.
b. Pendekatan sample yaitu pendekatan
penelitian yang meneliti sebagian dari populasi.
c. Pendekatan kasus yaitu suatu penelitian
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu orgamisasi,
lembaga atau gejala tertentu. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan sampel, sebab tidak semua populasi diteliti.
2.
Pendekatan menurut timbulnya variabel :
a. Pendekatan
non eksperimen
b. Pendekatan eksperimen
3.
Pendekatan menurut pola atau sifat penelitian :
a. Penelitian kasus (case-studies)
b. Penelitian kausal komparatif.
c. Penelitian korelasi
d. Penelitian histories
e. Penelitian filosofis
4.
Jenis pendekatan menurut model pengembangan atau model pertumbuhan adalah :
a. “One shot model”, yaitu model pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada “suatu saat”
b. “Longitudinal model, yaitu mempelajari
berbagai tingkat pertumbuhan dengan cara “ mengikuti “ perkembangan bagi
individu-individu yang sama.
c. “Cross-sectional model”, yaitu
gabungan antara model a dan b, untuk memperoleh data yang lebih lengkap yang
dilakukan dengan[8]
cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa
pertumbuhan karena mengambil subyek dari berbagai tingkat umur.
Sedangkan S.Margono (2004:15)
berpendapat jenis pendekatan penelitian ada dua :
a. Pendekatan kuantitatif , yaitu
pendekatan penelitian yang lebih banyak menggunakan logika hipotetiko
vertikatif, lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris semua
informasi diwujudkan dalam bentuk kuntitatif atau angka. Analisisnya dengan
analisis statistik.
b. Pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
penelitian yang lebih mementingkan analisis isi daripada symbol atau atribut
informasi atau data yang dikumpulkan tersebut dengan wujud kata-kata tertulis
atau lisan dan analisisnya dengan prinsip logic.
Berdasarkan uraian diatas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan :
a. Sampel, karena tidak seluruh
populasi diteliti, hanya diambil sebagian tetapi mewakili.
b. Pendekatan korelasi, karena
penelitian ini untuk mencari seberapa besar taraf hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikatnya.
c. Pendekatan Cross-sectional model, sebab
data yang dikumpulkan lebih lengkap dalam waktu yang cepat/singkat. d.
Pendekatan kuantitatif, karena semua informasi atau data diwujudkan dalam
bentuk angka, dan dianalisis menggunakan statistik.
B. Tempat dan waktu peneltian
B. Tempat dan waktu peneltian
1. Tempat penelitian Tempat penelitian
ini di SMP N 8 Seluma, Kabupaten Seluma, subyek yang diambil siswa kelas VII
pada semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019
2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
pada bulan september 2018 sampai dengan bulan oktober 2018.
C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Pengambilan
Sampling
1. Populasi
Menurut Sutrisno Hadi poulasi
adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat
sama (1996:20). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian (1998:115). Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi semua siswa kelas VII SMP N 8 Seluma,Batang Tahun Pelajaran 2018/2019,
yang berjumlah 118 siswa, yang dibagi dalam 3 kelas. Secara rinci jumlah masing
– masing kelas dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 1
Populasi Penelitian
N0
|
Kelas
|
Jumlah
|
1.
|
1 A
|
40
|
2.
|
1 B
|
39
|
3.
|
1C
|
39
|
Jumlah
|
118
|
2. Sampel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1996:70). sampel adalah
sebagai sebagian individu yang diselidiki Menurut Suharsumi Arikunto (1998:104)
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
Mengacu pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik sama dengan populasi yang diselidiki yang dapat mewakili anggota
populasi secara keseluruhan. Untuk menentukan subjek penelitian diambil dari
pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan apabila subjek kurang dari seratus
lebih baik diambil semua individu dan jika lebih dari seratus dapat diambil
10%, 20% sampai 25% atau lebih (1998:107)
3. Teknik Sampling Sutrisno Hadi
(1996:222).berpendapat bahwa sampling adalah cara atau teknik yang digunakan
untuk mengambil sampel. Selanjutnya dia membagi jenis sampling sebagai berikut.
a. Proportional sampling
b. Stratifical sampling
c.
Quota sampling
d.
Insidental sampling
e.
Area sampling
f.
Cluster sampling
g.
Doubel sampling
h.
Combinet sampling
Menurut
Suharsimi Arikunto (1998:123) pengambilan sampel dapat dilakukan sebagai
berikut:
a.
