--> SEJARAH, MANFAAT, KONSEP, TEORI SOSIOLOGI | Fragmen Ilmiah

Himpunan Makalah, Skripsi, dan Jurnal

Total Tayangan Halaman

11/11/18

SEJARAH, MANFAAT, KONSEP, TEORI SOSIOLOGI

| 11/11/18
SEJARAH, MANFAAT, KONSEP, TEORI SOSIOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Sejarah perkembangan sosiologi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan serta logos yang berarti ilmu pengetahuan yang pertama kali diungkapkan oleh seorang ilmuwan perancis yaitu august comte pada tahun 1842. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir eropa karena ilmuwan eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial sehingga kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradapan manusia. Manfaat dari ilmu sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan tahap perencanaan, yang harus diperhatikan adalah kekuatan sosial apa yang menjadi kebutuhan sosial.
        Di dalam ilmu sosial juga terdapat kosep-konsep sosiologi yaitu, interaksi sosial, kontak sosial, komunikasi, konflik dan lain sebagainya. Pengantar ilmu sosiologi ini juga mempunyai teori-teori dan generalisasi dalam ilmu sosiologi yaitu teori tindakan sosial dan sistem sosial,teori evolusi sosial herbert spencer, teori teknologi dan ketinggalan budaya (cutural lag), dan lain sebagainya sedangkan generalisasi sosial disebut prinsip atau hukum,tetapi istilah ini digunakan untuk penerapan yang paling luas dalam generalisasi terdapat masyarakat, peran, norma dan sanksi.
B. Rumusan Masalah
A.    Jelaskan sejarah perkembangan sosiologi?
B.     Apa manfaat sosiologi?
C.     Jelaskan konsep-konsep sosiologi?
D.    Jelaskan teori-teori dalam sosiologi?
E.     Jelaskan generalisasi dalam ilmu sosiologi?
C. Tujuan Makalah
A.Untuk mengetahui sejarah perkembangan sosiologi
B.Untuk mengetahui manfaat sosiologi
C.Untuk mengetahui konsep-konsep sosiologi
D.Untuk mengetahui teori-teori dalam sosiologi
E. Untuk mengetahui generalisasi dalm sosiologi        