Teknik sampling untuk populasi homogen, random sampling adalah pengambilan
sampel dengan cara acak. Dengan demikian semua subjek berhak untuk dapat
menjadi anggota sampel. Cara yang digunakan dalam teknik ini adalah:
1) Cara undian (untung-untungan)
2) Cara ordinal (tingkatan sama)
3)
Menggunakan tabel bilangan random
b. Teknik sampling untuk populasi tidak
homogen.
1)
Sampel berstrata atau stratified sample
2)
Sampel wilayah dan area probabilitas sample
3)
Sampel imbangan atau proportional sample
4)
Sampel bertujuaan dan atau purposif sample
5)
Sampel kuota atau quota sample
6)
Sampel kembar atau double sample
Dalam
penelitian ini digunakan kombinasi dari dua teknik sampling, sehingga teknik
ini dipakai karena jumlah subjek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dulu
dengan proposional tertentu sekitar 25 % dari 118 siswa atau berjumlah 30
siswa.
Tekhnik
yang digunakan dalam pengambilan sample adalah random sampling. Dalam
penelitian ini menggunakan sampel, sedangkan teknik yang digunakan adalah
teknik random sampling dengan undian. Menurut Nasution random sampling semua
individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama
beri kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun alasan
penulis menggunakan random sampling adalah:
a.
Dapat bekerja lebih teliti karena objek yang dihadapi terbatas
b.
Agar penelitian ini dapat digeneralisasikan pada subjek yang lebih besar
c.
lebih efisien waktu, tenaga dan biaya.
Teknik ini dipakai karena tiap-tiap individu
dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Disamping itu dengan cara random sampling ini akan lebih representatif.
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel menurut Sutrisno Hadi (1997:76)
adalah sebagai berikut.:
a.
Membuat suatu daftar subjek yang ada dalam populasi
b. menulis kode – kode tersebut masing-masing
kedalam suatu lembar kertas kecil
c.
Menggulung-gulung kertas tersebut dan masukkan kedalam kaleng.
d.
Sebelumnya memberi kode berupa angka yang ada dalam populasi
e.
Mengocok kaleng tersebut
f.
Mengambil kertas itu sebanyak subjek yang dibutuhkan Berdasarkan pendapat diatas
besarnya sampel yang diambil sebanyak 25 % dari populasi. Jadi dari 118 siswa
adalah 30 siswa.. Tabel 2
Sampel penelitian
No
|
Kelas
|
Jumlah
siswa
|
hitungan
|
Jumlah
|
1
|
1 A
|
40
|
25/100x40=10
|
10
|
2
|
2 B
|
39
|
25/100x39=9,75
|
9,75
|
3
|
3 C
|
39
|
25/100x39=9,75
|
9,75
|
Jumlah
|
118
|
30
|
D.
Variabel penelitian
1.
Pengertian Variabel
a.
Menurut Sutrisno Hadi (1996 :24) “Istilah variabel diartikan sebagai gejala
yang bervariasi.gejala adalah semua objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga
variabel adalah objek penelitian yang bervariasi adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
yang akan diteliti”
b. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:111)
variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Berdasarkan pendapat-pendapt diatas dapat disimpulkan bahwa
variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.
2. Macam-macam Variabel Menurut Suharsimi
Arikunto (1998:97) “variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel kuantitatif
dan kualitatif”. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok
yaitu :[9]
a. Variabel diskrit, disebut juga variabel
nominal atau variabel kategorik karena hanya dikategorikan atas dua kutub yang
berlawanan yakni “ya” dan “ tidak “
b. Variabel kontinum dipisahkan menjadi tiga
variabel kecil yaitu:
a) Variabel ordinal yaitu variabel yang
menunjukkan tingkatan- tingkatan misalnya panjang, kurang panjang, pendek.
b) Variabel interval yaitu variabel yang
mempunyai jarak,jika disbanding dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri
dapat diketahui dengan pasti. Misalnya suhu udara diluar 31 derajat celcius,
suhu tubuh kita 37 derajat celcius. Maka selisih suhu adalah 6 derajat celcius.
c) Variabel ratio, yaitu variabel
perbandingan.Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya merupakan “sekian
kali”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
satu variabel terikat sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X ) yaitu Motivasi belajar
siswa
b. Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi belajar
siswa
E.