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Sejarah perkembangan sosiologi
Sosiologi lahir pada tahun 1839, berasal dari kata latin socius yang berarti kawan, dan logos yang berasal dari bahasa yunani yang berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Bagi comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan lainnya dari inggris, yaitu herbert spencer (1820-1830), merupakan tokoh pertama yang menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul  “principles of sociology”. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala sosial atau gejala alamiah itu adalah hukum evolusi unversal (spencer 1967). Gejala fisik, biologis, dan sosial itu semuanya tunduk pada hukum dasar tersebut. Kemudian prinsip-pinsip evolusi tersebut juga diperluas dari tingkat gilogis ke sosial sehingga semboyan surnival of the fittest dalam darwinisme sosial itu pun sebenarnya dari herbert spencer.
Emile durkheim (1858-1917) banyak yang mengakui sebagai salah satu “bapak ilmu sosiologi” dalam pengembangan disiplin sosiologi sebagai disiplin akademik. Dalam bukunya yang erjudul the rules of sociological method, durkheim mengajukan dalil bahwa fakta sosial itu tidak dapat direduksikan ke fakta individu, melainkan memiliki eksitensi yang independen pada tingkat sosial, inilah awal yang menegakkan sosiologi sebagai satu disipin itu tersendiri terlepas dari psikologi, walaupun pendapat tersebut di tentang oleh tokoh-tokoh lainnya, seperti Max weber dan George  C. Homans dalam karyanya social behavior: its elementary forms, kelompok reduksionis yang mengemukakan bahwa setiap usaha untuk menjelaskan gejala sosial akhirnya harus didasarkan pada proposisi-proposisi mengenai prilaku individu(homans 1961).[1]
Dalam buku yang lain division of labour society, durkheim memusatkan konsep solidaritas sosial sebagai  sebuah karya yang menaungi semua karya utamanya. Singkatnya solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dengan kelompok yang didasarkan pada perasaan moral serta kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Pada saat yang hampir sama, Max Weber (1864-1920) tokoh pemdiri akademik lainnya yang terinspirasi oleh tradisi geisteswissenchaven dan kulturlehre dari jerman, berusaha membentuk disiplin baru. Sosiologi dibedakan oleh pendekatan dan pandangan interpretatifnya daripada oleh pernyataan bahwa seperangkat faktaterpisah merupakam wilayahnya ekslusif untuk studinya.
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khusunya di prancis, jerman, amerika serikat, walaupun arah perkembangandari ketiga negara tersebut berbeda-beda. Untuk perkembangan sosiologi di inggris, walaupun di populerkan oleh john stuart mill dan herbert spencer, ternyata sosiologi kurang berkembang pesat disaa, dan hal ini berbeda dengan in perancis, jerman, amerika serikat.
Nama-nama, seperti auguste comte dan emile durkheim (prancis), hertbert spencer (inggri), karl marx, manhein, max weber, Georg simmel, charles horton cooley, beserta tokoh sosiologi lainnya. Sedangkan di indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum berkembang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut selo soemardjan banyak diantara para pujangga dan pemimpin-pemimpin kita yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi dalam ajarannya. Rechtshogeschool atau sekolah tinggi hukum yang berkedudukan di jakarta merupakan lembaga peguruan tinggi di indonesia pertama kali memberikan kuliah-kuliah sosiologi sebelum meletasnya perang dunia II.
Setelah kemerdekaan indonesia dicapai, seorang sarjana indonesia, yakni Prof. Dr. Mr. Soenaria kolo[aking, untuk pertama kalinya memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di akademi poitik yogyakarta ( kemudian dilebur dalam unversitas gajah mada).
Mr. Djody Gondokusumo merupakan penulis pertama buku sosilogi indonesi setelah terjadinya revolusi fisik yang berjudul sosiologi indonesia. Kemudian pada tahun 1950, setelah berakhirnya revolusi fisik, menyusul diterbitkannya buku sosiologi oleh bardosono,yang sebenanrnya lebih merupakan diktat yang ditulis seorang mahasiswa yang mengikuti kuliaj-kuliah sosiologi, kemudian disusul oleh tulisan Hassan shadily, M.A. yang berjudul sosiologi untuk masyarakat indonesia yang diterbitakan tahun 1952 oleh penerbit PT pembangunan. Buku ini merupakan buku pelajaran pertama di indonesia yang memuat bahan-bahan sosioogi modern yang dianggap cukup refresentatif untuk memenuhi keperluan mahasiswa.
Sekarang ini, di sejumlah unversitas negeri yang memiliki fakulas ilmu sosial politik atau fakultas ilmu sosial, di mana sosiologi dijadikan mata kuliah  dari tingkat persiapan sampai ke tingkat yang lebih tinggi.


B. Manfaat sosiologi
Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang di perkerjakan dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan pembangunan. Dalam hal ini tentunys peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarkat adalah :
1.                   Untuk pembangunan
2.                   Untuk penelitian
Untuk pembangunan
            sosiologi berguna untuk memberikan data sosial ynag diperlukan perencanaan pelaksanaan maupun penilaian pembanguan. Pada tahap perencanaan, yang harus diperihatikan adalah  apa yang menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan yang harus dilihat  adalah kekuatan sosial dalam masyarkat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada tahap penelaian yang harus dilakukan adalah anlisi terhadap efek atau dampak sosial pembanguan tersebut.
Untuk penelitian                       
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negar yang sedang membangun, peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian sosiologis, para pengambilan data  keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan suatu masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara meningkatkan kembali rasa solidaritas antar warga yang semakn pudar.
Sosiologi dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman tersebut.
Sesuai dengan objek kajiannya, sosiologi terutama meneliti gejala-gejala  dalam masyarakat, seperti norma-norma kelompok sosial, perubahan sosial dan kebuayaan, serta perwujudannya. Tetapi dalam masyarkat, gejala-gejala tersebut sebagian ada yang berlangsung tidak dgn semestinya atau tidak normal tersebut dinamakan sebagai masalah sosial. Sosiologi dalam hal ini bermanfaat menyoroti masalah-masalah sosial walaupun sebenarnya sosiologi juga bermanfaat bagi bidang-bidang lainnya, misalnya pemerintahan, pendidikan, juga industri.
Dalam sosiologi, untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi seperti kemiskinan, masalah yang terjadi pada generasi muda, alkoholisme bahkan pelacuran, diperlukan suatu perencanaan sosial yang baik. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilihat bagi masalah-masalah sosial seperti apakah yang sebenarnya dihadapi.
Sosiologi berusaha mempelajari masalah-masalah sosial tersebut dengan tujuan untuk menemukan sebab terjadinya masalah tersebut, tetapi tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah tersebut. Tetapi tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah tersebut. Dengan penelitian yang dilakukan, akan diperoleh atau dan kemudian digunakan untuk kebijakan yang menyangkut masyarakat.[2]


C. Konsep-konsep sosioogi
Konsep-konsep sosiologi, seperti masyarakat, peran, konflik sosial, lembaga sosial, kebiasaan (mores), dan norma, jarang didefinisikan secara serupa atau sama. Disamping itu, masalah lain yang muuncul ketika grand theory yang bukan hasil seorang peneliti  mendefinisikan terminologi dengan cara yang berbeda dibanding dengan ahli sosilogi yang melakukan penelitian lapangan. Fakta bahwa terdapat tingkat persetujuan tentang makna dari penguasaan konsep-konsep pokok dalam sosiologi yag menyatakan bahwa secara sosiologis perspektif itu dapat memberikan suatu kontribusi substansial untuk membantu penguasaan dasar para siswa dalam memecahkan permasalahn sosial dan membuat keputusn tentang isu sosial yang penting.
            Untaian fakta, konsep, generalisasi, dan teori suatu disiplin itu duberi nama struktur sosial. Hal ini mulai dikenal ketika amerika serikat khususnya terjadi suatu perubahan besar atau revolusi studi sosial yang terjadi pada tahun 1960.
            Adapun konsep-konsep yang terdapat dalam sosiologi tersebut, mencakup masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi sosial, konflik sosial, perubahan sosial, permasalahan sosial, penyimpangan, globalisasi, patronase, kelompok patriarki, dan hierarki.
1)                  Masyarakat
Masyarakat adalah  golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain. Dengan demikian, hidup bermasyarakat merupakan bagian integral karakteristik dalam kehidupan manusia.sebab sesungguhnya individu-individu tidak dapat hidup dalam keterpencilan sama sekali selama-lamanya karena manusia itu makhluk sosial.
                        Kesalingtergantungan individu atas yang lainnya maupun kelompok menghasilkan bentuk-bentuk kerja sama tertentu yang bersufat ajeg, dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu. Istilah masyarakat atau society tersebut, sekarang telah memperoleh trend baru dikaitkannya dengan kata sipil menjadi “masyarakat sipil” atau civil society. Masyarakat sipil merupakan arena bagi warga negara secara aktif secara politik, dalam masyarakat beradab yang berdasarkan  hubungan-hubungan dalam suatu sistem hukum, dan bukunya pada tatanan hukum otokratis yang korup.
2)                  Peran
Peran adalah satuuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu. Setiap hari, hampir semua orang harus berfungsi dalam banyak peran yang berbeda. Peran dalam diri seseorang ini sering menimbulkan konflik. Sebagai contoh, para guru sekolah dasar perempuan, diharapkan untuk mempersiapkan pengajaran IPS di sekolah setiap hari sebagai kewajiban profesinya, namun di sisi lain ia pun bertanggung jawab sebagai istri dalam urusan keluarganya. Pada saat sore dan malam hari ia  pun mengurus anak-anaknya dirumah serta keperluan rumah tangga lainnya, seperti mempersiapkan makanan untuk anak-anak dan suaminya, mengawasi anak-anaknya belajar membereskan dan merawat kebersihan ruanga, perabot rumah tangga, dan sebagainya. Inilah yang disebut sebagai peran ganda dan peran semacan itu hampir terjadi setiap profesi.
3)      Norma
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku masyarakat. Norma-norma tersebut mengajarkan kepada kita agar perilaku kita itu benar, layak, dan pantas. Dalam kehidupan masyarakat kita, orang-orang sering diharapkan untuk berpakaian dan dan berbicara yang sesuai dengan tuntutan dan kondisinya. Seseorang yang akan menghadiri pesta pernikahan, jelas akan berpakaian lain dibanding ia akan berolahraga. Begitu pun kebiasaan untuk anak-anak sering diharapkan untuk bertindak, berbicara, dan beperilaku sopan sesuai dengan kehendak orng dewasa. Pada orang dewasa itu sendiri biasanya diharapkan untuk dapat bertindak sopan atau pun hormat jika ia ke rumah orang lain.
4)      Sanksi
Sanksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan. Pemberian sanksi bagi siapa pun termasuk anak didik di sekolah adalah penting, namun semuanya itu hanya diberikan dalam kerangka mendidik, dan bukan oleh faktor-faktor emosional. 
5)      Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timba balik antar pribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok. Interaksi sosial tersebut merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bagi siswa dikelas, konsep interaksi merupakan konsep penting untuk dipahami, karena sesungguhnya tidak ada orang hidup dalam keterisolasian dan keterasingan yang terus menerus. Sebagi makhluk sosial, manusia selalu mengembangkan interaksi sosialnya sebagai manifestasi interdependensi antar sesamanya. Begitu pun siswa yang berada di sekolah, pada dasarnya pola miniatur masyarakat, aktivits sehari-harinya tidak lepas dari interaksi sosial, baik interaksi depan guru, petugas perpustakaan maupun interaksi dengan teman.