Teknik Pengumpulan data
Suharsimi
Arikunto ( 1998:138) mengemukakan bahwa dalam usaha untuk mengumpulkan data
penelitian maka digunakan berbagai macam metode pengumpulan data yaitu, tes,
angket ( kuesioner ), interviu, observasi, skala bertingkat dan dokumentasi.
Dengan berbagai macam pertimbangan maka dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi.
1. Metode Angket
a.
Pengertian
Metode
angket ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang hubungan antara motivasi
belajar dengan status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar.
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.(1998:140) bentuk angket
ini menggunakan skala bertingkat yaitu sejumlah pertanyaan baik positif mupun
negatif.
b. Macam-macam angket Angket dapat dibedakan
menurut sudut pandang yaitu:
1) Dipandang dari cara menjawab, maka
ada :
a) Kuisioner terbuka yaitu kuisioner yang
memebrikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri
b)
Kuisioner tertutup yaitu kuisioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga
responden tinggal memilih.
2)
Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
a)
Kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya
b)
Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
3)
Dipandang dari bentuknya,maka ada :
a)
Kuisioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuisioner tertutup
b)
Kuisioner isian yang dimaksud adalah kuisioner terbuka
c)
Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada
kolom yang sesuai
d)
Rating scale yaitu sebuah pertanyan diikuti oleh kolom yang menunjukan tingkat
yaitu mulaidari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
c. Langkah-langkah menyusun angket
Tipe
angket yang digunakan adalah tipe pilihan , yaitu subjek diminta untuk memilih
salah satu jawaban yang disediakan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket
adalah sebagai berikut :
1)
Membuat definisi konsep 2) Mambuat definisi oprasional
3)
Menjabarkan variabel menjadi indikator atau sub indikator
4)
Mambuat kisi-kisi
5)
Menuliskan item
6)
Menetapkan skor
7)
Melengkapi instrumen dangan petunjuk pengisian
8)
Merevisi ulang
9)
Malaksanakan uji coba atau try out .
d. Alasan menggunakan angket.
Setelah
melihat kelebihan dan kekurangan angket dan membandingkan dengan metode
pengumpulan data lainya maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
angket dengan alasan :
1)
Angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden yaitu siswa
kelas VII SMP Negeri 8 Seluma.
2)
Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan menawab yang berbeda sehingga angket
yang diberikan dapat dijawab oleh responden dalam hal ini siswa menurut
kecepatannya masing-masing
3)
Angket dapat dibuat anonim dengan hanya mencantumkan nomor absen sehingga
responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab
4)
Karena angket dibuat terstandar sehingga pertanyan dibuat sama.
2. Metode Dokumentasi
Menurut
Suharsimi Arikunto (1998:236) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan ,traskrip, buku, surat kabar, majalah
, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain. Sedangkan menurut
Sutrisno Hadi (1994:256) metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara menyalin data skunder yang sudah tersedia di kantor atau
jawaban yang berhubungan dengan objek penelitian
Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data yang tertulis atau yang dapat diberikan
keteranan dengan jalan mempelajari catatan dan data mengenai suatu peristiwa
tertentu.
a. Macam-macam dokumen
Dalam
rangka pegumpulan data maka dokumen-dokumen yang dapat dijadikan sumber data
yaitu catatan traskrip , buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, peraturan-peraturan dan lain-lain
b. Alasan memilih metode dokumentasi
Berdasarkan tujuan pengumpulan data yaitu prestasi siswa
kelas VII SMP Negeri 8 Seluma, Batang semester 2 tahun pelajaran 2018/2019 maka
penulis memilih metode dokumentasi dengan alasan sebagai berikut :
1)
Data yang tersedia komplet dalam legger nilai .
2)
Efisiensi baik dalam waktu maupun biaya
3.
Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan data
Instrumen
penelitian adalah alat yang dugunakan untuk pengumpulan data dalam sebuah
penelitian. Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dipilih atau ditentukan
maka harus dibuat angket sebagai alat pengumpul data.
a. Instrumen Pengumpulan Data Variabel
Motivasi belajar.
Definisi operasional, Motivasi
belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu kegiatan yaitu belajar. Indikator Motivasi belajar meliputi
Konsentrasi, Perhatian, Pemahaman, Pengamatan, Tanggapan, Reaksi, Ingatan,
Berfikir, dan Bakat
1) Menyusun kisi-kisi
Tabel
3.