6)      Konfik sosial
Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai atau menghancurkan pihak lain. Konflik sosial pin dapat berupa kegiatan dari suatu kelompok yang menghalangi atau menghancurkan kelompok lain. Konflik sosial merupakan salah satu bentuk interaksi sosial dimana ekstrem yang satu mengarah ke integrasi sosial yang sudah menjadi suatu general agreements dan memiliki daya untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pedapat dan kepentingan, dan yang lain ke konflik sosial.
7)      Perubahan sosia
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubugan antarindividu, kelompok organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu. Kemudian sosiolog lain mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah modifikasi atau transformasi dalam organisasi masyarakat. Dari dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial segala transformasi pada indiviu, kelompok, masyarakat, dan lembaga-lembaga sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap, da pola prilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
8)      Permasalahan sosial
Istilah permasalah sosial menunjuk kepada suatu kondisi yang tidak diinginkan, tidak adil, berbahaya, ofensif dalam pengertian tertentu mengancam kehidupan masyarakat. Dalam pendekatannya, studi tentang permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pendekatan realis dan pendekatan objektif
9)      Penyimpangan
Istilah penyimpangan atau deviance sebenarnya dalam sosiologi telah lama ada sejaak awal kelahiran ilmu tersebut. Dalam ilmu  sosiologi istilah penyimpngan memang selalu tidak jelas bagi para sosiolog. Oleh karna itu, setiap sosiolog memiliki pemahaman sendiri bersifat (adhoc) atas istilah tersebut. Namun demikian, bagii kaum sosiolog untuk mengkaji perilaku yang dianggap anej dapat memenuhi kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu.
10)  Globalisasi
Istilah globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak nasional, regional, maaupun teritorial sehingga apa pun terjadi dan berangsung di satu tempaat, bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa tidak membawa pengaruh bagi tempat lain. Globalisasi dapat terjadi karena berdirinya jaringan-jaringan informasi dari komunikasi global. Jaringan-jaringan telekomunikasi dan komputer mengatasi hambatan waktu dan ruang. Dengan menggunakan CCTV dan MTV telah memulai membentuk pasar dan pemirsa televisi yang benar-benar global, melalui hal ini pula makin disadari perlunya kepekaan terhadap perbedaan-perbedaan setempat.
11)  Patronase
Istilah patronase dalam ilmu-ilmu sosial lebih banyak dikaitkan dengan birokrasi sehingga dikenal dengan birokrasi patrimonial. Dalam borokrasi patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulan, dimana patron adalah gusti atau juragan, dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti dan kawula tersebut bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan.
12)  Kelompok
Konsep kelompok atau group secara umum dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan pola rekrutmen hak dan kewajiban tertentu. Konsep ini sangat dominan dalam kajian sosiologi karena dalam kajian kelompok tersebut dipahami berbagai interaksi yang bersifat kebiasaan (habitual), melembaga, atau bertahan dalam waktu relatif lama, yang biasanya terjalin antarkelompok.
13)  Patriaki
Secara harfiah patriarki berarti aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki penggunaan yang cukup luas, namun umumnya memiliki kecenderungan untuk mendeskripsikan kondisi superioritas laki-laki atas perempuan. dalam sejarah modern istilah tersebut henry maine dengan karyanya ancient law. Dalam buku tersebut dikemukakan bahwa kaluarga patriarki merupakan dasar dan unit universal dari masyarakat yang berasumsi bahwa organisasi manusia sepenuhnya bersifat sosial sejak awal.
14)  Hierarki
Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang, tatanan, peringkat kekuatan, prestise, atau otoritas. Ditinjau dari historisnya, secara umum konsep hierarki diserap ilmu-ilmu sosial pada mulanya hanya mengacu kepada gereja, pemerintahan pendeta, dan biasanya gereja katolik roma. Dalam pengertian yang lebih luas, merujuk pada organisasi bertingkat dari para pendeta atau paderi.
Berbeda dengan pemahaman hierarki dalam ilmu-ilmu sosial modern menurut dommant (1970), hierarki didefinisikan sebagai jenjang komando yang diterima anak tangga yang lebih bawah dari jenjang  di atas secara berurutan. Jadi, definisi Dummant tersebut mengembangkan analisis yang terpadu mengenai sitem kasta sebagai sebuah susunan peringkat. Dengan demikian, hierarki memperolrh tempat sebagai suatu bentuk khusus dari apa yang digolongkan oleh sosiologi dan antropologi.[3]


D. Teori-teori dalam sosiologi
Grand theory adalah seluruh abstrak dan termasuk teori yang menjelaskan kebanyakan dari fakta dalam suatu disiplin dan menempatkan kebanyakan dari prinsip dan peraturan umum kepada sutu sistem terpadu. Contoh grand theory yang populer untuk ilmu sosial (sosiologi) adalah teori tindakan sosial dan teori sistem sosial. Namun, dibawah ini tidak seluruhnya teori-teori yang disajikan itu bersifat grand theory yang abstrak, tetapi juga berbaur dengan hasil-hasil teori empiris/lapangan. Untuk lebih jelasnya, dapat diikuti penyajian teori-teori sosiologi berikut ini.
1. Teori tindakan sosial dan sistem sosial talcot parsons
a.       Teori tindakan sosial
Teori ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran sosiolog sebelumnya, seperti Alfred Marshall, Vilfredo Pareto, Emile Durkheim, dan Max Weber yang dituangkan dalam karyannya the structure of social action (1973). Inti argumennya  adalah bahwa keempat tokoh teoretisi tersebut akhirnya sampai suatu titik temu dengan elemen-elemen dasar untuk suatu teori tindakan sosial yang bersifat voluntaristik, walaupun mereka berbeda dalam titik tolaknya. Tindakan terjadi dalam suatu situasi, dimana beberapa elemenya sudah pasti, sedangkan elemen-elemen lainnya digunakan oeh yang bertindak sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.
b.      Teori sistem sosial
Teori ini melihat kenyataan sosial dari suatu perspektif yang sangat luas, tidak terbatas pada tingkat struktur sosial saja. Berulang kali ia membujuk pendekatannya sebagai suatu teori mengenai tindakan yang bersifat umum.
Dalam teori sistem sosial terdapat empat persyaratan fungsional dalam semua sistem sistem sosial yang dikembangkan.
·         Adaption menunjuk kepada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya yang bersifat transformasi aktif dari situasi yang pada umumya segi-segi situasi yang dapat dimanupulasi sebagai alat untuk mencapai tujuan inflexible suatu kondisi yang tidak dapat atau sukar diubah.
·         Goal attainment merupakan persyaratan fungsional yang berasumsi bahwa tindakan itu selalu diarahkan pada tujuannya, terutama pada tujuan bersama para anggota dalam suatu sistem.
·         Integration merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi anatar anggota dalam suatu sistem sosial
·         Latent pattern maintenance menunjukkan pada berhentinya interaksi, baik itu karena letih maupun jenuh, serta tunduk pada sistem sosial diman dia berada.
2. Teori evolusi sosial herbert spencer
Dalam bukunya yang berjudul nprncipes of sociology (1876-1896) herbert spencer, seorang sosiolog inggris yang banyak menggunakan teori evolusi sosial sebagai berikut:
·         Masyarakat yang merupakan suatu organisme, berevolusi menurut pertumbuhan manusia seperti tubuh yang hidup, masyarakat yang bermyula seperti kuman yang berasal dari massa yang dalam, segala hal dapat dibandigkan dengan masaa itu dan sebagian diantaranya akhirnya dapat didekati.
·         Suku primitif
Suku primitif berkembang melalui peningkatan jumlah anggotanya, perkembangan itu mencapai suatu titik dimana suatu terpisah menjadi beberapa suku yang secara bertahap timbul beberapa perbedaan satu sama lain.
·         Pertumbuhan masyarakat tidak sekadar menyebabkan perbanyakan dan penyatuan kelompok, tetapi juga meningkatkan kepadatan penduduk atau meningkatkan kepadatan penduduk atau meningkatkan solidaritas, bahkan memajukan massa yang lebih akrab.
·         Dalam tahapan masyarakat yang belum beradab (uncivilised) itu bersifat homogen karena mereka terdiri dari kumpulan manusia yang memiliki kewenangan, kekuasaan, dan fungsi yang relatif sama, kecuali masalah jenis kelamin.
·         Suku nomaden memiliki ikatan karena dipersatukan oleh ketundukan kepada kepemimpin suku.
·         Jenis kelamin pria, diidentikkan dengan simnol-simbol yang menuntut kekuatan fisik, seperti keprajuritan, pemburu, nelayan, dan laim lain
·         Kepemimpinan muncul sebagi konsekuensi munculnya keluarga yang tidak tetap atau nomaden
·         Wewenang dan kekuasaan seorang ditentukan oleh kekuatan fisik dan kecerdikkan seseorang.
·         Peningkatan kapasitas pun menandai proses pertumbuhan masyarakat .