Kisi-kisi
N0
|
Variabel
|
Indikatot
|
Sub
indicator
|
No
item
|
Jm
1
|
1
|
Motivasi
belajar
siswa
|
konsentrasi
|
1. Materi
yang menarik
2. Penampilan
guru yang menarik
3. Kepedulian
guru terhadap siswa
4. Suasana
belajar di rumah tidak terganggu
5. Pelaksanaan
ulangan harian membutuhkan konsentrasi penuh
6. Dalam
belajar sangat membutuhkan konsentrasi
|
1
2
3
4
5
6
|
6
|
Lanjutan
table 3
2
|
Perhatian
|
1. Kepribdian
guru yang menyenangkan
2. Sikap
memperhatikan guru saat mengajar
3. Guru
mengkondisikan perbatian siswa
|
7
8
9
|
3
|
|
3
|
pemahaman
|
1.
Siswa memahami
materi yang disampaikan ikan guru
2.
Guru memberi
kesempatan unruk bertanya
3.
Siswa memahami
dengan baik penjelasan guru
|
10
11
12
|
3
|
|
4
|
pengamatan
|
1.
Siswa
mengamati kepribadian guru.
2.
Siswa
mengamati setiap aktifitas pembelajaran
|
5
|
Tanggapan
|
1.
Siswa
memberikan tanggapan yang baik kepada setiap guru
2.
Siswa mmiliki
kesempatan untuk memberikan masukan kepada guru
|
15
16
|
2
|
|
6
|
Reaksi
|
1. Siswa
menggunakan panca indera secara maksimal
2. Siswa
memberikan reaksi yang posotif terhadap setiap tugas
3. Siswa
memberikan reaksi yang positif terhadap pembelajaran
|
17
18
19
|
3
|
|
7
|
Ingatan
|
1. Siswa
selalu mngingat materi pelajaran.
2. Siswa
selalu mengingat
|
20
21
|
2
|
8
|
Berfikir
|
1.
Selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
2.
Siswa mampu
berfikir dengan baik
3.
Siswa memilik
motivasi untuk mengulangi lagi prestasi yang dicapai
4.
Siswa mendapat
suntikan motivasi dari orang tua.
5.
Selalu
mendapatkan motivasi dari orang-orang disekelilingnya
6.
Kemampuan
berfikir sangat membantu pencapaian prestasi belajar
|
22
23
24
25
26
27
|
6
|
|
9
|
Bakat
|
1. Motivasi
belajar akan berhasil baik apabila diikuti bakat yang baik
|
28
|
3
|
2. Bakat
yang dimiliki dapat menumbuhkan motivasi.
3. Bakat
harus didukung dengan usuha yang maksimal.
|
29
30
|
||||
Jumlah
|
30
|
2) Menyusun item
Menyusun item angket berpedoman
pada kisi-kisi yang sudah dibuat, dan juga memperhatikan prisnip-prinsip
sebagai berikut :
a) Bernilai mengukur tujuan
b) Memperhatikan validitas dan
reliabilitas pengukuran
c) Mengandung pengertian tunggal
d) Formalitasnya sederhana
e) Dapat dijawab oleh responden
3) Penyuntingan
Penyuntingan bertujuan agar
instrumen memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik, perlu dibuat kata
pengantar, tujuan dari angket, petunjuk pengisian dan kapan angket harus
dikembalikan.
3) Menentukan skor
Penentuan skor dalam penelitan ini adalah :
Jawaban
sangat setuju : skor 5
Jawaban setuju : skor 4
Jawaban
kurang setuju : skor 3
Jawaban
tidak setuju : skor 2
Jawaban
sangat tidak setuju : skor 1
b. Instrumen Pengumpulan Data Variabel
Prestasi belajar.
Seperti yang dijelaskan dimuka bahwa hasil
kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang
optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport. Nilai
rapot yang dimaksud adalah nilai raport siswa kelas VII pada semester II Tahun
Pelajaran 2018/2019. Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan metode
dokumentasi dari legger nilai siswa kelas VII semester II tahun 2018/2019.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Menurut
Arikunto ( 1998: 160 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen. Menurut Arikunto (
1998:16) validitas ada beberapa macam yaitu :
a. Validitas empiris yaitu validitas yang
berdasarkan pengalaman, yang cara pengujiannya ada dua macam:
1) Validitas eksternal apabila data yang
dihaislkan dari instrumen sesuai dengan data / informasi lain yang dimaksudkan
dalam penelitian.