3. Teori teknologi dan ketinggalan budaya ( cultural lag) William F. Ogburn
Konsep ini mengacu pada kecenderungan dari kebiasaaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi sosial yang tertinggal di belakang (Lag behind) perubahan kebudayaa materill. Pemikiran-pemikiran Ogburn dapat digolongkan dalam pendekatan perilaku  (behaviorisme).
·         Perilaku manusia merupakan produk warisan sosial atau budaya, bukan produk faktor-faktor biologis yang diturunkan lewat keturunan.
·         Kenyataan sosial pada dasarnya terdiri atas pola-pola perilaku individu yang nyata dan konsekuensinya.
·         Perubahan-perubahan kebudayaan materill terbentang mulai dari penemuan awal, seperti perkakas tangan, komputer yang beroperasi dengan cepat, sampai satelit komunikasi.
·         Kebudayaan nonmaterill yang tidak mampu mengejar karena kecepatan perubahan dalam kebudayaan materill terus melaju.
4. Teori dramarturgi erving goffan
            Teori dramarturgi dari erving goffman tersebut tertuang dalam bukunya yang berjudul the presentation of self in everyday life (1959) dan encountert; two studies of sociology of interaction (1961). Goffan tidak berupaya menitikberatkan pada struktur sosial, melainkan pada interaksi tatap muka atau kehadiran bersama. Menurutnya interaksi tatap muka itu dibatasinya sebagai individu yang saling memengaruhi tindakan mereka satu sama lain ketika masing-masing berhadapan secara fisik. Secara lebih rinci, teori dramarturgi erving goffman dikemukakan sebagai berikut.
·         Dalam suatu situasi sosial, seluruh kegiatan dari partisipan tertentu disebut sebagai suatu penampilan (performance), sedangkan orang-orang lain yang terlibat di dalam situasi itu disebut sebagai pengamat atau partisipan lainnya.
·         Para aktor adalah mereka yang melakukan tindakan-tindakan atau penampilan rutin
·         Individu dapat menyajikan suatu show
5. Teori strukturasi anthony giddens
Teori giddes terjadi karena menggunakan suatu pendekatan teori tindakan ( theory of action) yang cacat karena menggunakan pendekatan masyarakat daripada pelaku (actor) akhirnya terpelosok ke alam objektivisme yang tidak valid. Teori strukturasi giddens tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
·         Teori sosial memerlukan adanya rekonstruksi yang berbeda dari mazhab sosiologi interprettif, fungsional, dan strukturalisme.
·         Untuk itu, diperlukan langkah rekonstruksi daripada sintesis untuk mencapai apa yang disebut ke arah teori strukturasi (theory of structuration).
·         Praktik-praktik sosial harus dipahami sebagai kesesuaian antar ucapan dan tindakan, atau signifikan dan aksi.
6. Teori globalisasi “of nothing” george ritzer
Saat ini kehadiran teori globalisasi begitu banyak menghiasi khazanah keragaman teori-teori sosiologi. Sebagai contoh, teori globalisasi kellner tentang technocapitalism, anthony giddens tentang runaway word globalization. Zygmunt bauman tentang globalization of notjing, arjun appadurai tentang teori landscape, dan lain-lain.[4]
            E. Generalisasi dalam sosiologi
Sebagian ilmu yang mengasumsikan bahwa tingkah laku manusia adalah sistematis dan terpolakan, dan sudah menetapkan sebagai tujuan utama untuk penemuan dalil-dalil mereka seperti proporsi-proporsi mereka yang dapat berperan untuk membangun teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan tingkah laku manusia. Para ahli sosiologi tidak seperti halnya dengan kaum sejarawan, mereka merasa tidak perlu tertarik akan kasus tunggal, peristiwa, ataupun fenomena. Sedangkan seorang sejarawan mungkin menulis suatu biografi dari suatu individu yang telah dicatat sehati-harinya oleh seorang pemimpin. Generalisasi sosiologi sering memecahkan/berubah  ke bawah situasi dan kondisi-kondisi tertentu, atau kekurangan banyak pendukungan empiris. Bagaimanapun, sedikitnya beberapa hukum sosiologi ada, tetap ada konsensus sedikit tentang beberapa banyak ada sebab para ahli sosiologi tidak setuju pada apa yang terdapat pada suatu hukum.
1. Masyarakat
Pada hakikatnya masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem, di mana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen(lembaga-lembaga sosial) yang memiliki fungsinya masing-masing dan saling memiliki keterkaiatan antar unsur/eleman tersebut, dalam berproses untuk mencapai suatu tujuan.


2. Peran

Di era globalisasi ini peran negara-negara bangsa dalam mengontrol ataupun mengendalikan iformasi sudah demikian jauh berbeda.Berbagai tantangan baru yang beroperasiserentak dalam suatu waktu di tingkat planet,mengindikasikan semakin ”sirnanya” batas-batas kadaulatan dan otonomi politik, budaya,dan ekonomi, yang dapat mengikis integritasdan otonomi suatu negara-bangsa.

3. Norma

Sebagai konsekuaensi adanya perubahan sosial,para pendukung aliran evulusi beranggapan bahwa norma-norma sosial-pun ikut berubahatau berevolusi. Bahkan menurut HerbertSpencer (1820-1903), seluruh alam itu baikyang berwujud nonorganis, organis, maupun superorganis (kebudayaan) semuanya berevolusi karena  didorong oleh  kekuatan mutlak yang disebut evolusi universal.

4. Sanksi

Sanksi yang merupakan suatu rangsanga nuntuk melakukan/tidak melakukan perbuatan tertentu, meruapakan kaidah hukum dalamyang selalu ada pada setiap masyarakat,bangsa, dan negara. Untuk mencapai ketertiban sosial. Apakah seseorang pelanggar hukumakan dikenakan   sanksi   represif   ataukah  kuratif,   yang   terpenting   adalah  masyarakat   dan pemerintah harusmenyediakan langkah restitutif yangkomprehensif dalam mengembalikan nama baikdan kedudukan seseorang yang menyangkut haridepan dan kehormatannya.

5. Interaksi Sosial

Sebagai mahluk sosial, manusia selaluberinteraksi baik secara individual maupunkelompokInteraks sosial  itu  bisa  terjadi melalui  proses-proses  sugesti,  identifikasi, simpati  dan imitasi.

6.  Konflik Sosial

Manusia hidup selalu berkelompok dari dua individu atau lebih, di mana dalam kelompok tersebut saling berinteraksi dan tolong-menolong untuk memenuhi kebutuhannya.Dalam interaksinya manusia itu pula selalu selalu terkandung benih-benih konflik sosialbaik itu yang rasional maupun irasional.Konflik-konflik sosial yang rasional yang kecenderungannya dapat dikelola secara positif,bisa dikategorikan sebagai bagian integral dalam dinamika sosial,  sedangkan  konflik-konflik irasional  merupakan  tipe  konflik yang  bersifat disfungsional.

7. Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang menunjuk pada kepada perubahan fenomena sosial baik individu maupun kelompok pada struktur maupunproses sosial, pada hakikatnya dapat dipelajari baik itu tentang sebab-sebab terjadinya,bagaimana proses perubahan itu terjadi,maupupengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan sosial tersebut

8.  Organisasi Sosial

Organisasi  sosial  pad hakikatnya merupakan  artikulasi  sosial  dari  bagian-bagian yang merupakan satu  kesatuanfungsional. Suatu organisasi sosial  jik salah satu  unsur  atau komponennya itu tersumbat,dapat menimbulkan disorganisasi sosial.Sebagai contoh, jika lembaga yudikatiff tidakmampu mengemban tugasnya sebagai lembaga”peradilan” maka yang terjadi bukan sekedarpartisipasi politik mereka menjadi menurun,melainkan dapat terjadi suatu bentukmasyarakat yang anarkhis.

9 . Penyimpangan

Munculnya penyimpangan yang seringdikaitkan dengan perilaku yang ”berbeda dananeh”
tidak  disebabkan  oleh  satu  fakto penyebab; bisa  karena  faktor  ketidaktahuan/  kurangwawasan, pergeseran standar, ambivalensimoral, dinamika sosial, inkonsistensi tindakan dan sebagainya.