2)
Validitas internal apabila ada keseuaian antara bagian-bagian instrumen dengan
instrumen secara keseluruhan atau setiap bagian instrumen mendukung “ misi “
instrumen secara keseluruhan.
b.
Validitas logis yaitu validitas yang berdasarkan penyusunan instrumen yang
sesuai dengan langkah-langkah penyusunan yaitu memecah variabel menjadi sub
variabel dan indikator serta memuaskan butir-butir pertamanya
Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas contruct dan validitas
logis. Untuk melakukan uji validitas penulis menggunakan rumus product moment
dari Pearson (Suharsimi Arikunto,
1998,160)
r
= Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑X = jumlah total skor X
∑Y = jumlah total skor Y
∑X2
= jumlah total skor X dikuadratkan
∑Y2 = jumlah total skor Y dikuadratkan
∑XY = jumlah total skor X dikalikan Y
N = jumlah subyek ( responden penelitian )
Hasil
penghitungan validitas butir dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf
siginifikasi 5%. Apabila r xy hitung > r tabel maka butir angket tersebut
dikatakan valid.[10]
2. Reliabilitas
Instrumen
yang reliabel yaitu instrumen yang cukup baik dan mampu mengungkap data yang
bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka
berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu. Reliabel; artinya dapat dipercaya sehingga dapat
diandalkan.(Arikunto , 1998:169)
a. Macam-macam Reliabilitas Menurut Arikunto (
1998:170 ) secara garus besar reliabilitas dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Reliabilitas eksternal yaitu
reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya yang ukurannya / kriterianya di luar
instrumen
2) Reliabilitas internal yaitu
reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya yang ukurannnya / kriteria dari
instrumen tersebut. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabilitas
internal.
b. Teknik yang digunakan dalam rangka mengukur
reliabilitas instrumen adalah tekhnik belah dua. Dalam tekhnik ini menggunakan
cara membagi item-item alat ukur menjadi dua bagian, kemudian diberikan kepada
sekelompok subjek. Hasil dari dua bagian tersebut dikorelasikan, bila ada
korelasi berarti alat ukur tersebut reliabel.Hasil perhitungan reliabilitas
diatas baru menunjukan harga separoh. Untuk mendapatkan harga secara penuh
harus dikonsultasikan dengan rumus dari Spearman Brown sebagai berikut:
2x r 1/21/2
r 11 =
(1 + r 1/21/2)
Keterangan :
r 11 =
reliabilitas instrumen
r 1/21/2 = r xy
yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
F.
Tekhnik
Analisa data Analisa data adalah dalam
rangka melakukan uji hipotesis. Tekhnik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1.
Teknik Analisis Deskripsi yaitu pemaparan data-data penelitian meliputi data
motivasi belajar siswa dan data prestasi belajar siswa.
2. Tekhnik Analisis Korelasi yaitu
untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y. Untuk melakukan
analisis korelasi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu :
r = Ketarangan :
rxy = koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y
∑x jumlah total skor X
∑x
jumlah total skor Y
N= jumlah subyek
Hasil
penghitungan dengan menggunakan rumus diatas akan menghasilkan koefisien
korelasi rxy, kemudian koefisien tersebut diinterpretasikan dan dikonsultasikan
dengan tabel korelasi product moment pada taraf siginikasi 5% .
1.
Jika nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih besar atau sama dengan r tabel
berarti hasil penelitian menunjukan hasil yang “siginifikan” artinya hipotesis
diajukan diterima.
2.
Jika nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih kecil dari pada r tabel berarti
hasil penelitian menunjukan hasil yang “ non siginifikan” artinya hipotesis
yang diajukan ditolak.
[1]Thursan
Hakim, Belajar Secara Efektf Jakarta, Puspa Swara, 2001, hal. 26
2Prasetyo Irawan,Suciati dan IGK Wardani.
1996.Teori Belajar, Motivasi danKeterampilan Mengajar,Jakarta : PAU-PPAI
Universitas Terbuka, hal. 41
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, hal. 75
[8] Oemar Hamalik,1996,
Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. Hal, 98-100
[9] Suharsimi Arikunto, 1998 Prosedur
Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta,hal 75-77
[10] Suharsimi
Arikunto, 1998 Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, hal 155-158
Tidak ada komentar:
Posting Komentar