10.  Globalisasi

Era globalisasi ditandai oleh ”menipisnya”batas-batas negara-bangsa secara politik, ekonomi, budaya. Sebab pada era globalisasi tersebut pengaruh aspek teknologi informasi khususnya sedemikian cepat meluas danmudahnya akses informasi-informasikendatipun hal itu terjadi di belahan bumi yangterpencil.

11. Patronase

Patronase seringkali menimbulkan korupsi .Sumber-sumber publik dipakai sebagai sumber penyuapan. Individu-individu yang berhutang karir dan posisi kepada patron mereka akan dipaksa untuk melaksanakan tindakan-tindakan ilegel. Hak-hak warga negara diletakkan dibawah hak istimewa para klien (Pasquino, 2000: 737).

12. Kelompok

Dalam sosiologi sangat berkepentingan dengan studi tentang kelompok (groups) , sebab melalui  kajian  tentang  kelompok  tersebut dapat  mempelajari  berbagai  hubungan  yang
bersifat kebiasaan (habitual), melembaga, atau yang bertahan lama, yang biasanya terjalin antar  kelompok.  Dan,  kelompok  itu  sendiri dipandang  sebagai  elemen  pentin dalam
struktur sosial (Holy, 2000: 421).

13. Patriarki

Dalam  masyarakat  modern  sekarang  ini, sistem  masyarakat  patriarki  sering  mendapat reaksi dari kaum feminis radikal. Kaum feministersebut berasumsi bahwa perbedaan- perbedaan biologis antara pria dan wanita tidakharus diperhitungkan yang menyebabkan banyaknya   cara   menguraikan   berbagai  hubungan   antar   jenis   kelamin.   Begitu  juga masyarakat non Barat tidak harusmembuat suatu pembedaan dikotomi biologiyang jelas antara pria dan wanita, juga antaraalam dengan budaya (Atkinson dan Errington, 1990; MacCormac dan Strathern, 1980).

14. Hirarki

Bagi seseorang anggota militer, semestinyamemahami hirarki kepangkatan dan jenjang komnado yang berlaku dalam kesatuannya.Hal ini akan berbeda dengan sistem masyakat
sipil   yang   menekankan   prinsip-prinsip  egaliter   dan   kesetaraan   lainnya   yang  lebih demokratis.




                       



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi lahir pada tahun 1839, berasal dari kata latin socius yang berarti kawan, dan logos yang berasal dari bahasa yunani yang berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Bagi comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan lainnya dari inggris, yaitu herbert spencer (1820-1830), merupakan tokoh pertama yang menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul  “principles of sociology”. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala sosial atau gejala alamiah itu adalah hukum evolusi unversal (spencer 1967). Gejala fisik, biologis, dan sosial itu semuanya tunduk pada hukum dasar tersebut. Kemudian prinsip-pinsip evolusi tersebut juga diperluas dari tingkat gilogis ke sosial sehingga semboyan surnival of the fittest dalam darwinisme sosial itu pun sebenarnya dari herbert spencer.
Nama-nama, seperti auguste comte dan emile durkheim (prancis), hertbert spencer (inggri), karl marx, manhein, max weber, Georg simmel, charles horton cooley, beserta tokoh sosiologi lainnya.
 B. Saran
            Demikian makalah yang dapat kami buat, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan di makalsh ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar penulis dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA
Suparman Dadang . 2011 . pengantar ilmu sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara
Bruce Cohen. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rineka Cipta


Kata Pengantar
Assalammu’alaikum wr.wb
            puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manfaat Sosiologi, Sejarah Perkembangan Sosiologi, Konsep-Konsep, Teori Dan Generalisasi Dalam Sosiologi”
            Makalah ini di buat bertujuan untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah pengantar ilmu-ilmu sosial. Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan buku sebagai referensi pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini agar dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
Wasalammu’alaikumwr.wb


















Text Box: i
 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah.............................................................................1
B.     Rumusan masalah.....................................................................................1
C.    Tujuan makalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Manfaat sosiologi .....................................................................................2
B.     Sejarah perkembangan sosiologi...............................................................4
C.     Konsep-konsep sosiologi...........................................................................6
D.    Teori-teori dan generalisasi dalam sosiologi.............................................10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................17
B.     Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA













Text Box: ii
 


[1] Dadang Supardan.,Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), hlm 110 - 111
[2] Cohen Bruce., Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1992), hlm 27
[3] Dadang Supardan.,Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), hlm 113-148
[4] Dadang Supardan.,Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), hlm 153-162

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar